Menggeluti
bisnis budidaya jamur memang menjanjikan sukses besar bagi pelakunya. Peluang
inilah yang diambil Sumedi Purbo, warga Dusun Grogol, Cangkringan.
Menggeluti bisnis
budidaya jamur memang menjanjikan sukses besar bagi pelakunya. Tanpa mengenal
latarbelakang pendidikan, profesi maupun status sosial, semua orang memiliki
peluang yang sama untuk bisa sukses menjalankan bisnis budidaya jamur. Peluang
inilah yang diambil Sumedi Purbo, warga Dusun Grogol, Kelurahan Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta untuk menapaki kesuksesannya.
Memiliki
latarbelakang pendidikan yang cukup tinggi ternyata tidak membuat Medi
(panggilan akrab Sumedi Purbo) merasa malu berprofesi sebagai petani jamur.
Meskipun beliau mengantongi gelar Sarjana Filsafat dari sebuah perguruan tinggi
ternama di Yogyakarta, namun Medi lebih memilih berbisnis jamur dibandingkan
harus bekerja di kantoran seperti rekan-rekan lainnya.
Keputusan ini
diambil Medi setelah Ia memperdalam ilmu tentang budidaya jamur di daerah
Karawang, Jawa Barat dan dibimbing langsung oleh Yos Surya Adinata, seorang
petani jamur yang ternyata lulusan S3 sebuah perguruan tinggi di Jerman.
Suwarta juga merupakan seorang petani jamur yang juga berprofesi sebagai dosen
di Universitas Indonesia (UI). Moment inilah yang akhirnya memperkuat tekad dan
motivasi Medi untuk lebih menekuni bisnis budidaya jamur.
Kisah sukses Medi
diawali dari sebuah pelatihan budidaya jamur yang diikutinya pada tahun 1994.
Pada saat itu Medi masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Filsafat
UGM. Pelatihan jamur yang diadakan oleh sebuah lembaga riset asal Taiwan itu
dijalaninya dengan setengah hati, karena pada awalnya Ia terpaksa mengikuti
program tersebut dengan alasan solidaritas terhadap pemuda desa di lingkungan
rumahnya yang mendapatkan amanah untuk mewakili Kecamatan Cangkringan guna
mengikuti pelatihan budi daya jamur.
Walaupun Medi telah mengikuti pelatihan
budidaya jamur, namun Ia tidak lantas mengerti tentang potensi bisnis jamur.
Yang Ia tau hanyalah jamur merupakan salah satu tumbuhan yang hidup ditempat
kotor seperti di kayu yang sudah lapuk, di tumpukan sampah atau menempel di
kotoran hewan. Bahkan pada saat itu bapak dua putra ini belum berani
mengkonsumsi jamur, karena Ia masih beranggapan bahwa sebagian besar jamur
mengandung racun dan tidak mengandung gizi apapun.
Setelah mengikuti
pelatihan tersebut, di tahun 1996 Medi mulai tertarik untuk mempelajari segala
hal tentang jamur. Dari mulai cara budidaya jamur, kandungan gizi, sampai
manfaat dan aneka olahan jamur Ia pelajari sebagai modal awal memulai usaha.
Bersama dengan rekan-rekannya, Medi kemudian serius menekuni budidaya jamur
dengan membentuk Kelompok Tani Jamur Lancar. Dua tahun berjalan kelompok ini
telah berkembang menjadi Koperasi Jamur Lancar yang berhasil mengekspor jamur
kuping ke pasar Taiwan. Namun sayangnya belum genap 3 tahun berjalan, koperasi
jamur tersebut mengalami kebangkrutan saat pasar Taiwan menghentikan impor
jamur dari Yogyakarta pada tahun 1999.
Melihat
rekan-rekannya mulai meninggalkan bisnis jamur, lelaki kelahiran 21 Agustus
1973 ini masih tetap gigih menjalankan usahanya sembari menambah wawasan dan
pengalaman di bidang budidaya jamur. Setelah satu tahun berhasil bangkit dari
keterpurukannya, di tahun 2000 Medi pun membagi ilmu yang Ia miliki dengan
mendirikan Sanggar Tani Media Agro Merapi sebuah lembaga pengembangan dan
pelatihan agrobisnis jamur.
Melalui lembaga
Media Agro Merapi, kini Medi yang menjabat sebagai Ketua Asosiasi Jamur
Jogjakarta memberikan pelatihan dan binaan kepada para petani jamur di seluruh
pelosok Indonesia. Bahkan untuk mengoptimalkan pelatihan yang diberikan, Medi
memperdalam ilmunya dengan melanjutkan studi S2 di bidang Agroindustri di UPN
Yogyakarta. Melalui petani binaannya, Medi berhasil membudidayakan jamur dengan
teknik kultur jaringan serta mengembangkan aneka macam budidaya jamur
seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur lingzhi, dan jamur shitake.
Dengan tekad kuatdan kerja kerasnya dalam mengembangkan budidaya jamur, kini Sumedi Purbo
berhasil meraup omset ratusan juta dari bisnis jamur yang dijalankannya, serta
mendapatkan banyak saudara di berbagai pelosok nusantara berkat pelatihan dan
binaan yang diberikan kepada para petani. Semoga profil pengusaha sukses rezeki
mengucur dari bisnis budidaya jamur ini bisa menginspirasi para
pembaca untuk segera memulai usaha. Karena pada dasarnya selalu ada jalan
menuju kesuksesan bila kita mau berusaha. Mulai dari yang kecil, mulai dari
yang mudah, mulai dari sekarang. Ayo berbisnis jamur!!!
Sumber : bisnisukm.com
saya Sukiman seorang TKI DI MALAYSIA
BalasHapuspengen pulang ke indonesia tapi gak ada ongkos
sempat saya putus asa apalagi dengan keadaan susah
gaji saya itupun buat makan sehari2. sedangkan hutang banyak
kebetulan istri saya buka-buka internet Dan mendapatkan
nomor MBAH KASSENG (0853-4288-2547) katanya bisa bantu melunasi hutang
melalui jalan TOGEL dan dengan keadaan susah, terpaksa saya
hubungi dan minta angka bocoran SGP DAN TOTO Malaysia
angka yang di berikan waktu itu 4D yang
ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat 257.jt Oleh Karna itu saya posting no HP MBAH KASSENG ini supaya saudarah-saudara ku di indonesia maupun di luar negri yang sangat kesulitan masalah ekonomi (kesusahan) jangan anda putus asa. Karna jalan masih panjang yang penting anda serius Dan percaya kpd MBAH KASSENG. Semua akan berubah Karna kesuksesan ada pada diri kita sendiri. Yakin dan percaya bahwa itu semua akan tercapai berkat bantuan dari ....
MBAH KASSENG
NO: 0853-4288-2547 / +6285-342-882-547.