Mungkin sebagian besar warga Banjarmasin sudah mengenal sosok Gusti Nurfansyah, pria yang sehari-harinya akrab mengenakan Batik sasirangan, pakaian khas banua Kalimantan Selatan ini adalah staff khusus menteri Riset dan teknologi ( Pak Gusti Muhammad Hata) pada Kabinet Indonesia bersatu jilid II. Tetapi siapa sangka ternyata sebelum menjadi sosok yang sukses berkarir seperti sekarang, Gunsur nama akrab Gusti nurfansyah memiliki kisah perjuangan yang teramat menarik untuk di kisahkan.
Kepada MW, Gusnur bercerita tentang perjalanan masa-masa sulitnya sampai bisa berhasil menapaki karir yang cemerlang di Ibukota. Semuanya berawal dari sebuah Ide nekat, usai mengikuti Kongres Kepemudaan di Katim. Secara tak sengaja pada waktu itu, Gusti ditawari oleh teman-teman sesama peserta kongres untuk sama-sama ikut membangun Barisan Pemuda PAN yang ada di Pusat, tapi syaratnya harus berdomisili di Ibukota, yakni Jakarta.
Sempat berpikir berpikir sejenak, Gunur pun akhirnya nekat untuk meneruskan karir organisasi saya ke pusat, toh ia pikir pada saat itu ia juga sudah lulus S1 di Fakultas FISIP UNLAM , sehingga tak terlalu terbebani. Sesaat ketika berada di Jakarta, penyesuaian dengan kehidupan memang tidak mudah baginya. Ungkapan banyak orang yang bilang, sekejam-kejamnya ibu tiri masih kejam iu kota memang berlaku bagi Gusnur saat itu.
Tinggal di Jakarta memang banyak tantangan serta suka dukanya, tidak punya kerabat dan materi yang di bawanya dari Banua membuatnya harus berpikir keras agar tetap bisa bertahan. Gusnur yang tinggal di Jakarta saat itu memilih kebali melanjutkan study S-2.
Sebagai tempat tinggal, ia memilih menumpang di sekretariat Barisan Pemuda PAN di Jakarta dengan di sela-sela waktu untuk menambah penghasilan ia pun melamar untuk bisa bekerja menjadi Staf di DPR-RI, untungnya karena kemampuan lobinya yang bagus oleh salah satu anggota dewan perwakilan kalsel di pusat saat itu ia pun di terima.
Menjadi staf ahli di gedung rakyat membuatnya mulai mengenal tokoh-tokoh Banua yang berkiprah di Jakarta dan juga tokoh-tokoh nasional. Dari sanalah karirnya mampu melejit dan berkembang. Hingga pada suatu ketika di saat Bapak Gusti Muhammad Hatta ditunjuk Presiden untuk menjadi Menteri Lingkungan Hidup saat itu, secara kebetulan keduanya bertemu pada saat menghadiri salah satu acara Jakarta. Sesama berasal dari Banjar dan kecocokan ide membuat keduanya mulai akrab.
Menjelang test dan proses penjaringan pak Gusti Muhammad Hatta untuk melangkah menjadi Menteri memang tidak mudah,melalui proses panjang yang harus di lalui. Dikarenakan Pak Hatta yang pada saat itu belum tau betul kondisi Jakarta, Gusnurpun berperan membantu beliau dalam hal teknis administrasi.
Hingga ketika pak Hatta di lantik menduduki jabatan Menteri Lingkungan Indonesia bersatu Jilid II, Gusnur yang di percaya dengan ide-ide positifnya dan juga dikarenakan latar belakangnya yang organisatoris iapun di panggil pak Hatta untuk bisa mendampinginya. Dengan berbagai pertimbangan, pilihan itupun di ambil Gusnur, hingga ia pun akhirnya menjadi staff khusus menteri Lingkungan hidup mendampingi Pak Hatta,
Banyak sekali gebrakan yang telah di lakukan bersama-bersama bapak Gusti Muhammad Hatta pada saat di Kementrian Lingkungan Hidup, misalnya masalah penanganan AMDAL illegal yang marak di Kalimantan, pembuatan Bank Sampah, Bio Gas, sampai pembuatan Kurikulum Lingkungan Hidup sebagai langkah awal merubah culture serta mindset masyarakat akan peduli terhadap lingkungan sejak dini.
Kemudian saat terjadi perombakan kabinet, bapak Gusti Muhammad Hatta oleh SBY di pinhkan ke Menristek. Di kemenristek pun, Gusnur lagi-lagi juga ikut berperan berbagai ide beliau sumbangkan dalam bentuk gebrakan yang dilakukan untuk kesejahtraan para peneliti dan penemu di Indonesia yang banyak berkiprah di luar Negeri.
Bersama kementrian Ristek pihaknya begitu dengan gigih memperjuangkan agar kesejahtraan para peneliti di Indonesia dapat lebih ditingkatkan dengan tambahan insentif. Pemanfaatan serta pengembangan teknologi melalui ekonomi kreatif juga terus menjadi perhatian pihaknya agar Indonesia mampu berkembang melalui teknologi hasil olahan putra serta putrid bangsanya sendiri.
Namun selain sibuk berkiprah membantu Menteri Gusti Hatta di Menristek, Gusnur juga juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Salah satunya yang sangat serius di jalalankan yakni Forum Peduli Banua. Bagi Gusnur, Forum Peduli Banua tidak semata-mata di lakukan untuk agenda pribadi, tapi lebih dikarenakan keinginan untuk bisa memberikan pemikiran serta kontribusi untuk Banua Kalimantan Selatan.
Tujuan Forum Peduli Banua itu sendiri, Forum Peduli Banua sendiri dibentuk sebagai sebuah wadah berkumpul berbagai latar belakang untuk sama-sama memberikan kontribusi positif berupa ide dan tenaga untuk perkembangan banua yang lebih baik.Ia menuturkan jika hanya ingin keberadaannya dapat lebih banyak bermanfaat bagi orang lain. Caranya bisa berbagai macam, salah satunya melalui organisasi kemasyarakatan tersebut.
Gusnur berharap, kedepan organisasi kemasyarakatan Forum Peduli Banua dapat terus eksis serta memberikan kontribusi untuk perkembangan banua yang lebih baik kedepannya melalui berbagai macam cara, baik itu berupa diskusi maupun hal-hal yang bersifat action.
Terakhir Gusnur pun berpesan kepada para Mahasiswa yang mungkin sedang atau akan , berkarir dan berkiprah dipusat.
Agar tidak melupakan tanggung jawab sebagai Putra Daerah, menurutnya dimanapun berkiprah, harus tetap wajib untuk berbuat lebih banyak melalui berbagai macam cara. Agar keberadaannya bisa dapat mendapat banyak manfaat bagi orang lain maupun negaranya.
Sumber : mediawirausahabanua.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar