Seperti dikutip dari laman money.cnn.com, Minggu, 29 Mei 2011, saat ini
terdapat 8 enterprenur muda dengan sepak terjang yang harus diawasi
terus. Ke delapan enterpreneur ini dianggap memiliki masa depan gemilang dengan gagasan bisnis
yang ada di benak mereka.Bahkan sebahagian besar dari mereka malah
berusia sangat belia, masih belasaan tahun. Siapa sajakah anak-anak
ajaib itu..? Berikut adalah ke 8 anak sukses tersebut..
1. Lean Archer (15 Tahun)
Pemudi berusia 15 tahun ini membuktikan bahwa menjalankan bisnis skala
kecil yang bisa meraih kesuksesan bisa dibuat layaknya tempat bermain
anak-anak.
Leanna Archer memutuskan untuk menjadi pebisnis di bidang perawatan rambut ketika berusia 11 tahun.
"Idenya datang ketika saya menerima banyak sanjungan mengenai rambutku
dan seketika itu saya sadar harus berterima kasih pada produk rumahan
yang saya buat," kata Archer. "Saya tidak akan kehilangan apa-apa karena
saya pikir kalau ini tidak berhasil, perjalanan hidup saya masih
panjang."
Perusahaan yang didirikan Archer, Leanna's Inc, membuat delapan produk
organik, produk perawatan rambut, yang didalamnya termasuk tata rambut,
krim rambut dan sampo.
Rahasia produknya merupakan resep turun menurun di keluarganya sejak
lama dan dijamin bebas dari zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Tahun lalu, Leanna's Inc mampu meraup pendapatan lebih dari US$100 ribu.
Pebisnis cilik asal Long Island menargetkan pertumbuhan menjadi lebih
dari US$300 ribu. Saat ini, perusahaan tengah berencana membangun kantor
perwakilan di seluruh wilayah Amerika Serikat.
2. Robert Nay (14 Tahun)
Pada usia 14 tahun, permainan pertama yang dibuat Robert Nay, Bubble
Ball, telah diunduh lebih dari 2 juta sejak dua pekan diluncurkan. Hal
yang tidak terlalu buruk mengingat rata-rata permainan mobile hanya
diundur beberapa ribu kali.
Pada Januari lalu, Bubble Ball malah berhasil mengalahkan game mobile
terbesar Anggry Birds sebagai permainan yang banyak diunduh dalam
fasilitas Apple App store.
"Teman saya mengusulkan agar membuat permainan yang bisa digunakan di
perangkat Apple. Saya berpikir ini hal yang menarik dan saya pun
mencobanya," kata Nay.
Tanpa latar belakang ilmu pengkodean dalam komputer, Nay pergi ke
perpustakaan publik untuk mempelajari bagaimana membuat program
permainan.
Satu bulan setelah membaca beberapa buku dan memproduksi lebih dari
4.000 kode-kode program, Bubble Ball berhasil dibuat. Total biaya untuk
memproduksi permainan ini mencapai US$1.200 yang berasal dari sumbangan
orangtua Nay untuk membeli komputer Machintos dan perangkat lunak
berlisensi.
Program permainan Puzzle yang tersedia untuk Apple dan perangkat
berbasis Android ini, kini sudah diunduh lebih dari tujuh juta kali.
Perusahaan pengembangan permainan yang sudah memasuki tahun ke delapan
ini, Nay Games, saat ini sedang mengembangkan beberapa tambahan baru
pada Bubble Ball seperti proyek program lainnya.
3. Mark Bao (18 Tahun)
Pada usia 18 tahun, Mark Bao yang merupakan warga New York dinobatkan
sebagai enterpreneur teknologi dan philanthropi paling sukses. Pemuda
belasan tahun ini telah menjual tiga perusahaan website dimana dua
diantaranya dianggap memberikan keuntungan sangat besar.
Satu perusahaan web-nya telah memperoleh anggota lebih dari seperempat
juta hanya dalam tiga minggu setelah diluncurkan. Bao juga kini telah
mulai mendirikan yayasan non-profit.
Perusahaan lamanya yang seluruhnya dibiayai sendiri yaitu threewords.me,
situs media sosial dimana anggotanya menggambarkan tiga kata mengenai
kepribadian temannya, Atomplan, perangkat manajemen bisnis kecil, dan
Facebook Idol, aplikasi layaknya American Idol.
"Saya selalau tertarik dengan teknologi dan bagaimana ini bisa membuat
perubahan," kata Bao. "Aksi enterpreneur menciptakan perubahan."
Perusahaan yang kini dibangunnya, Supportbreeze, adalah perangkat
layanan konsumen yang membantu pebisnis dalam mengelola permohonan.
Layanan ini secara dramatis membantu mengurangi waktu dan penggunaan
tenaga kerja.
4. Lizzie Marie Likness (11 Tahun)
Juru masak yang mampu memberikan insiprasi sejak berusia dua tahun ini,
dianggap sedang dalam jalurnya untuk menjadi pengganti Rachel Ray, juru
masak yang membawakan program memasak di televisi.
Suatu ketika, orangtua Lizzie pernah bertanya bagaimana caranya
memperoleh uang. Seketika itu, Lizzie menjawab, "Saya menjual makanan
rumahan yang sehat untuk pasar lokal." Sejak saat itu, Lizzie dianggap
sebagai pendiri dari Lizzie Marie Cuisine.
"Lizzie Marie Cuisine sangat unik karena saya mengajarkan anak-anak
bagaimana memasak makanan sehat yang menyenankan dan bagaimana hidup
sehat," ujar Lizzie. "Perusahaan saya mengajarkan masyarakat, tidak
hanya memakan yang sehat tetapi juga bagaimana hidup sehat."
Beberapa tahun kemudian, pembicaraan mengenai resep originil dan
kemampuan untuk memberdayakan kaum modal yang dimiliki Lizzie menjadi
percakapan hangat penduduk lokal. Lizzie kemudian mendapat sejumlah
undangan untuk memamerkan caranya memasak bersama sejumlah koki terkenal
dalam sebuah acara.
Saat ini, Likness merupakan serial televisi paling diminati di WebMD Fit
Channel dengan nama program Healthy Cooking with Lizzie. Dia juga baru
saja menandatangani kontrak program terkenal TV terkenen dengan salah
satu perusahaan di New York, DBG. Serta agen pemasaran digital global,
Digitas.
5. Farrhad Acidwalla (17 tahun)
Dengan bermodal US$10 dari orangtuanya, Farrhad Acidwalla telah masuk
dalam peringkat entrepreneur pada usia 13 tahun ketika memutuskan
membangun komunitas online yang khusus menyasar aviasi dan
aero-modeling. Beberapa bulan kemudian, dia memutuskan menjual
komunitasnya tersebut kepada seorang penggemar senilai US$1.200.
Empat tahun kemudian, Acidwalla menempatkan US$400 pada Rockstah Media
sebuah agen yang fokus pada bisnis branding, pemasaran, dan pengembangan
web di Maharashtra, India.
"Di masa depan, kami berencana mendiversifikasi usaha dan memperluas
skala bisnis dengan memproduksi program hiburan berbahasa Hindi," kata
Acidwalla. seraya mengungkapkan dirinya mempertahankan 42 pegawainya
dengan menawarkan keuntungan kepemilikan saham.
6. Asya Gonzalez (14 tahun)
Asya lahir dari orangtua yang memang memiliki darah entrepreneur dan
langkah itu pun ingin diikuti perempuan berusia 14 tahun ini.
"Saya menyadari bahwa keinginan saya adalah memperoleh kebebasan,
menghasilkan uang dan peraturan sendiri. Kamu tidak bisa melakukan itu,
semua hanya dengan menaiki jenjang perusahaan...kata Ayah saya," ujar
Asya.
Pada usia 13 tahun, Gonzalez meluncurkan Stinky Feet Gurlz, sebuah
perusahaan yang mendesain, memasarkan, dan menjual t-shirt era 1940-an
dan perlengkapannya.
Perusahaannya juga menyumbangkan uang dari setiap pakaian yang dijual ke
She's Worth It!, lembaga non profit yang dibangunnya dan dikhususkan
pada perdagangan manusia dan perbudakan seks.
Asya menargetkan pendapatan perusahaan tahun depan bisa menembus US$20 ribu.
7. Brian Wong (20 tahun)
Dua tahun lalu dalam sebuah perjalanan panjang menggunakan pesawat,
Brian Wong menyadari banyak penumpang pesawat merupakan penggila games
mobile dan bisa menghabiskan berjam-jam untuk melakukan hal itu.
Beberapa waktu setelah itu, mantan pegawai Digg ini mulai menggelar
penelitian pasar dan mulai memikirkan rencana untuk platform program
games.
Dalam setahun setelah ide itu muncul, Wong telah mampu meraup US$4 juta untuk pendanaan perusahaannya yang bernama, Kiip.
"Saya selalu gatal dengan hal-hal berbau entrepreneur, namun yang paling
membuat saya bersemangat adalah peluang untuk menciptakan ulang ruang
baru," kata Wong.
Kurang dari dua bulan, Kiip sudah dikenal sebagai jaringan pemberi
hadiah mobile yang menawarkan penggila games hadiah sungguhan dari
penghargaan virtual. Hadiah yang ditawarkan misalnya kupon untuk sebotol
soda jika memperoleh nilai tertinggi atau menyelesaikan tingkatan
tersulit.
Dengan akses lebih dari 15 juta penggila games dan klien, seperti Dr
Pepper dan Sephora, entrepreneur muda asal San Fransisco ini berharap
bisa menjadi pemimpin dalam bisnis periklanan bergerak.
8. Adam Horwitz (19 tahun)
Sejak usia 15 tahun, Adam Horwitz telah memiliki cita-cita
entrepreneur-nya yaitu menciptakan perusahaan bernilai jutaan dolar AS
ketika usianya sudah 21 tahun.
Tiga tahun berlalu dengan 30 usaha yang tidak sukses, Horwitz akhirnya
bisa menghasilkan satu produk sukses bernama Mobile Monopoly. Pelatihan
dengan sistem online ini mengajarkan masyarakat bagaimana cara
menghasilkan uang menggunakan teknik pemasaran mobile dan mendatangkan
keuntungan bagi Horwitz.
Dia lalu menambahkan beberapa pelatihan online lain, di mana setiap
pelatihan menambah pendapatan dan akhirnya menghasilkan jutaan dolar AS
ketika ulang tahunnya yang ke-18. Perusahaan Mobile Monopoly yang
dibangunnya adalah platform pelatihan multimedia yang membantu pemilik
bisnis.
"Saya senang bisa membangun sebuah bisnis dan memperhatikannya berkembang menjadi perusahaan besar," kata Horwitz.
Usaha lain yang sedang dibangun adalah Yeptext, sebuah layanan pesan
singkat yang bisa membuat perusahaan memikat pelanggan di lokasinya
masing-masing menggunakan iklan menggunakan pesan singkat ke telepon
genggamnya. (art)
Sumber:vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar