Kamis, 09 Mei 2013

Kerajinan Tas Pelastik Tembus Target di Jepang


Memulai berbisnis dengan modal uang minimal atau bahkan nol itu tidak mustahil. Lihat saja sekelompok warga kelurahan Bambu Apus Jaktim yang tidak mau menyerah dengan keterbatasan modal. Tak tanggung-tanggung, mereka mengolah sedemikian rupa kemasan plastik bekas untuk dijadikan produk kerajinan tangan yang indah dipandang mata. Produk mereka tak hanya digemari konsumen dalam negeri tetapi juga manca. 

Produk-produk kerajinan ini jenisnya beragam. Ada tas jinjing, tas khusus laptop, payung, dompet, gorden dan bunga dalam pot. Semuanya menggunakan kemasan plastik bekas bungkus kopi atau pengharum pakaian yang sangat mudah dijumpai di sekitar mereka. 
  
Rahasia mereka agar dapat menembus pasar asing tak lain ialah dengan membuatnya dengan sebaik mungkin. Dengan mempersembahkan kualitas terbaik, produk apapun berpeluang tinggi untuk diterima di pasar luar negeri. Apalagi Jepang, yang terkenal dengan standar tingginya dalam estetika, tentu tak demikian mudahnya menerima produk asing jika tak bermutu bagus. Ibu Seno yang memandu pembuatan produk-produk kerajinan ini mengaku mereka sampai kewalahan mendapatkan bahan baku. Ini karena permintaan dari pasar terutama Jepang yang demikian tinggi. 

Rahasia lain yang mungkin menjadi daya saing utama produk-produk ini ialah harganya yang kompetitif. Meski dibuat dengan mutu prima, tak berarti harganya menjadi selangit. Beragam tingkatan harga disediakan sesuai ukuran produk. Misalnya, tas laptop dibanderol seharga Rp 90 ribu-Rp 100 ribu. Sementara tas jinjing sedikit lebih mahal yakni berkisar Rp 125 ribu-Rp 150 ribu. Mungkin saja kerajinan daur ulang itu akan bernilai berkali-kali lipat saat dijual ke luar negeri.

Sumber : bisnisusahablogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar