Senin, 07 Oktober 2013

Rezeki Mengucur Dari Bisnis Budidaya Jamur



Menggeluti bisnis budidaya jamur memang menjanjikan sukses besar bagi pelakunya. Peluang inilah yang diambil Sumedi Purbo, warga Dusun Grogol, Cangkringan.

Menggeluti bisnis budidaya jamur memang menjanjikan sukses besar bagi pelakunya. Tanpa mengenal latarbelakang pendidikan, profesi maupun status sosial, semua orang memiliki peluang yang sama untuk bisa sukses menjalankan bisnis budidaya jamur. Peluang inilah yang diambil Sumedi Purbo, warga Dusun Grogol, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta untuk menapaki kesuksesannya.

Memiliki latarbelakang pendidikan yang cukup tinggi ternyata tidak membuat Medi (panggilan akrab Sumedi Purbo) merasa malu berprofesi sebagai petani jamur. Meskipun beliau mengantongi gelar Sarjana Filsafat dari sebuah perguruan tinggi ternama di Yogyakarta, namun Medi lebih memilih berbisnis jamur dibandingkan harus bekerja di kantoran seperti rekan-rekan lainnya.

Keputusan ini diambil Medi setelah Ia memperdalam ilmu tentang budidaya jamur di daerah Karawang, Jawa Barat dan dibimbing langsung oleh Yos Surya Adinata, seorang petani jamur yang ternyata lulusan S3 sebuah perguruan tinggi di Jerman. Suwarta juga merupakan seorang petani jamur yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Indonesia (UI). Moment inilah yang akhirnya memperkuat tekad dan motivasi Medi untuk lebih menekuni bisnis budidaya jamur.


Kisah sukses Medi diawali dari sebuah pelatihan budidaya jamur yang diikutinya pada tahun 1994. Pada saat itu Medi masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Filsafat UGM. Pelatihan jamur yang diadakan oleh sebuah lembaga riset asal Taiwan itu dijalaninya dengan setengah hati, karena pada awalnya Ia terpaksa mengikuti program tersebut dengan alasan solidaritas terhadap pemuda desa di lingkungan rumahnya yang mendapatkan amanah untuk mewakili Kecamatan Cangkringan guna mengikuti pelatihan budi daya jamur.

 Walaupun Medi telah mengikuti pelatihan budidaya jamur, namun Ia tidak lantas mengerti tentang potensi bisnis jamur. Yang Ia tau hanyalah jamur merupakan salah satu tumbuhan yang hidup ditempat kotor seperti di kayu yang sudah lapuk, di tumpukan sampah atau menempel di kotoran hewan. Bahkan pada saat itu bapak dua putra ini belum berani mengkonsumsi jamur, karena Ia masih beranggapan bahwa sebagian besar jamur mengandung racun dan tidak mengandung gizi apapun.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, di tahun 1996 Medi mulai tertarik untuk mempelajari segala hal tentang jamur. Dari mulai cara budidaya jamur, kandungan gizi, sampai manfaat dan aneka olahan jamur Ia pelajari sebagai modal awal memulai usaha. Bersama dengan rekan-rekannya, Medi kemudian serius menekuni budidaya jamur dengan membentuk Kelompok Tani Jamur Lancar. Dua tahun berjalan kelompok ini telah berkembang menjadi Koperasi Jamur Lancar yang berhasil mengekspor jamur kuping ke pasar Taiwan. Namun sayangnya belum genap 3 tahun berjalan, koperasi jamur tersebut mengalami kebangkrutan saat pasar Taiwan menghentikan impor jamur dari Yogyakarta pada tahun 1999.

Melihat rekan-rekannya mulai meninggalkan bisnis jamur, lelaki kelahiran 21 Agustus 1973 ini masih tetap gigih menjalankan usahanya sembari menambah wawasan dan pengalaman di bidang budidaya jamur. Setelah satu tahun berhasil bangkit dari keterpurukannya, di tahun 2000 Medi pun membagi ilmu yang Ia miliki dengan mendirikan Sanggar Tani Media Agro Merapi sebuah lembaga pengembangan dan pelatihan agrobisnis jamur.

Melalui lembaga Media Agro Merapi, kini Medi yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Jamur Jogjakarta memberikan pelatihan dan binaan kepada para petani jamur di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan untuk mengoptimalkan pelatihan yang diberikan, Medi memperdalam ilmunya dengan melanjutkan studi S2 di bidang Agroindustri di UPN Yogyakarta. Melalui petani binaannya, Medi berhasil membudidayakan jamur dengan teknik kultur jaringan serta mengembangkan aneka macam budidaya jamur  seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur lingzhi, dan jamur shitake.

Dengan tekad kuatdan kerja kerasnya dalam mengembangkan budidaya jamur, kini Sumedi Purbo berhasil meraup omset ratusan juta dari bisnis jamur yang dijalankannya, serta mendapatkan banyak saudara di berbagai pelosok nusantara berkat pelatihan dan binaan yang diberikan kepada para petani. Semoga profil pengusaha sukses rezeki mengucur dari bisnis budidaya jamur ini bisa menginspirasi para pembaca untuk segera memulai usaha. Karena pada dasarnya selalu ada jalan menuju kesuksesan bila kita mau berusaha. Mulai dari yang kecil, mulai dari yang mudah, mulai dari sekarang. Ayo berbisnis jamur!!!
Sumber : bisnisukm.com

1 komentar:

  1. saya Sukiman seorang TKI DI MALAYSIA
    pengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos
    sempat saya putus asa apalagi dengan keadaan susah
    gaji saya itupun buat makan sehari2. sedangkan hutang banyak
    kebetulan istri saya buka-buka internet Dan mendapatkan
    nomor MBAH KASSENG (0853-4288-2547) katanya bisa bantu melunasi hutang
    melalui jalan TOGEL dan dengan keadaan susah, terpaksa saya
    hubungi dan minta angka bocoran SGP DAN TOTO Malaysia
    angka yang di berikan waktu itu 4D yang
    ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat 257.jt Oleh Karna itu saya posting no HP MBAH KASSENG ini supaya saudarah-saudara ku di indonesia maupun di luar negri yang sangat kesulitan masalah ekonomi (kesusahan) jangan anda putus asa. Karna jalan masih panjang yang penting anda serius Dan percaya kpd MBAH KASSENG. Semua akan berubah Karna kesuksesan ada pada diri kita sendiri. Yakin dan percaya bahwa itu semua akan tercapai berkat bantuan dari ....
    MBAH KASSENG
    NO: 0853-4288-2547 / +6285-342-882-547.

    BalasHapus