Kamis, 07 Februari 2013

Sukses Produk Sabun


Wiyana Dewi pernah mengalami segala macam problema hidup. Tapi dari sanalah, ibu dua anak ini menempa diri sehingga bisa seperti sekarang, menjadi pelaku usaha sabun yang mampu memberikan kehidupan bagi orang di sekelilingnya.

Perjalanan Wiyana menjadi pengusaha sabun berawal dari beragam cobaan hidup yang dia alami. Mendengar kisah Wiyana membuat mata terbuka, bahwa Tuhan sebenarnya selalu punya rencana di balik masalah demi masalah yang ditimpakan kepada umatnya.

Wiyana merupakan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempatnya bekerja. Perusahaan di bidang kosmetik yang telah mempekerjakannya selama sembilan tahun gulung tikar pada 1999 lantaran terjangan krisis ekonomi global. PHK itu sekaligus menjadi akhir petualangannya sebagai karyawan. Selama 19 tahun, sosok yang tegar ini bekerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain karena tuntutan ekonomi.

“Waktu terkena PHK saya benar-benar bingung. Mau kemana masa depan saya dan keluarga. Sementara saya masih punya tanggung jawab yang harus dituntaskan,” terang anak kedua dari empat bersaudara ini. Wiyana terkenal sosok yang peduli dengan kehidupan saudaranya. Uang hasil jerih payahnya bekerja sebagian dia gunakan untuk membantu pendidikan adik-adiknya. Dia rela mengorbankan kuliahnya di bidang farmasi demi melihat kakak dan adik-adiknya berhasil dalam pendidikan. “Saya lebih baik mengalah asal mereka bisa menyelesaikan studinya,” ujarnya.

Di tengah kegamangan menghadapi cobaan hidup tersebut, Wiyana memutuskan memulai usaha pembuatan sabun. Perempuan yang sekarang menginjak usia 54 tahun tersebut mengaku memang sudah ‘jatuh cinta’ dengan dunia kosmetik dan kecantikan sejak remaja. Awalnya dia hanya membeli bahan baku yang sudah jadi, untuk kemudian di jual lagi kepada konsumen. Waktu itu Wiyana mengaku kehidupannya penuh dengan keprihatinan. “Untuk makan saja susah,” kenangnya.

Usahanya menunjukkan perkembangan positif ketika dia berkenalan dengan supplier peralatan mandi untuk hotel. Dalam waktu bersamaan, dia pun sempat mendapat pesanan shampo khusus untuk mencuci motor. Ketika mendapat pesanan tersebut, Wiyana mengaku begitu semangat mengerjakannya. “Saya angkut-angkut sendiri bahannya pakai celana pendek yang penting saya bisa memenuhi pesanan tersebut,” ujarnya seraya menunjukkan lokasi awal dia memulai usaha di sekitar tempat tinggalnya di wilayah Bekasi.

Dari sana, usaha pembuatan sabun yang dilakoni Wiyana mulai berkembang. Pesanan pun mulai berdatangan. Dari yang awalnya dikerjakan sendiri, Wiyana mulai mampu mempekerjakan beberapa karyawan untuk membantunya memenuhi pesanan.

Namun, di saat usahanya mulai berkembang masalah baru kembali menghampirinya. Kali ini terkait dengan biduk rumah tangganya. Pernikahan yang telah terbina bertahun-tahun dengan suami tercinta dan menghasilkan dua buah cinta kandas pada 2003. “Saya kembali ke titik nol karena perceraian tersebut,” tutur perempuan yang memutuskan tetap sendiri hingga sekarang.

Tapi kehidupan harus tetap berjalan. Usai perceraian tersebut, Wiyana kembali merintis usaha pembuatan sabunnya. Dia mengatakan, ketika harus memulai lagi usahanya, banyak di bantu Bank Tabungan Negara (BTN) dalam permodalan. Wiyana mendapat gelontoran pinjaman modal dari BTN mencapai Rp300 juta. Wiyana sendiri telah menjadi nasabah BTN sejak 1984 ketika dia memutuskan mengambil perumahan yang sekarang dia tempati. “Kebetulan pihak BTN menawari saya mengambil pinjaman untuk usaha,” tuturnya.

Dari pinjaman tersebut, Wiyana memanfaatkannya untuk membuat pabrik kecil-kecilan dan membeli mesin produksi. Dari pengembangan itu, usahanya kini tak hanya memenuhi pesanan peralatan mandi hotel tapi juga melayani pemesanan dalam bentuk bulk atau sabun jadi yang diminta para suppliernya.

Ibu dari Felisia dan Michel tersebut mengaku, perkembangan usahanya juga banyak dibantu anak bungsunya. “Michel banyak membantu pengembangan usaha saya dengan beragam inovasinya,” katanya bangga. Saat ini beberapa inovasi produk yang dikembangkan adalah dengan membuat sabun-sabun transparan yang memiliki cita rasa seni. Dalam sabun transparan tersebut bisa dibuat gradasi atau dimasukkan foto-foto. Juga aneka bentuk hiasan lain, seperti bentuk cocktail dan lainnya.

Beberapa produk sabun lainnya yang dikembangkan adalah sabun-sabun dengan bahan herbal, misalkan saja dari daun sereh, pepaya, dan sabun herbal lainnya dari bahan godogan baik untuk kulit dan sabun kewanitaan. “Ke depannya kita akan terus melakukan inovasi,” kata Wiyana yang telah mematenkan tiga produknya, freshmint untuk pasta gigi, we-ef untuk sabun dan produk shampoo.

Hingga sekarang produk usaha Wiyana telah menyebar kemana-mana. Bahkan hingga mancanegara. Anehnya, Wiyana menyebut dia tak pernah menggunakan jasa sales untuk menjual produknya. “Ya, puji Tuhan pesanan datang dengan sendirinya tanpa perlu saya keluar dari rumah,” kata perempuan yang begitu yakin dengan berkah yang diberikan sang pencipta tersebut.

Wiyana menjelaskan, dari penjualan yang dilakukan setidaknya mampu meraih omzet rata-rata Rp100 juta per bulan. Usahanya juga mampu mempekerjakan sedikitnya 27 karyawan yang rata-rata anak-anak kurang mampu dari lingkungan sekitar usahanya. Untuk memperlancar operasional usahanya Wiyana mengaku menggunakan kendaraan Daihatsu GrandMax sejak setahun lalu.

Meski sukses sudah diraih, Wiyana tidak lantas kalap. Kehidupannya masih tetap sederhana. Dia hanya ingin kehidupannya bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya. “Satu hal yang ingin saya tekankan dari kisah saya adalah jangan menyerah dengan masalah. Justru masalah itu harus kita hadapi. Dari sana, kita akan menjadi manusia yang lebih kuat.

Sumber : ekonomi.kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar