Rabu, 27 Februari 2013

Kegigihan Seorang Andrie Wongso

Pada usia 22 tahun beliau berusaha mencari kerjaan di Jakarta dan tak lama kemudian ia menerima panggilan di salah satu perusahaan sabun sebagai seorang salesman. Sambil bekerja menjadi seorang sales beliau mengisi waktu lowong dengan berlatih kungfu. Baginya, kungfu bukan sekedar bela diri akan tetapi ada nilai nilai komitmen, kedisiplinan, perjuangan dan tanggung jawab di dalamnya.

Ketika film-film kungfu mulai booming di pasaran, orang yang akrab di panggil Bang Andrie ini mulai berminat menjadi bintang film kungfu. Beliau sempat mengirimkan lamaran ke perusahaan film kungfu di Hongkong namun ia gagal.

Karena ada suatu masalah, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang salesman. Kondisi ini sempat membuat kehidupannya terganggu khususnya secara keuangan. Ditambah lagi dengan kepergian salah satu orang tuanya membuat kondisinya caruk-maruk. Akhrinya beliau memutuskan untuk pulang kampung ke Malang.

Setelah beberapa tahun di Malang, beliau kembali mengadu nasib di Jakarta pada tahun 1979. Kini ia melakoni pekerjaan sebagai Pelayan Toko. Upah yang di dapat dari pekerjaan nya itu belum cukup memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Sambil bekerja sebagai seorang pelayan toko, ia juga mendirikan sebuah perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga hasilnya penghasilan yang di dapatkan dari perguruan kungfu ini lebih besar dari gajinya sebagai seorang pelayan toko. Di sinilah kembali muncul impian untuk menjadi bintang film. Andrie lalu keluar dari pekerjaannya dan berlatih kungfu secara intensif selama dua minggu, kemudian mengirimkan foto dan surat lamaran ke Hongkong. Sungguh malang nasibnya ternyata masih di tolak.

Tiga bulan kemudian, setelah mencoba melamar ke beberapa perusahaan akhirnya ia berhasil mewujudkan impiannya menjadi bintang film di Taiwan, meski bukan sebagai aktor utama.

Setelah 3 tahun berada di Taiwan, beliau kembali ke Indonesia. Beliau mencoba bisnis kecil-kecilan dengan membuat kartu ucapan yang berisi kata-kata mutiara. Tahun 1985 lahirlah Harvest. Pada awalnya bisnis ini tidak berjalan dengan mudah, berbagai macam penolakan dan hambatan selalu menghampirinya. Dimulai dari penjualan kartu secara keliling dari sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses.

Hingga saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping. Boleh dibilang Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun secara total dalam bidang motivasi.

Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran filosofis Action and Wisdom Motivation Training. Filosofi terkenal dari Andrie Wongso adalah “Success is My Right” yang lahir delapan tahun yang lalu. Pelatihan yang diberikan Andrie Wongso kini sudah merambah ke seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet dan lain-lain.

"Masa, saya yang SD tidak tamat saja bisa (sukses), lha wong kalian yang sarjana, tamat SMA, lahir dari keluarga mampu, nggak sukses?" begitu kira-kira logika Pak Andrie. Maka, berbahagialah orang yang miskin, sekolah rendah, tapi sukses!

Saat ini beliau menjadi salah seorang motivasi terkenal dengan bayaran yang tinggi di Indonesia. Perjalanan sukses yang dilaluinya tidak lah mudah, banyak sekali jalan terjal yang harus dilalui, aral dan rintangan yang di hadapi. Namun sekali lagi ketekunan akan mengalahkan segalanya. Tetaplah semangat dalam menggapai impian dan cita-cita kita dan jangan pernah menyerah.

sumber :  blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar