Selasa, 30 April 2013

Mengembangkan FOG Bridal


Hal yang kerap memusingkan sepasang calon pengantin ketika ingin melangsungkan pernikahan adalah masalah biaya. Bukan hanya biaya sewa tempat acara itu dan hidangan makanan bagi para tamu, tapi juga urusan tata rias serta kebutuhan gaun pengantin.
Farina Ho menyadari beban berat yang dihadapi para calon pengantin itu. Untuk meringankan beban mereka, pemilik FOG Bridal ini menawarkan program cicilan paket pernikahan, mulai dari tata rias, busana pengantin hingga dokumentasi pernikahan. “Saya tidak ingin masalah biaya menghalangi rencana pernikahan klien,” kata dia.
Sejatinya, setiap perempuan ingin tampil cantik nan menawan. Tak heran, mereka kerap menyambangi salon kecantikan untuk bersolek sekinclong mungkin. Sayangnya, saat ini biaya jasa kecantikan semakin mahal.
Kondisi tersebut mendorong Farina Ho menerjuni bisnis kecantikan. Misi utamanya adalah menyediakan jasa kecantikan berkualitas tapi dengan harga terjangkau. Toh, bukan perkara mudah baginya mengarungi dunia bisnis kecantikan.
Selain banyaknya jumlah pesaing, pengalaman Farina di bisnis ini juga masih ‘hijau’. Karena itu, dia kerap menelan pil pahit di awal-awal tahun merintis usaha kecantikannya.
Farina berkisah, pertama kali terjun ke bisnis salon kecantikan pada tahun 2001. Lokasi usahanya berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sayangnya, baru satu tahun berjalan, dia sudah harus menutup usahanya itu.
Penyebabnya, ketika itu Farina kurang ketat dalam mengontrol kerja karyawannya dan minim pengalaman berbisnis salon. “Sedih sekali. Apalagi, itu yang pertama buat saya,” kenangnya.
Sejak saat itu, Farina sempat mengalihkan fokusnya ke bisnis lain. Sayang, usaha itu juga tak berjalan mulus dan harus gulung tikar pada 2005. “Karena globalisasi, barang saya sulit bersaing di pasar luar negeri,” ujarnya.
Beruntung, Farina bermental baja. Seolah tidak mau kapok berbisnis, dia kembali menjalankan bisnis kecantikan. Pada tahun 2004, dia membeli waralaba salon Rudi Hadisuwarno.
Bukan tanpa alasan, Farina memilih menjalankan usaha salon waralaba. Menurut dia, bisnis waralaba biasanya sudah memiliki standar baku operasional prosedur (SOP). Yang lebih penting lagi, nama waralaba tersebut sudah dikenal baik masyarakat.
Dengan pertimbangan itu, Farina yakin bakal tidak terperosok dua kali di lubang yang sama. “Saya memetik pelajaran berharga dari kegagalan sebelumnya. Dari situ saya berpikir, mengapa tidak memanfaatkan waralaba dari pemain lain yang sudah terkenal,” katanya.
Naluri bisnisnya itu tidak meleset. Hanya butuh waktu tiga tahun bagi Farina untuk menggaet banyak pelanggan dari bisnis salon waralabanya. Dalam periode itu, usaha waralaba Salon Rudi Hadisuwarno milik Farina semakin dikenal oleh konsumen yang berada di lingkungan sekitar, yakni di kawasan Percetakan Negara, Jakarta Pusat.
Hal itu tak membuat Farina berpuas diri. Justru, dia terus memutar otak untuk membuka gerai rias pengantin dan penyewaan gaun pengantin. Apalagi, banyak konsumen yang menanyakan layanan ini. “Selain itu kemampuan make up ahli kecantikan saya juga ternyata cocok dengan banyak konsumen saya,” ujarnya.
Inilah yang membuat Farina berani membuka FOG Bridal pada tahun 2007. Usaha ini menempati lahan kantin di bekas kos-kosan milik Farina yang bersebelahan dengan bisnis salonnya.
Dia mengadopsi konsep dan strategi bisnis dari waralaba Salon Rudi Hadisuwarno untuk operasional FOG Bridal. “Semuanya sudah teruji di usaha waralaba itu,” ucapnya.
Tak hanya itu, Farina mengadopsi cara mengatur tenaga pemasaran. Pada tahap awal, FOG Bridal memiliki lima pekerja, yang empat diantaranya bertugas menghias calon pengantin.
Pada tahun ketiga, FOG Bridal telah bersolek diri dengan menambah jenis layanan yang masih berkaitan dengan pernikahan. Selain salon dan bridal, FOG Bridal melengkapi layanannya dengan fotografi pernikahan. Jadi, setiap pasangan calon pengantin tak perlu repot mencari fotografer perkawinannya. “Layanan kami lumayan komplit,” ujarnya.
Farina berharap, kehadiran FOG Bridal dapat menjembatani kebutuhan para calon pengantin dengan modal yang tidak terlalu besar. “Makanya, target pasar kami adalah mereka yang masuk segmen kelas menengah,” imbuh dia.
Seperti diketahui, setiap tahun biaya pernikahan terus naik. Bagi sebagian masyarakat, biayanya sudah tergolong tinggi. Sehingga, kehadiran bridal, seperti bridal milik Farina ini, memang dibutuhkan untuk menjembatani kondisi tersebut.
Meski sakral, sebuah pesta pernikahan kerap memberatkan pasangan calon pengantin yang akan melangsungkan hajatan itu. Maklum, biaya perlengkapan pernikahan masih mahal. Untuk meringankan beban kliennya, Farina Ho menyediakan paket pernikahan dengan sistem cicilan pembayaran.
Program cicilan ringan itu telah berlangsung sejak FOG Bridal beroperasi pada tahun 2007. Dia ingin membantu klien kelas menengah yang berpenghasilan tetap.
Ternyata sambutannya cukup positif. Menurut dia, jumlah klien yang memanfaatkan program cicilan itu telah mencapai 60 pasangan pengantin. Program cicilan dapat dimanfaatkan ketika mengambil paket pernikahan FOG Bridal.
Farina menawarkan sederet paket pernikahan dengan harga yang terjangkau kantong konsumen kelas menengah. Ada lima paket yang ditawarkan FOG Bridal.
Untuk Paket Honeymoon biayanya Rp 2,5 juta, Paket Deluxe Rp 3,5 juta, Paket Miracle Rp 9,9 juta, Paket Harmony Rp 11,5 juta, Paket Romantic Rp 14,5 juta, dan Paket Fantastic Rp 16,5 juta.
Meski terhitung mahal, Farina menjamin kualitas layanan FOG Bridal. Dia tak main-main dalam urusan kualitas produk dan layanan.
Setiap bulan, misalnya, dia selalu memperbarui koleksi gaun pengantin. Setiap kali belanja, Farina biasa membeli sekitar enam sampai tujuh gaun dengan model sesuai tren yang tengah berkembang di pasar Asia. Selain terbukti efektif menjaring konsumen, strategi bisnis tersebut cukup ampuh mendongkrak pendapatan, serta menguatkan posisi FOG Bridal di bisnis ini.
Hal itu sekaligus membuktikan kepiawaian perempuan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas itu membaca kebutuhan pasar.
Di bulan normal atau di luar musim nikah, FOG Bridal rata-rata mengantongi omzet Rp 60 juta per bulan, dengan marjin keuntungan sebesar 30%. “Pada musim nikah periode Oktober-Desember omzetnya bisa naik dua kali lipat,” ujarnya.
Bagi calon pengantin yang berminat mengambil paket cicilan yang ditawarkan FOG Bridal, caranya cukup mudah. Anda tinggal memilih salah satu paket pernikahan tersebut. Setelah menetapkan pilihan paket, Anda hanya wajib menyetor uang down payment alias uang muka sebesar Rp 1 juta kepada FOG Bridal. Setelah membayar uang muka, Anda tinggal menyesuaikan sendiri jumlah pembayaran serta nilai cicilan paket yang diambil.
Yang penting Anda harus memperhatikan ketentuan dari FOG Bridal. Di antaranya, tiga bulan sebelum pernikahan digelar, biaya cicilan harus mencapai 50% dari nilai paket. “Pada H-7 pernikahan sudah harus lunas,” katanya.
Tiap paket memiliki kelebihan masing-masing. Sebagai contoh, Paket Miracle, paket yang paling laku saat ini, mempunyai fasilitas lumayan lengkap.
Pada paket tersebut, FOG Bridal telah menyediakan gaun pengantin lengkap, riasan atau make up, jas pengantin, kue pengantin tiga tingkat, foto studio satu album, foto liputan dan video shooting selama acara pernikahan berlangsung.
Selain itu, bunga tangan dan bunga jas dalam keadaan segar, gaun pengapit, serta make up untuk satu remaja atau dua anak kecil. “Kami juga menyediakan bonus berupa foto kanvas dan bingkai, make-up, dan tata rambut bagi orang tua mempelai,” kata Farina.
Jadi, semestinya program ini bisa meringankan mereka yang ingin menikah namun berbiaya pas-pasan.
Kendati pernah mencecap pengalaman pahit dalam berbisnis salon kecantikan, Farina tak patah arang menekuni bisnis tersebut. Kini, dengan bendera bisnisnya yang baru, FOG Bridal, dia mengibarkan sayap usahanya. Dalam waktu dekat, Farina akan membuka gerai baru FOG di C’One Hotel, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Pepatah lawas itu dipegang betul oleh Farina Ho dalam merintis usaha salon kecantikan. Dia mengatakan, kesuksesan yang diraihnya selama ini tak lepas dari pengalaman pribadinya, baik cerita pahit maupun manis.
Seperti pernah diceritakan sebelumnya, pada tahun 2001 Farina sempat merasakan pahitnya berbisnis. Ketika itu ia harus menutup gerai salon kecantikannya. Padahal, kala itu usaha salonnya baru berumur satu tahun. Otomatis, peristiwa itu membuat Farina sedih dan kecewa.
Namun, pengalaman getir itu tak membuat perempuan berusia 45 tahun ini jera berbisnis. Sebaliknya, Farina bertekad kembali membangun usaha salonnya.
Untuk menghindari kegagalan serupa terulang, pada 2007 Farina membeli waralaba salon Rudi Hadisuwarno. Dari situ, dia menerapkan sistem manajemen yang benar. Di antaranya, dengan mengadopsi standar operasi prosedur (SOP) waralaba salon tersebut.
Kini, di usianya yang hampir genap tiga tahun, usaha Farina dengan bendera FOG Bridal, telah berhasil menjaring konsumen kelas menengah yang merupakan target pasar bisnisnya.
Saat ini, bisnis FOG telah berkembang pesat. Lihat saja, jumlah karyawan FOG yang awalnya hanya lima, sudah bertambah menjadi 13 orang. Bukan cuma itu. Koleksi gaun, jenis bahan bridal, dan model makeup salon FOG terus dimutakhirkan sesuai dengan tren yang berkembang. Bahkan, Farina berambisi menambah koleksi gaun pengantin yang saat ini berjumlah 80 gaun.
Farina terjun langsung memilih gaun dari produsen busana di luar negeri. Seperti China, Hongkong, dan Taiwan. Semua ini berkat kepiawaiannya dalam memanfaatkan relasi dari bisnis yang pernah digelutinya pada tahun 2005, yakni ekspor-impor.
Melalui jalinan kerja sama dengan koleganya itu, Farina bisa memasukkan gaun pengantin dari luar negeri ke Indonesia dengan ongkos kirim yang jauh lebih murah. Pasalnya, dia menjalin kerja sama dengan pengelola perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor barang. “Ongkosnya jadi lumayan murah. Kalau dulu saya mesti membawanya sendiri dengan pesawat,” kata dia.
Selain gaun pengantin modern, FOG Bridal juga melengkapi koleksinya dengan menyediakan kebaya pengantin modern. “Dua model busana tersebut yang paling digemari pasangan pengantin,” imbuh Farina.
Untuk makeup, Farina terus mengasah keterampilan para karyawannya. Bahkan, ada seorang perias FOG yang pernah mencicipi pelatihan di salah satu perusahaan kecantikan ternama di Indonesia.
Memang, perias tersebut tidak mendapatkan sokongan dana langsung dari FOG. Tapi, Farina memberikan semacam insentif khusus bagi para karyawannya yang berprestasi.
Hal itu perlu dilakukan Farina agar FOG Bridal tidak ketinggalan dalam memperkenalkan tren mode makeup baru kepada pelanggannya. Pasalnya, model makeup tiap tahun terus berganti.
Demi semakin melebarkan sayap bisnisnya, saat ini Farina tengah bersiap membuka gerai FOG Bridal yang baru. Rencananya, gerai anyar itu akan menempati sebuah ruangan di C’One Hotel di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Farina berharap, kehadiran gerai baru tersebut mampu mendongkrak bisnis FOG Bridal. Dia pun optimistis pemilihan lokasi gerai yang tepat mampu menjaring konsumen kelas menengah. “Rasanya tepat untuk membuka gerai baru kami di sini,” tandasnya.
Farina mengaku tidak khawatir dengan keberadaan gerai barunya yang berada di dalam hotel. Menurut dia, kendati terbilang naik kelas dengan menempati ruangan hotel berbintang, tarif jasa kecantikan dan bridal FOG tetap terjangkau konsumen.
Selain itu, Farina juga menjamin kualitas pelayanan FOG akan lebih disempurnakan dari sebelumnya. Tentu saja, lanjut dia, peningkatan layanan itu tidak akan disertai dengan lonjakan tarif yang terlalu berlebihan. “Saya tidak ingin mengambil aji mumpung dengan menaikkan tarif seenaknya. Sebab, hal ini hanya akan memberatkan pelanggan,” pungkasnya.
Sumber : wirasmada.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar