Senin, 27 Agustus 2012

8 Entrepreneur Cilik Dunia Tersukses

Seperti dikutip dari laman money.cnn.com, Minggu, 29 Mei 2011, saat ini terdapat 8 enterprenur muda dengan sepak terjang yang harus diawasi terus. Ke delapan enterpreneur ini dianggap memiliki masa depan gemilang dengan gagasan bisnis yang ada di benak mereka.Bahkan sebahagian besar dari mereka malah berusia sangat belia, masih belasaan tahun. Siapa sajakah anak-anak ajaib itu..? Berikut adalah ke 8 anak sukses tersebut..
1. Lean Archer (15 Tahun)
Pemudi berusia 15 tahun ini membuktikan bahwa menjalankan bisnis skala kecil yang bisa meraih kesuksesan bisa dibuat layaknya tempat bermain anak-anak.

Leanna Archer memutuskan untuk menjadi pebisnis di bidang perawatan rambut ketika berusia 11 tahun.

"Idenya datang ketika saya menerima banyak sanjungan mengenai rambutku dan seketika itu saya sadar harus berterima kasih pada produk rumahan yang saya buat," kata Archer. "Saya tidak akan kehilangan apa-apa karena saya pikir kalau ini tidak berhasil, perjalanan hidup saya masih panjang."

Perusahaan yang didirikan Archer, Leanna's Inc, membuat delapan produk organik, produk perawatan rambut, yang didalamnya termasuk tata rambut, krim rambut dan sampo.

Rahasia produknya merupakan resep turun menurun di keluarganya sejak lama dan dijamin bebas dari zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Tahun lalu, Leanna's Inc mampu meraup pendapatan lebih dari US$100 ribu. Pebisnis cilik asal Long Island menargetkan pertumbuhan menjadi lebih dari US$300 ribu. Saat ini, perusahaan tengah berencana membangun kantor perwakilan di seluruh wilayah Amerika Serikat.

2. Robert Nay (14 Tahun)

Pada usia 14 tahun, permainan pertama yang dibuat Robert Nay, Bubble Ball, telah diunduh lebih dari 2 juta sejak dua pekan diluncurkan. Hal yang tidak terlalu buruk mengingat rata-rata permainan mobile hanya diundur beberapa ribu kali.

Pada Januari lalu, Bubble Ball malah berhasil mengalahkan game mobile terbesar Anggry Birds sebagai permainan yang banyak diunduh dalam fasilitas Apple App store.

"Teman saya mengusulkan agar membuat permainan yang bisa digunakan di perangkat Apple. Saya berpikir ini hal yang menarik dan saya pun mencobanya," kata Nay.

Tanpa latar belakang ilmu pengkodean dalam komputer, Nay pergi ke perpustakaan publik untuk mempelajari bagaimana membuat program permainan.

Satu bulan setelah membaca beberapa buku dan memproduksi lebih dari 4.000 kode-kode program, Bubble Ball berhasil dibuat. Total biaya untuk memproduksi permainan ini mencapai US$1.200 yang berasal dari sumbangan orangtua Nay untuk membeli komputer Machintos dan perangkat lunak berlisensi.

Program permainan Puzzle yang tersedia untuk Apple dan perangkat berbasis Android ini, kini sudah diunduh lebih dari tujuh juta kali.

Perusahaan pengembangan permainan yang sudah memasuki tahun ke delapan ini, Nay Games, saat ini sedang mengembangkan beberapa tambahan baru pada Bubble Ball seperti proyek program lainnya.

3. Mark Bao (18 Tahun)

Pada usia 18 tahun, Mark Bao yang merupakan warga New York dinobatkan sebagai enterpreneur teknologi dan philanthropi paling sukses. Pemuda belasan tahun ini telah menjual tiga perusahaan website dimana dua diantaranya dianggap memberikan keuntungan sangat besar.

Satu perusahaan web-nya telah memperoleh anggota lebih dari seperempat juta hanya dalam tiga minggu setelah diluncurkan. Bao juga kini telah mulai mendirikan yayasan non-profit.

Perusahaan lamanya yang seluruhnya dibiayai sendiri yaitu threewords.me, situs media sosial dimana anggotanya menggambarkan tiga kata mengenai kepribadian temannya, Atomplan, perangkat manajemen bisnis kecil, dan Facebook Idol, aplikasi layaknya American Idol.

"Saya selalau tertarik dengan teknologi dan bagaimana ini bisa membuat perubahan," kata Bao. "Aksi enterpreneur menciptakan perubahan."

Perusahaan yang kini dibangunnya, Supportbreeze, adalah perangkat layanan konsumen yang membantu pebisnis dalam mengelola permohonan. Layanan ini secara dramatis membantu mengurangi waktu dan penggunaan tenaga kerja.

4. Lizzie Marie Likness (11 Tahun)

Juru masak yang mampu memberikan insiprasi sejak berusia dua tahun ini, dianggap sedang dalam jalurnya untuk menjadi pengganti Rachel Ray, juru masak yang membawakan program memasak di televisi.

Suatu ketika, orangtua Lizzie pernah bertanya bagaimana caranya memperoleh uang. Seketika itu, Lizzie menjawab, "Saya menjual makanan rumahan yang sehat untuk pasar lokal." Sejak saat itu, Lizzie dianggap sebagai pendiri dari Lizzie Marie Cuisine.

"Lizzie Marie Cuisine sangat unik karena saya mengajarkan anak-anak bagaimana memasak makanan sehat yang menyenankan dan bagaimana hidup sehat," ujar Lizzie. "Perusahaan saya mengajarkan masyarakat, tidak hanya memakan yang sehat tetapi juga bagaimana hidup sehat."

Beberapa tahun kemudian, pembicaraan mengenai resep originil dan kemampuan untuk memberdayakan kaum modal yang dimiliki Lizzie menjadi percakapan hangat penduduk lokal. Lizzie kemudian mendapat sejumlah undangan untuk memamerkan caranya memasak bersama sejumlah koki terkenal dalam sebuah acara.

Saat ini, Likness merupakan serial televisi paling diminati di WebMD Fit Channel dengan nama program Healthy Cooking with Lizzie. Dia juga baru saja menandatangani kontrak program terkenal TV terkenen dengan salah satu perusahaan di New York, DBG. Serta agen pemasaran digital global, Digitas.

5.  Farrhad Acidwalla (17 tahun)
Dengan bermodal US$10 dari orangtuanya, Farrhad Acidwalla telah masuk dalam peringkat entrepreneur pada usia 13 tahun ketika memutuskan membangun komunitas online yang khusus menyasar aviasi dan aero-modeling. Beberapa bulan kemudian, dia memutuskan menjual komunitasnya tersebut kepada seorang penggemar senilai US$1.200.

Empat tahun kemudian, Acidwalla menempatkan US$400 pada Rockstah Media sebuah agen yang fokus pada bisnis branding, pemasaran, dan pengembangan web di Maharashtra, India.

"Di masa depan, kami berencana mendiversifikasi usaha dan memperluas skala bisnis dengan memproduksi program hiburan berbahasa Hindi," kata Acidwalla. seraya mengungkapkan dirinya mempertahankan 42 pegawainya dengan menawarkan keuntungan kepemilikan saham.

6. Asya Gonzalez (14 tahun)
Asya lahir dari orangtua yang memang memiliki darah entrepreneur dan langkah itu pun ingin diikuti perempuan berusia 14 tahun ini.

"Saya menyadari bahwa keinginan saya adalah memperoleh kebebasan, menghasilkan uang dan peraturan sendiri. Kamu tidak bisa melakukan itu, semua hanya dengan menaiki jenjang perusahaan...kata Ayah saya," ujar Asya.

Pada usia 13 tahun, Gonzalez meluncurkan Stinky Feet Gurlz, sebuah perusahaan yang mendesain, memasarkan, dan menjual t-shirt era 1940-an dan perlengkapannya.

Perusahaannya juga menyumbangkan uang dari setiap pakaian yang dijual ke She's Worth It!, lembaga non profit yang dibangunnya dan dikhususkan pada perdagangan manusia dan perbudakan seks.

Asya menargetkan pendapatan perusahaan tahun depan bisa menembus US$20 ribu.

7. Brian Wong (20 tahun)
Dua tahun lalu dalam sebuah perjalanan panjang menggunakan pesawat, Brian Wong menyadari banyak penumpang pesawat merupakan penggila games mobile dan bisa menghabiskan berjam-jam untuk melakukan hal itu.

Beberapa waktu setelah itu, mantan pegawai Digg ini mulai menggelar penelitian pasar dan mulai memikirkan rencana untuk platform program games.

Dalam setahun setelah ide itu muncul, Wong telah mampu meraup US$4 juta untuk pendanaan perusahaannya yang bernama, Kiip.

"Saya selalu gatal dengan hal-hal berbau entrepreneur, namun yang paling membuat saya bersemangat adalah peluang untuk menciptakan ulang ruang baru," kata Wong.

Kurang dari dua bulan, Kiip sudah dikenal sebagai jaringan pemberi hadiah mobile yang menawarkan penggila games hadiah sungguhan dari penghargaan virtual. Hadiah yang ditawarkan misalnya kupon untuk sebotol soda jika memperoleh nilai tertinggi atau menyelesaikan tingkatan tersulit.

Dengan akses lebih dari 15 juta penggila games dan klien, seperti Dr Pepper dan Sephora, entrepreneur muda asal San Fransisco ini berharap bisa menjadi pemimpin dalam bisnis periklanan bergerak.

8. Adam Horwitz (19 tahun)
Sejak usia 15 tahun, Adam Horwitz telah memiliki cita-cita entrepreneur-nya yaitu menciptakan perusahaan bernilai jutaan dolar AS ketika usianya sudah 21 tahun.

Tiga tahun berlalu dengan 30 usaha yang tidak sukses, Horwitz akhirnya bisa menghasilkan satu produk sukses bernama Mobile Monopoly. Pelatihan dengan sistem online ini mengajarkan masyarakat bagaimana cara menghasilkan uang menggunakan teknik pemasaran mobile dan mendatangkan keuntungan bagi Horwitz.

Dia lalu menambahkan beberapa pelatihan online lain, di mana setiap pelatihan menambah pendapatan dan akhirnya menghasilkan jutaan dolar AS ketika ulang tahunnya yang ke-18. Perusahaan Mobile Monopoly yang dibangunnya adalah platform pelatihan multimedia yang membantu pemilik bisnis.

"Saya senang bisa membangun sebuah bisnis dan memperhatikannya berkembang menjadi perusahaan besar," kata Horwitz.

Usaha lain yang sedang dibangun adalah Yeptext, sebuah layanan pesan singkat yang bisa membuat perusahaan memikat pelanggan di lokasinya masing-masing menggunakan iklan menggunakan pesan singkat ke telepon genggamnya. (art)
 
Sumber:vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar