Berawal dari keinginan agar bisa lebih sering bersama keluarga, Reno Andam Suri memutuskan berhenti bekerja dari sebuah restoran di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Maklum, pekerjaannya yang berkaitan dengan iklan kreatif tak kenal waktu.
Siapa sangka, keputusannya menjadi ibu rumahtangga full time ternyata mengantarkannya menjadi pengusaha makanan yang sukses.
Lantaran banyak waktu luang di rumah, lulusan Desain Grafis, Universitas Trisakti, Jakarta, ini justru bisa merintis usaha Rendang Uni Farah di Tangerang.
Kini, saban bulan, Andam mengantongi penghasilan sekitar Rp 30 juta. Penghasilannya akan meningkat menjadi dua kali lipat saat lebaran dan musim haji.
Rendang bikinan Andam memang cukup istimewa. Perempuan berdarah Minang ini mempertahankan proses pengolahan rendang secara tradisional dengan memakai kayu bakar.
“Saya coba menghadirkan rasa yang mendekati aslinya, seperti yang dibuat di perkampungan di Sumatera Barat, sehingga rasa dan warna Rendang Uni Farah sangat khas,” tutur Andam.
Andam pun mengemas rendang olahannya dengan cara istimewa. Ada dua pilihan kemasan, yakni toples kaca cantik dan kemasan plastik kedap udara.
Kemasan kedap udara membuat rendang bikinannya awet hingga sebulan di ruang terbuka. Bahkan, bila ditaruh di lemari pendingin, rendang ini bisa awet hingga enam bulan.
Padahal, rendang bikinan Andam bukanlah rendang runtiah (rendang kering). Rendang Uni Farah layaknya rendang basah, yang berupa potongan daging dengan berlumuran bumbu dan minyak khas.
Dengan teknik kemasan seperti itu, Rendang Uni Farah kerap dijadikan parsel, terutama yang berwadah toples cantik. Selain itu, rendang bikinan Andam ini kerap menjadi buah tangan. Tak hanya ke luar kota atau daerah, rendang buatannya sudah melanglang ke luar negeri. Biasanya, pembeli memakai rendang ini sebagai pengobat rindu orang Indonesia di luar negeri. “Menjadikan rendang sebagai sebuah bingkisan akan terasa lebih personal dan istimewa,” imbuh Andam.
Pemasaran Rendang Uni Farah kini mencakup wilayah Jabodetabek. Ada juga pesanan dari Yogyakarta, Surabaya, dan Bandung. Andam mengaku juga kerap mendapat pesanan dari konsumen yang ingin membawa produknya ini ke luar negeri, seperti Singapura, China, Prancis, Amerika, dan Belanda.
Sejak dua tahun lalu, ibu dua anak ini juga melayani paket rendang sekali makan khusus haji. Kini, Andam memproduksi aneka varian rendang, yakni rendang daging, paru, dan udang. Ada pula rendang kentang untuk kaum vegetarian.
Yakin dengan keistimewaan produknya, perempuan berusia 38 tahun ini berani mematok harga di atas rata-rata. Satu kemasan rendang berbobot 500 gram, ia hargai Rp 85.000. Adapun satu kemasan parsel toples kaca ia jual Rp 225.000-Rp 275.000.
Berkat inovasi rendang kemasannya, perempuan kelahiran Jakarta ini berhasil menjadi salah satu pemenang Penghargaan Wanita dan Wirausaha Femina 2009.
Sumber : jpmi.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar