Keinginan untuk mengajak orang hidup sehat dengan
minum susu sapi, mengantarkan Fauzan Rachmansyah untuk membuka warung yangprospeknya sangat menjanjikan. Warung miliknya bukanlah sembarang warung.
Warung yang ia dirikan itu adalah warung susu. Kaliurang Milk (Kalimilk)
namanya. Letaknya berada di Lempongsari, Yogyakarta.
Bukan asal-asalan, Fauzan
berbisnis dengan berpegang pada informasi. Ia melihat bahwa konsumsi susu orang
Indonesia relatif sedikit, hanya 5,6 kilogram per kapita pada 2009. Angka itu
sudah dicapai Malaysia pada 1961,” ucap pengusaha susu segar yang juga
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini.
Padahal, menurutnya, konsumsi susu di negara-negara
maju sudah tinggi, sedangkan di Indonesia sebagai produsen susu, konsumsi susu
justru rendah. “Kita harus ciptakan gaya hidup minum susu,” tegasnya. Pria yang
baru berusia 26 tahun ini sejatinya memang seorang petani susu di kawasan
Wonorejo, Kabupaten Sleman, DIY. Dari sanalah ia banyak mendengar petani-petani
susu mengeluhkan rendahnya harga susu. Harga pakan sapi yang terlampau mahal,
tak seimbang dengan harga susu di pasaran sebesar Rp 2.900 per liter. “Susu
yang berkualitas bagus pun tidak mempunyai harga bagus,” imbuhnya.
Untuk menjawab keluhan petani-petani tersebut ia
membangun warung susu yang produknya berasal dari peternak sapi di Wonorejo dan
Kaliboyong, Sleman. Bahkan karena adanya erupsi Gunung Merapi, pembukaan warung
yang semula direncanakan Juni 2011 mendatang, dipercepat menjadi Januari 2011
lalu. “Sebagai upaya pemulihan petani susu di Kaliurang,” paparnya. Warung susu
miliknya bukanlah bisnis pertama yang ia lakoni. Karena terhimpit masalah
ekonomi dan ditinggal ayahnya yang meninggal dunia tahun 2004, ia pun memutar
otak untuk mencari biaya kuliah sendiri. Maka, berjualan sepatu, sepeda,
spare parts motor tua, sampai berprofesi sebagai sopir.
Di bulan ke tiga sejak berdiri, Kalimilk sudah
mengalami tiga kali perluasan. Untuk menampung semua pembelinya, ia juga
menambah kapasitas warungnya menjadi sekitar 100 orang. “Sekarang luasnya 30
kali 30 meter,” tambah Fauzan. Dari penjualan susu seharga Rp 8.000 (gelas
biasa) dan Rp 15.000 (gelas jumbo), bisnisnya terus berkembang hingga sekarang
ia memiliki 42 sapi perah. Saat ini, pemasukan yang ia terima telah mencapai Rp
10 juta per hari.
Hanya, Fauzan mengaku belum melakukan banyak
variasi pada produk susunya. Sejauh ini diferensiasinya hanya sebatas produk
yogurt dan es krim. “Selanjutnya kami akan buat keju,” imbuh Fauzan. Ia
membutuhkan sekitar 280 liter susu per hari untuk memenuhi permintaan konsumen.
Untuk itu, ia pun menambah pasokan susu dari para petani di kawasan Kaliboyong
dan Wonorejo. “Susu mereka kami hargai Rp 4.000 per liter,” ucapnya.
Dengan perkembangan usahanya itu, pria kelahiran 17
Januari 1985 tersebut menargetkan penjualan per hari sebesar Rp 15 juta. Ia
mengutamakan kepuasan konsumen atas produknya. Karena itu pula ia berniat
menambah lima sampai enam warung lagi di DIY, dan akan membangun warung serupa
di Jakarta.
sumber: ciputraentrepreneurship.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar