Kamis, 11 April 2013

Kiat Sukses Hana Bank

Meski baru tiga tahun beroperasi di Indonesia, Hana bank punya target besar, yakni masuk dalam jajaran 20 bank  terbesar di Indonesia pada 2012. Tidak berlebihan mengingat pemegang sahamnya yakni Hana Bank Korea Selatan merupakan bank terbesar keenam di negeri ginseng dengan total aktiva mencapai 141,7 triliun wons, setara dengan US$ 131 miliar. Sebagai pemegang 72,1% saham, Hana Bank Korea tentu saja akan mendukung langkah ekspansi anak usahanya itu.
Hana Bank masuk ke Indonesia pada Desember 2007 dengan mengakuisisi PT Bank Bintang Manunggal. Izin operasi dari BI dikantongi pada Maret 2008. Pada 2009, asset Hana Bank mencapai Rp 1,845 triliun dengan modal Rp 500 miliar. Keseriusan sebagai 20 bank terbesar di Indonesia ditunjukan dengan peningkatan asset yang signifikan menjadi Rp 2,378 triliun pada tahun 2010.
Peningkatan itu tak lain karena gencarnya ekspansi kredit yang dilakukan Hana Bank. Total outstanding kredit tahun 2010 mencapai Rp 1,558 triliun atau meningkat 69,41% dari tahun 2009 sebesar Rp 919 miliar. Penyaluran kredit difokuskan pada segmen usah akecil menengah & komersial. Uniknya, meski berasal dari Korea, Hana Bank tak seperti beberapa bank asal Korea lainnya yang hanya membidik pangsa pasar perusahaan Korea. Tahun lalu sebanyak 75% portofolio Hana disalurkan untuk perusahaan lokal, sisanya 25% untuk komunitas Korea.

Kerja keras Hana kembali dilanjutkan tahun ini, target kredit dipatok Rp 1 triliun atau tumbuh 66,66% dibandingkan tahun 2010. Target itu tidak muluk mengingat rasio capital adequacy ratio (CAR / rasio kecukupan modal) yang mencapai 29,69% menunjukan ruang untuk ekspansi masih terbuka lebar. Direktur Hana Bank, Konstantinus Liem mengungkapkan, dalam mendukung ekspansi itu Hana Bank membuka empat cabang baru tahun ini, yakni di Jakarta masing-masing di daerah Sawah Besar, Panglima Polim dan Pluit, satu lainnya di Cilegon, Banten


“Sebagai pendatang baru di dunia perbankan Tanah Air, kami bertekad untuk segera hadir lebih dekat di tengah-tengah masyarakat,” ujarnya. Selain menggenjot kredit, pembukaan cabang itu tentu saja untuk menggenjot dana pihak ketiga (DPK), pasalnya, seperti halnya penyaluran kredit, dalam meraup DPK, Hana Bank lebih banyak mengandalkan dari masyarakat lokal ketimbang komunitas korea sendiri.


Selain berharap dari pendapatan bunga, tahun ini Hana Bank juga akan menggenjot pendapatan dari pos fee based income dengan serius menggarap bisnis remitansi atau jasa pengiriman uang dari Korea ke Indonesia. Bisnis remitansi dari Korea Selatan ini akan menjadi unggulan masa datang, mengingat perseroan memiliki jaringan dengan Hana Bank Korea.


Namun, karena kantor cabang perseroan yang baru berjumlah 20 kantor dan hanya tersebar di pulau Jawa, otomatis Hana Bank harus membuka diri untuk bekerjasama dengan bank lain yang memiliki cabang yang lebih luas. Proses penjajakan kerjasama itu kini sedang dilakukan dengan beberapa bank, salah satunya untuk mebuka akses pengiriman uang ke Makassar.


Tahun lalu perserosan berhasil membukukan pendapatan bunga bersih Rp 105,83 miliar atau meningkat 77% dari tahun 2009 yang tercatat Rp 59,65 miliar, sementara pendapatan operasional selain bunga meningkat 34,16% menjadi Rp 13,19 miliar dari tahun 2009 yang tercatat Rp 9,83 miliar. [Mashud Toarik] - Sumber : Majalah Investor edisi Juni 2011.
 sumber : hanabank.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar