Jumat, 05 Juli 2013

Billy Boen Sukses Wujudkan Cita-cita Semasa Kecil

Sosok bersahaja ini membuat anak muda terinspirasi dengannya. Di tengah segudang kesibukannya, Billy menulis beragam artikel yang telah menginspirasi ratusan ribu bahkan lebih dari satu juta pembacanya di berbagai media digital. Apakah kunci kesuksesannya?

Menapak tilas kehidupan masa kecilnya, Billy Boen, biasa disapa Billy, dikenal anak yang kerap membuat onar di sekolahnya. Tapi jangan salah, Billy sangat konsisten dalam meraih cita-citanya untuk menjadi seorang pimpinan perusahaan). “Masih teringat jelas bandelnya saya saat kecil. Ada sebuah cerita unik saat SMA, yaitu wali kelas menunjuk saya untuk menjadi ketua kelas. Sempat heran memang kenapa saya yang harus menjadi ketua kelas.

Saya pikir mungkin ini strategi jitu darinya untuk mengubah kebandelan saya menjadi murid yang bertanggung jawab terhadap tugasnya,” kenang pria kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1978, ini.

Sejak kelas 3 SD, Billy terinspirasi oleh sang ayah. Meski sang ayah adalah seorang pimpinan perusahaan, Billy menyampaikan bahwa kehidupan keluarganya terbilang sederhana. Bahkan untuk biaya kuliah dan biaya hidupnya, Billy bergantung pada kartu kredit. “Saya sampai ditertawakan orang karena untuk membayar makanan seharga 3 dolar saja harus menggunakan kartu kredit. Ini merupakan ide kreatif ayah dalam membiayai kuliah, sebab saat itu Indonesia sedang krisis ekonomi.”

Billy mengambil kuliah S1 manajemen di Utah State University (USU), Amerika Serikat, pada 1996. Ia hanya menempuh pendidikan selama 2 tahun 8 bulan dan lulus pada 1999. Kampus ini ia pilih berdasarkan kemauan orang tuanya karena jumlah mahasiswa Indonesia-nya sedikit dan letaknya jauh dari kota besar Amerika. “Tujuannya agar saya konsentrasi dalam menjalani kuliah,” ungkapnya. Billy kemudian mengambil studi S2 di State University of West Georgia. Gelar MBA ia peroleh hanya dalam tempo 1 tahun, dengan predikat kelulusan cum laude, di usia 22.

Semasa kuliah, Billy pernah menjadi Presiden Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS). Selama memimpin organisasi ini, jiwa kepemimpinan Billy mulai tampak jelas. “Ini berkat didikan orang tua saya yang mengenalkan sikap tegas, kreatif, ramah, dan toleransi.” Anak kedua dari tiga bersaudara ini juga pernah bergabung dengan Sigma Chi, perkumpulan mahasiswa Yunani. Di sini, Billy merupakan satu-satunya orang Asia yang bergabung. “Di sana saya dianggap anak bawang tapi disayang dan ini merupakan penghargaan dari rasa keingintahuan saya yang mau mempelajari culture, pola pikir, dan leadership dari mereka. Bukankah seorang pemimpin harus pandai bergaul?”

Lepas lulus Billy memutuskan untuk bekerja dengan PT Berca Sportindo, distributor tunggal Nike di Indonesia. Dari posisinya yang penting di perusahaan ini, mulai dari asisten manajer lini produk Divisi Footwear, manajer senior untuk semua devisi, dan pos manajer penjualan & pemasaran Nike (korporat), jiwa kepemimpinannya tampak makin jelas. Namun demikian, ia tidak berpuas diri, dan pada 2005 memutuskan untuk bergabung dengan Oakley Indonesia yang berkantor pusat di Bali. Menduduki posisi sebagai General Manajer di usia 26 tidak lantas membuat Billy sombong. Prestasinya terlihat jelas dengan peningkatan penjualan Oakley hingga tiga kali lipat dalam jangka tiga tahun dan penambahan jumlah karyawan dari 80 menjadi 240.

Karier Billy terus meningkat dan pada Desember 2006 ia mendirikan Jakarta International Management (JIM) bersama Rudhy Buntaram, pemilik Optik Seis. Selanjutnya di tahun 2008, Billy digaet oleh Grup Mugi Rekso Abadi (MRA) untuk dijadikan kepala divisi F&B dan membawahi tiga entitas bisnis milik Grup MRA, yaitu Hard Rock Cafe Jakarta, Hard Rock Cafe Bali, dan Haagen-Dazs, dengan total karyawan 500 orang.

Pada April 2009, Billy merilis buku Young On Top (YOT) yang diterbitkan oleh GagasMedia. Buku ini berisi 30 kunci sukses di usia muda ditujukan bagi anakmuda untuk bisa meraih kesuksesan terutama dalam pekerjaanny. YOT kemudian berkembang jadi sebuah rangkaian YOT Campus Roadshow, mengunjungi puluhan kampus ternama di Indonesia. Tidak hanya itu, perkembangan YOT makin pesat dan menjadi ajang untuk mengenalkan bisnis kepada para pengusaha muda. Terbukti, pada November 2009 Billy memulai program mingguan “Young On Top Live” di sebuah stasiun radio dan Juli 2010 Billy membentuk Young On Top Campus Ambassadors (YOT CA), program mentorship yang terinspirasi dari Young On Top. Perkembangan YOT di Indonesia kemudian menarik salah satu stasiun TV untuk menayangkan acara bertajuk “Young On Top” dengan Billy sebagai pemandu acara.

Tak hanya memberikan motivasi pada kaum muda, Billy juga menggagas program T2Share (Tee To Share) di YOT. Menurutnya, inisiatif ini terinspirasi dari program ‘one for one’ Toms Shoes yang membagikan sepatu kepada anak sekolah tak bersepatu. Pun begitu dengan T2Share. Hanya saja, yang disumbangkan pada program ini berupa t-shirt. Untuk setiap satu t-shirt yang terjual, maka satu t-shirt yang sama akan disumbangkan untuk mereka yang membutuhkan. “Menurut saya kegiatan sosial ini terasa lebih konkrit. Dengan dukungan komunitas YOT di 35 kota, saya berharap bisa keliling Indonesia untuk membagikan T-shirt bagi yang membutuhkan,” tutup Billy. 

Sumber : marketplus.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar