Kamis, 16 Mei 2013

Mantan TKI Kini Pengusaha Mobil


Kisah  tragis yang menimpa tenaga kerja Indonesia (TKI) seringkali menjadi topik pemberitaan di media massa. Kebanyakan TKI mendapat perlakuan tidak manusiawi ketika bekerja di luar negeri.

Di sisi lain, ada warga yang sukses menjadi TKI dan luput dari perhatian. Salah satunya adalah Edi Suryadi (46), warga Kampung Cirendeu RT 03 RW 03 Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.

Edi pernah menjadi TKI selama empat tahun di Arab Saudi. Keberangkatan Edi menjadi sopir di negeri orang pada 2000 lalu itu hanya semata untuk mencari modal usaha di negara sendiri. Setelah modal terkuhttp://cms.republika.co.id/news/creatempul, Edi kembali pulang ke Tanah Air pada 2004.

Berbeda dengan TKI lainnya, sebelum berangkat ke luar negeri, Edi telah menguasai bahasa Arab. Pemahaman bahasa Arab diperolehnya ketika belajar di madrasah. "Kemampuan bahasa menjadi modal utama bekerja di luar negeri," tutur Edi.  Jika tidak mampu menguasai bahasa negara tempat bekerja, maka potensi untuk dibohongi dan diperlakukan kasar sangat besar terjadi.

Kemampuan bahasa itu pula yang menjadikan penghasilan Edi lebih besar. Pasalnya, Edi sempat menawar gaji yang ditawarkan kepadanya. Awalnya, gaji yang diberikan hanya sebanyak 800 riyal Saudi per bulan. Namun, Edi meminta sebesar 1.200 riyal per bulan. Permintaan itu disanggupi oleh majikannya di Arab Saudi.
Dampaknya, kata Edi, setiap empat bulan sekali dia bisa mengirimkan uang sebesar Rp 10 juta ke tanah air. Uang itu ditabung oleh istrinya, Eti Budiati (40) untuk modal usaha membuka showroom mobil.

Setelah empat tahun bekerja di Arab Saudi, kata Edi, dia memutuskan untuk pulang ke tanah air. Uang yang ditabungnya selama ini dijadikan modal usaha membuka showroom mobil bekas dan baru di tempat tinggalnya.

Hasil menjadi TKI pun dapat digunakan untuk membiayai anaknya hingga kuliah di perguruan tinggi. Bahkan, Edi sanggup membeli sawah dan mobil pribadi. Meskipun berhasil bekerja di luar negeri, namun Edi enggan kembali ke Arab Saudi. "Bekerja di dalam negeri lebih nyaman," prinsip dia.


Sumber : republika.co.id 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar