Jumat, 19 Juli 2013

James Pengusaha Kedai San Bao Long

Meluncurkan kembali kenangan lama Kota Semarang tempo dulu saat bersantap di Kedai San Bao Long. Indera penglihatan dan pengecap akan dimanjakan dengan nuansa budaya Jawa dan China yang berpadu harmonis.

Kota Semarang kental dengan nuansa etnis China.  Sejarahnya memang Semarang dulu menjadi kota pelabuhan tempat pedagang China berlabuh dan menjajakan barang dagangannya. Karenanya sekarang banyak keturunan China yang menetap di Semarang. Budaya China akhirnya melebur dengan harmonis di sana. Seakan tak terpisahkan lagi antara budaya Jawa dengan budaya China termasuk kulinernya. Di Semarang dapat kita temui dengan mudah rupa-rupa masakan Jawa berfusi dengan masakan China. Namun tidak semua tempat akan menampilkan harmonisasi kedua budaya tersebut dalam satu tempat.

Adalah Kedai San Bao Long yang membuat peleburan antara kuliner Jawa dengan China terasa begitu sempurna. Mulai dari sajiannya sampai interiornya yang ditampilkan dengan apik menceritakan sejarah Kota Semarang tempo dulu. “Dengan menjual masakan Semarang  saya ingin menunjukkan konsep tempo dulu sebab saya merasa banyak kebudayaan dan sejarah yang dimiliki oleh Kota Semarang yang patut ditonjolkan,” ujar James Santoso. Nama restoran ini pun berasal dari bahasa China, San Bao Long yang berarti Semarang. Ia beri nama kedai meskipun konsepnya restoran lantaran jaman dulu tempat makan acapkali disebut kedai. Restoran ini berdiri dari kesenangan James bermain sebuah game online tentang dunia memasak. Dari sebuah kegiatan yang dianggap nyleneh itulah James percaya diri membangun restoran unik di Semarang.

Restoran ini dibangun dengan gaya rumah jaman Belanda yang terkesan kuno namun kokoh menaungi segala interior khas budaya China dan Jawa di dalamnya. Tamu akan dibuat merasa memasuki sebuah museum kuno sejarah Kota Semarang. Kenangan akan suasana Kota Semarang jaman dulu akan kembali melintas di benak begitu menginjakkan kaki di restoran ini. “Jadi jika tamu datang ke resto saya mereka bisa merasakan bersantap malam di rumah orang tua mereka jaman dulu,” kata James.

Seluruh mebel pelengkap interior restoran menggunakan benda-benda tempo dulu. James bahkan menyempatkan diri memburu barang antik hingga ke Jakarta dan Bandung demi merealisasikan desain restoran impiannya. “Beruntung saya juga banyak mendapat masukan tentang barang antik dari para penggemar benda-benda jadul,” lanjut James. Seluruh sudut restoran dipenuhi pernak-pernik khas China yang dipajang di sebuah lemari ukiran khas Jepara. Sambil bersantap mata tamu akan dimanjakan dengan keindahan desain ruangan restoran. Sampai-sampai tamu tidak menyadari jika mereka sedang berada di dalam restoran.

Berdiri diatas lahan seluas 3000m2 bangunan restoran hanya mengisi lahan seluas 600m2 yang dapat menampung sekitar 150 tamu dan 250 tamu bagi yang ingin menyelenggarakan standing party. Sisa luas lahan dibiarkan terbuka sebagai area parkir yang mampu menampung hingga 30 kendaraan. Sudut-sudutnya  ditumbuhi pepohonan rindang yang menambah suasana restoran kian asri.

Untuk menu masakannya dominan masakan khas Semarang yang dipadu dengan citarasa oriental. Mengingat nama restoran sangat kental dengan nuansa China banyak tamu yang mengira menu masakan di restoran ini tidak halal namun James menjamin seluruh menu bisa dikonsumsi oleh warga Muslim. James sadari betul restorannya bediri di tengah pemukiman warga yang mayoritas memeluk agama Islam. Karenanya ia mengakronimkan nama restorannya menjadi SBL saja. “Setelah berjalan beberapa bulan saya merasakan bahwa nama kedai saya terlalu oriental, padahal masakan yang saya jual adalah masakan halal. Jadi mulai Januari 2012 saya akan menyingkat nama resto saya jadi SBL (singkatan dari San Bao Long) jadi bagi para warga Muslim tidak sungkan untuk mencoba mampir ke resto saya,” cerita James.

Menu andalan di restoran ini adalah gurami SBL yaitu gurami yang digoreng garing lalu disiram dengan saus mangga. Sementara menu orientalnya adalah bebek panggang dengan campuran berbagai macam saos khas oriental. Kedua menu tersebut menjadi high recommended dari James. Menu lainnya yang juga tidak kalah enak adalah cap cay goreng, fuyunghai dan ayam pandan. “Capcaynya tidak seperti capcay oriental tapi sudah dimodifikasi dengan penambahan sosis  khas Semarang seperti sosis Solo,” papar James.

Selain menu gabungan Semarangan (begitu James menyebut menu khas Semarang) dan oriental, restoran ini juga menyajikan menu western namun bukan sebagai menu utama melainkan hanya sebagai camilan. Seperti club sandwich, french fries dan camilan khas western lainnya. Tak lupa James ikut menyajikan jajan khas Semarang semasa ia kecil. “Publik Semarang pada dasarnya sangat antusias dengan menu-menu di restoran saya. Tapi dalam hal kuliner memuaskan semua taste bud itu susah jadi saya hanya bisa menyesuaikan dengan taste bud orang Semarang secara umum. Yang penting kalau di Semarang rasanya harus manis, karena orang Semarang sukanya manis,” terang James.

Nantinya James berniat menambah daftar menu masakannya dengan memasukkan jajaran masakan khas Indonesia lainnya terutama yang sudah dikenal publik mancanegara. “Sop buntut dan iga bakar menjadi menu selanjutnya yang akan saya launching di restoran ini,” tambah James.

Untuk menu minuman restoran ini menghadirkan triple SBL sebagai minuman yang paling banyak dipesan. Adalah minuman coktail dengan tiga rasa. Lalu ada dragon ballz yakni jus dari buah naga, SBL sunrise campuran lemonade dengan beberapa macam jeruk serta teh tarik. “Untuk sementara hanya tersedia aneka jus. Sama seperti masakan saya juga akan meluncurkan jenis minuman lain seperti aneka kopi, mocktails dan cocktail,” imbuh James.

Harga makanan dan minuman di Kedai San Bao Long cukup reasonable. Untuk makanan berkisar dari Rp38 ribu hingga Rp218 ribu. Sementara harga minuman dipatok dari Rp15 ribu sampai Rp20 ribu.

Sumber : pengusahaindonesia.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar