Salah satu kunci sukses dalam bisnis adalah tidak henti-hentinya belajar, belajar dari lingkungan, pengalaman, maupun belajar dari pengalaman orang lain.
Kesuksesan enterpreneur terdahulu merupakan inspirasi untuk
mengembangkan bisnis yang kita jalankan saat ini. Setiap orang memiliki
jalan sukses yang berbeda-beda, yang kita lakukan adalah mendapatkan inspirasi dari kesuksesan orang lain bukan menjiplak apa yang dilakukan orang lain.
Setiap situasi bisnis dan lingkungan akan berbeda-beda dan sangat unik.
Akan tetapi ada semangat dan nilai yang terkandung di dalamnya yang
perlu kita tangkap. Bagaimana seorang enterpreneur memanage dan
mengendalikan bisnis merupakan nilai yang perlu dipelajari dan diambil
pelajaran. Bagaimanapun juga seorang pemimpin dalam bisnis harus mampu memegang kendali bisnis dan memberikan motivasi kepada bawahannya.
Siapa tidak mengenal Ciputra, tokoh enterpreneur yang cukup tersohor di
negeri ini. Banyak orang terinspirasi oleh kesuksesan yang ia capai.
Kesuksesannya tidak lepas bagaimana sikap dan kebiasaan hidupnya dalam
mengelola bisnis. Sikap dan perilaku hidup inilah yang banyak dijadikan
inspirasi banyak orang. Suatu ketika Pak Ciputra tiba-tiba meminta sang
sopir untuk menghentikan mobilnya ketika memasuki kawasan wisata Taman
Impian Jaya Ancol. Ciputra langsung turun dan memungut beberapa sampah
yang terserak di jalan, lalu memasukkannya ke tong sampah yang tersedia
di pinggir jalan. Setelah itu, seolah tak terjadi apa-apa, ia naik lagi
ke mobil, disaksikan para karyawan di lingkungan Taman Impian Jaya Ancol
yang hanya bisa tertegun dan tertunduk malu. Kawasan wisata pantai di
Jakarta Utara ini, seperti kita tahu, adalah salah satu proyek
prestisius karya sang raja properti Indonesia itu.
Cerita yang sempat populer sekitar 25 tahun yang lalu itu tetap relevan hingga sekarang: upaya seorang pemimpin bisnis menanamkan nilai-nilai utama dalam suatu bisnis.
Dalam bisnis wisata, kebersihan memang segala-galanya. Dan Ciputra
melakukannya dengan sederhana tetapi elegan. Tak perlu pidato berapi-api
atau mengutip teori orang-orang hebat. Cukup lewat keteladanan dan
contoh nyata.
Bukan cuma di lingkungan kerja. Di lingkungan keluarga – istri,
anak-anak, dan para menantunya – Ciputra pun berusaha menanamkan
nilai-nilai bisnis dan kehidupan dengan cara yang sama. Meskipun ia
tergolong orang hebat di bisnis properti, nilai-nilai hidup yang
ditularkannya simpel saja: kerja keras, jujur, menjadi warga negara
yang baik, melayani seluruh stakeholder sebaik-baiknya. Itu
sebabnya, meskipun sempat berantakan ketika dihajar krisis kawasan 1998,
bisnis properti keluarga Ciputra cepat bangkit dan tumbuh lebih besar
lagi, bahkan kini mampu berekspansi ke Australia dan Vietnam. Ini semua
karena fondasi nilai-nilai pendirinya yang bersifat universal dan
terbukti tak lekang oleh waktu dan deraan cuaca bisnis yang seburuk apa
pun.
Kalau Ciputra tak canggung menjadi “tukang pungut sampah”, Inspirasi
kesuksesan bisnis selanjutnya bisa kita petik lewat Peter F. Gontha
yang tak segan menjadi bukan siapa-siapa ketika merintis karier barunya
sebagai penyelenggara hajatan musik jaz. Peter tak malu mengakui betapa
dirinya sangat kecil dibanding tokoh-tokoh jaz dunia yang dia berusaha
mendatangkannya ke Indonesia. Bagai pasien dokter laris, Peter rela
antre berjam-jam agar bisa bertemu dengan Bob James. Setelah berhasil
ketemu dan mengenalkan diri, dengan kegigihan luar biasa Peter merayu
agar musisi jaz ternama asal Amerika Serikat itu mau datang ke Indonesia
yang kala itu sedang dilanda banyak kerusuhan. Begitu pula sederet
musisi jaz kondang lainnya, dia datangi dan rayu satu per satu. Padahal,
di negeri ini, siapa sih yang tak kenal pengusaha sekaliber Peter
Gontha!
Berkat kegigihannya, belum lama ini, International Java Jazz Festival
besutan Peter Gontha itu dinobatkan sebagai ajang festival jaz terakbar
dan tersukses di dunia, mengalahkan North Sea Jazz Festival di
Amsterdam dan penyelenggaraan festival jaz kelas dunia lainnya.
Kegigihan Peter kini mulai menular kepada putrinya, Dewi Gontha, yang
kebetulan punya passion yang sama di bidang musik jaz. Like father like
daughter. Begitulah, dengan gairah dan kegigihan seperti ayahnya, Dewi
pun mulai berani “mengemudikan” event musik jaz kelas dunia itu.
Ciputra dan Peter Gontha sekadar contoh bagaimana seorang ayah yang
sekaligus entrepreneur berusaha menularkan dan mewariskan nilai-nilai
bisnis dan kehidupan kepada anak-anak mereka. Memang, sungguh beragam
cara atau strategi yang mereka terapkan. Namun, kalau diamati, intinya
sebetulnya hampir sama. Mereka tampaknya lebih menekankan
keteladanan ketimbang petuah secara lisan, apalagi mengajarkan
teori-teori bisnis dan manajemen. Maklumlah, umumnya, sejak
dini anak-anak mereka telah disekolahkan di lembaga pendidikan formal
yang bagus, bahkan sampai ke mancanegara.
Wisdom dan strategi bisnis pada setiap pengusaha pastilah berbeda dan khas.
Dan cara mewariskannya pun tak kalah spesifik. Sebab, untuk menyatukan
chemistry antara generasi orang tua dan anak pasti butuh energi dan
upaya khusus. Zaman terus berubah, pendidikan dan ilmu berbeda, demikian
pula cara pandang dan paham hidup mereka pasti juga tak sama, bahkan
tak jarang saling bergesekan.
Karena itu, sungguh menarik menelisik kepiawaian para pengusaha
kawakan mereaktualisasi nilai-nilai hidup yang mereka anut ke era
anaknya yang sekarang. Bagaimanapun, kendati zaman terus berubah,
nilai-nilai tersebut terbukti bersifat langgeng dan tak lekang oleh
gilasan waktu. Cerita-cerita perjalanan tokok bisnis sukses tentu
memberikan pencerahan dan inspirasi bagi bisnis dan hidup kita.(Galeriukm).
Sumber : swa.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar