Minggu, 25 November 2012

Bisnis Kuliner Hingga Transportasi


Fiky Nugrahawan Affandi, SE menggeluti usaha kuliner ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan kejelian dan perhitungan yang tepat agar bisnis tersebut bisa melesat. Seperti yang dilakukan oleh Fiky Nugrahawan Affandi, SE.

Di usianya yang masih kepala dua, nama Fiky Nugrahawan Affandi sudah cukup diperhitungkan. Khususnya di dunia kuliner Malang Raya. Ada tiga brand resto besar yang didirikan oleh Fiky. Mulai dari Warung Babe, resto yang berada di Kota Wisata Batu, tempat nongkrong anak muda Ria Djenaka, serta yang paling baru, Monopoly, sebuah resto untuk segmen yang lebih dewasa dibandingkan Ria Djenaka.

Kebesaran tiga resto ini bukan hanya diukur dari luas lokasi yang digunakan. Namun lebih kepada jumlah pengunjung yang masuk dalam sehari. Ria Djenaka misalnya, dalam satu hari, sekitar 300-350 pengunjung menyambangi tempat nongkrong ini. Di akhir pekan, jumlah ini akan bertambah menjadi 400 pengunjung. Lain halnya dengan Monopoly, meski baru dibuka dua bulan lalu, dalam satu hari sudah ada 250 pengunjung datang dan menikmati hidangan yang disajikan.

Fiky mengaku, kesuksesan yang diraihnya saat ini tidak datang dengan sendirinya. Dewi Fortuna memang mengambil peran, namun yang paling dominan tetap saja kerja kerasnya sendiri. Fiky mengaku, faktor utama usaha rumah makannya bisa berkembang karena ia berani melawan tren. Saat itu, tren yang dominan adalah resto yang berkonsep modern dengan interior minimalis. Fiky pun berbalik arah dengan menghadirkan resto nuansa alam dan tradisional.

"Di tahun 2008-2009, sebenarnya banyak kafe dan resto yang buka di Malang. Hampir semua tempat menawarkan atmosfer serba modern. Ketika membuka usaha kuliner ini, yang ada dalam pikiran saya justru bagaimana menyajikan sesuatu yang berbeda. Mulai dari interior, nama tempatnya, hingga nama menu. Karena itu begitu usaha saya dibuka, masyarakat penasaran dan akhirnya mereka pun datang berbondong-bondong," beber Fiky.

Meski terdengar sederhana, namun bukan berarti Fiky bisa melewatinya dengan sederhana juga. Di awal membuka Warung Babe, bapak satu anak ini juga cukup kerepotan. Ia mengira saat membuka usaha rumah makan yang paling diperhatikan adalah soal produk. Namun dalam kenyataannya, mengelola rumah makan jauh lebih rumit. Selain produk, ia juga harus tahu bagaimana me-manage operasional, SDM, hingga soal strategi pasar. 
Butuh satu tahun ia belajar tentang manajemen bisnis rumah makan dengan seksama. Begitu posisinya di Warung Babe sudah seatle, ia pun mencoba mengepakkan sayap lebih lebar dengan membuka Ria Djenaka. Pengalaman satu tahun di Warung Babe membuat Fiky jadi lebih pintar saat merencanakan Ria Djenaka. Bahkan ia sempat melakukan observasi dan survei kecil-kecilan demi membuka kafe yang ada di Jl. Bandung itu.

"Untuk atmosfer dan suasana saya memang melawan tren, tapi untuk faktor lain, di Ria Djenaka saya memperhatikan kemauan pasar. Dengan target pasar usia 18-35 tahun, saya pun mencoba menghadirkan kebutuhan mereka. Termasuk soal entertainment yang disajikan di kafe," paparnya.

Dan benar saja, dengan perhitungan yang matang dan lebih terencana, Fiky pun tak membutuhkan waktu yang lama untuk membesarkan nama Ria Djenaka. Kafenya ini tidak hanya cepat diterima oleh masyarakat Malang, tetapi juga menjadi salah satu jujugan favorit. Sukses ini pun membuat Fiky semakin produktif dan hampir setiap tahun membuka outlet baru.

Setelah di tahun 2009  membuka Warung Babe dan 2010 mendirikan Ria Djenaka, di tahun 2011 ia membuka cabang Ria Djenaka di kawasan kampus UMM. Setahun kemudian ia melanjutkan eksistensinya di bisnis kuliner ini dengan membuka Monopoly. Bahkan dalam waktu dekat ini, Fiky bakal membuka cabang baru di Jogjakarta, yang diberi nama Taman Sorga. (nda/han)

Bercita-cita Jadi Sopir Bus
Sebelum memutuskan untuk terjun ke bisnis kuliner, Fiky Nugrahawan Affandi sebenarnya memiliki cita-cita lain yang jauh dari dunia ini. Saat kanak-kanak dulu, anak bungsu dari empat bersaudara ini memiliki keinginan untuk menjadi sopir bus. Alasannya memilih cita-cita ini karena ia senang menyetir dan keliling kota. 

"Kalau ada orang tanya apa cita-cita saya, pasti akan saya jawab dengan tegas kalau saya ingin menjadi sopir bus. Mendengar jawaban ini, semua orang pasti tertawa ngakak. Mana ada orang bercita-cita menjadi sopir bus. Yang ada jadi pengusaha bus atau pemilik armada. Saya sendiri tidak merasa malu dengan cita-cita itu karena memang hobi nyetir," urai Fiky.

Saat beranjak dewasa, Fiky pun mulai lebih serius memilih cita-cita. Ia tidak lagi ingin menjadi sopir bus tetapi seorang pengusaha di bidang pariwisata. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, selepas SMA, ia mendaftarkan dirinya ke sebuah sekolah pariwisata di Bali. Namun ketika mengikuti tes masuk, Fiky tidak diterima di pilihan pertamanya yakni manajemen pariwisata melainkan di pilihan kedua berupa Food and Baverage (F & B). 

Gagal masuk ke jurusan idaman tidak membuat Fiky putus asa. Ia tetap menyelesaikan studinya hingga lulus di tahun 2005. Ternyata kuliah 'kecelakaan' ini sangat bermanfaat bagi masa depan Fiky. Banyak materi-materi kuliah yang dijadikan oleh Fiky sebagai pegangan untuk mendirikan bisnis kuliner walaupun dalam prakteknya lebih sulit. 

Kendati pada akhirnya Fiky bisa sukses di dunia kuliner, namun ternyata ia masih tetap memiliki keinginan besar di dunia pariwisata dan transportasi. Maka sejak awal tahun ini, ia kembali memasuki dunia yang dicita-citakan itu dengan membuka rent car kecil-kecilan. Bisnis sampingan itu pun dimulainya dengan modal lima mobil. Selama berjalan, Fiky mengaku usaha anyarnya ini cukup berpotensi.

"Dari lima mobil yang saya sewakan, hampir tidak ada satupun yang sempat pulang. Setiap hari semua mobil sudah ada yang nyewa. Padahal, saya sendiri belum memiliki kantor khusus untuk mengelola bisnis ini. Yang ada cuma numpang di kafe-kafe saya. Menyewakannya pun hanya kepada orang-orang yang sudah kenal dan bermodalkan kepercayaan," sambungnya.

Fiky berharap, usaha barunya di bidang transportasi ini bisa terus berkembang. Ia juga memimpikan suatu saat nanti memiliki armada bus sendiri. Selain dijadikan sebagai pemasukan tambahan, bisnis ini menurut Fiky juga bisa dijadikan hiburan.

"Sampai sekarang pun, kalau saya sedang suntuk dengan kerjaan, pasti akan lari ke garasi bus terdekat. Di sana saya bisa mengagumi kecanggihan bus dalam waktu berjam-jam. Saya sendiri sangat takjub dengan bus karena bisa lari kencang meski badannya besar," ujar pria kelahiran Malang 29 tahun lalu itu. (nda/han)

Di sela-sela kesibukannya mengelola empat usaha kuliner sekaligus, Fiky Nugrahawan Affandi masih sempat melakukan hobinya. Laki-laki ramah senyum ini memiliki hobi yang tak lazim dilakukan oleh orang-orang sebayanya, yakni mengumpulkan barang antik. Fiky mengaku mulai menyukai kegiatan ini gara-gara menyiapkan setting Ria Djenaka.

Fiky bercerita, ketika menyiapkan interior Ria Djenaka, ia berburu mobil-mobil antik yang digunakan sebagai pajangan di restonya itu. Namun setelah berhasil mendapatkan semua keinginannya, ternyata ia jadi ketagihan. Baginya, mendapatkan barang antik yang jumlahnya sangat langka sangat mengasyikkan. Apalagi kalau ia bisa mendapatkannya dengan harga murah.

"Meja dan kursi antik misalnya, saat bisa mendapatkannya dengan harga Rp 1,5 juta. Jika dibandingkan dengan bahannya, tentu saja harga tersebut jauh lebih murah. Beberapa tahun kemudian, harganya tidak akan turun. Kalau tidak naik, serugi-ruginya harganya tetap," beber Fiky. 

Yang membuat Fiky semakin terlena karena hobi ini bisa digabungkan dengan bisnis. Di hampir semua otlet resto miliknya, Fiky menata interiornya dengan nuansa lawas dan retro. Barang-barang ini pun bisa dijadikan sebagai pajangan dan digunakan untuk mendukung interiornya. Meski demikian, ia tidak pernah menargetkan untuk mencari barang-barang antik sebanyak mungkin. Ia berburu barang antik jika memang ada kesempatan yang mendukung.

"Kalau sedang ada acara di luar kota, seperti Jogja dan Solo, saya biasanya mencari tahu di mana pasar barang-barang antik berada. Saya sempatkan untuk melihat-lihat. Kalau ada yang cocok dibeli, kalau tidak ya tidak apa-apa. Barang-barang ini biasanya akan saya simpan terlebih dahulu di gudang. Kalau diperlukan untuk pajangan, baru dikeluarkan," terang suami Nita Rahadiani Saputri ini.

Dari semua koleksi barang antik yang dimilikinya, Fiky mengaku yang paling disukainya adalah mainan yang terbuat dari seng. Ia membeli barang tersebut seharga Rp 75 ribu. Karena saat ini keberadaannya sangat langka, pernah ada orang yang menawar hingga Rp 3 juta. Tapi karena senang, Fiky tidak melepas koleksinya tersebut ke tangan si penawar. (nda/han)

Saat membuka Ria Djenaka di awal tahun 2010, Fiky Nugrahawan Affandi masih jomblo. Dalam benaknya sama sekali belum ada keinginan untuk melepas masa lajang. Saat itu ia tengah fokus untuk membesarkan brand yang baru dibangunnya. Namun takdir Tuhan ternyata berkata lain. Sebab di pertengahan tahun 2010, ia dipertemukan dengan jodoh.

"Namanya Nita Rahadiani Saputri. Sebenarnya ia orang Malang, tetapi besar di Bandung. Kami berdua kenal di salah satu store baju saat ia pulang ke Malang. Saya menikahi dia karena menuruti kata hati. Hati saya mengatakan, ini dia orangnya. Jadi tanpa menunggu lama lagi, saya pun melamarnya," ungkap Fiky.

Bersama Nita, Fiky menciptakan keluarga dengan konsep yang santai dan nggak neko-neko. Ia bersama istri kompak mengurusi rumah tangga. Sang istri sendiri cukup memahami kesibukan pekerjaan Fiky, sehingga tidak terlalu menuntut sang suami untuk terus menemaninya. Sang istri justru lebih asyik mengasuh anak semata wayang mereka, Sekar Laksmi Maheswari Evanda.

Fiky mengaku, saat ini ia memang belum mengizinkan istrinya untuk bekerja dan lebih fokus mengasuh anak. Ia memandang, anak merupakan aset yang paling berharga sehingga akan lebih aman jika diasuh sendiri oleh ibunya dari pada diserahkan pada baby sitter. Demi menjaga kedekatan dengan sang buah hati tercinta, meski sibuk Fiky masih tetap meluangkan waktunya untuk family time.

"Yang berbeda dengan keluarga kecil lainnya adalah saya menghabiskan family time di luar weekend. Kalau weekend, justru pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Maklum, usaha saya ini juga berkaitan dengan entertainment. Meski hanya bisa hanging out bareng keluarga di weekday, tapi saya sudah sangat bersyukur. Apalagi di hari kerja biasanya segala sesuatu lebih murah. Misalnya saja tiket masuk bioskop, hehehe...," kelakarnya.

Ditanya soal nama anak yang sangat ke-Jawa-jawaan dan tidak lazim digunakan di zaman serba kebarat-baratan ini, dengan tegas Fiky menjawab. Ia memilih nama anak yang sangat kental dengan nuansa Jawa karena ia adalah orang Jawa. Baginya, melestarikan budaya sebagai identitas bangsa adalah hal yang wajib. Dan itu bisa dilakukan mulai dari hal kecil, seperti memilih nama untuk sang anak.

Sumber : yptrading.co.id

1 komentar:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل



    BalasHapus