Pada usia 22 tahun beliau berusaha mencari kerjaan di Jakarta dan tak
lama kemudian ia menerima panggilan di salah satu perusahaan sabun
sebagai seorang salesman. Sambil bekerja menjadi seorang sales beliau
mengisi waktu lowong dengan berlatih kungfu. Baginya, kungfu bukan
sekedar bela diri akan tetapi ada nilai nilai komitmen, kedisiplinan,
perjuangan dan tanggung jawab di dalamnya.
Ketika film-film kungfu mulai booming di pasaran, orang yang akrab di panggil Bang Andrie
ini mulai berminat menjadi bintang film kungfu. Beliau sempat
mengirimkan lamaran ke perusahaan film kungfu di Hongkong namun ia
gagal.
Karena ada suatu masalah, ia berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang
salesman. Kondisi ini sempat membuat kehidupannya terganggu khususnya
secara keuangan. Ditambah lagi dengan kepergian salah satu orang tuanya
membuat kondisinya caruk-maruk. Akhrinya beliau memutuskan untuk pulang
kampung ke Malang.
Setelah beberapa tahun di Malang, beliau kembali mengadu nasib di
Jakarta pada tahun 1979. Kini ia melakoni pekerjaan sebagai Pelayan
Toko. Upah yang di dapat dari pekerjaan nya itu belum cukup memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Sambil bekerja sebagai seorang pelayan toko, ia juga mendirikan sebuah
perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga hasilnya penghasilan yang di
dapatkan dari perguruan kungfu ini lebih besar dari gajinya sebagai
seorang pelayan toko. Di sinilah kembali muncul impian untuk menjadi
bintang film. Andrie lalu
keluar dari pekerjaannya dan berlatih kungfu secara intensif selama dua
minggu, kemudian mengirimkan foto dan surat lamaran ke Hongkong.
Sungguh malang nasibnya ternyata masih di tolak.
Tiga
bulan kemudian, setelah mencoba melamar ke beberapa perusahaan akhirnya
ia berhasil mewujudkan impiannya menjadi bintang film di
Taiwan, meski bukan sebagai aktor utama.
Setelah 3 tahun berada di Taiwan, beliau kembali ke Indonesia. Beliau mencoba bisnis kecil-kecilan dengan membuat kartu ucapan yang berisi
kata-kata mutiara. Tahun 1985 lahirlah Harvest. Pada awalnya bisnis ini
tidak berjalan
dengan mudah, berbagai macam penolakan dan hambatan selalu
menghampirinya. Dimulai dari penjualan kartu secara keliling dari sebuah
kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses.
Hingga saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping.
Boleh dibilang Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang
motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan
ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif
lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun
secara total dalam bidang motivasi.
Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran
filosofis Action and Wisdom Motivation Training. Filosofi terkenal dari
Andrie Wongso adalah “Success is My Right” yang lahir delapan tahun yang
lalu. Pelatihan yang diberikan Andrie Wongso kini sudah merambah ke
seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet
dan lain-lain.
"Masa, saya yang SD tidak tamat saja bisa (sukses), lha wong kalian yang
sarjana, tamat SMA, lahir dari keluarga mampu, nggak sukses?" begitu
kira-kira logika Pak Andrie. Maka, berbahagialah orang yang miskin,
sekolah rendah, tapi sukses!
Saat ini beliau menjadi salah seorang motivasi terkenal dengan bayaran
yang tinggi di Indonesia. Perjalanan sukses yang dilaluinya tidak lah
mudah, banyak sekali jalan terjal yang harus dilalui, aral dan rintangan
yang di hadapi. Namun sekali lagi ketekunan akan mengalahkan segalanya.
Tetaplah semangat dalam menggapai impian dan cita-cita kita dan jangan
pernah menyerah.
sumber : blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar