Cita-cita awalnya itu menjadi tentara, gagal masuk Akabri, Ellong
Tjandra justru masuk Fakultas Ekonomi Universitas Hassanuddin. Namun,
Ellong lebih banyak aktif di olahraga khususnya karate, yang membawanya
ke mana–mana.
Mengawali karier di Bank Dagang Negara (BDN) pada 1982, Ellong
memiliki segudang pengalaman di industri perbankan, yang menjadi modal
penting bagi pria kelahiran Makassar, 26 April 1952, ini membangun PT
Bank Sulselbar menjadi kebanggaran masyarakat Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Barat.
Dalam wawancaran dengan Bisnis, Ellong bercerita banyak tentang
perjalanan kariernya, tantangan dan strategi bisnis, kita memotivasi
karyawan, hingga obsesinya.
Sebetulnya cita-cita awal saya itu jadi tentara. Tamat SMA, tidak
lulus Akabri. Lalu saya masuk FE Universitas Hasanuddin, tapi karena
saya banyak aktif di olahraga khususnya karate, jadi tampak terlambat
sekali, 5 tahun, biasanya lebih cepat. Pada zaman itu sebetulnya tidak
terlambat juga. Karate itu bawa saya ke mana-mana. Sejak SMA saya
karate dan ketika kuliah saya sudah jadi pelatih, terakhir saya ikut
PON.
Tidak disangka-sangka, pada 1982, saya dipanggil tes di Bank Dagang
Negara [BDN], salah satu dari empat bank yang merger menjadi PT Bank
Mandiri Tbk pada Juli 1999.
Saya ditempatkan di Jakarta tapi disekolahkan di Universitas
Indonesia di Salemba selama 6 bulan. Saya dulu kuliah main-main, pas di
UI eh ini kuliah beneran. Terakhir saya di Jakarta itu Kepala Cabang
Bank Mandiri Casablanca 2001, dekat kuburan itu. Saat BDN dilebur,
posisi saat itu saya sudah kepala cabang BDN di Gedung Pelni 1998.
Karate yang mengajar saya menjadi pegawai yang baik dan disiplin.
Saya sangat disiplin dan tak bisa tawar menawar sama anak buah soal ini.
Pada saat saya kepala cabang BDN di Gedung Pelni, saya masih ikut
kejuaraan dunia karate di Las Vegas, AS, yang ikut atlet-atlet
nasional, muda-muda, hanya saya yang tua dan kepala cabang bank,
lucunya hanya saya yang masuk delapan besar, semuanya disikat.
Dari karate saya belajar sportivitas. Saya begitu disiplin. Saya
contohkah datang pukul 7 pagi, katakan kepada karyawan bagaimana
mengawasi anak buah kalau datang tak tepat waktu? Saya tidak minta
mereka datang seperti saya, tapi paling tidak jangan terlambat. Tidak
rugi datang cepat, rugi kalau datang telat.
Mulai 1982 saya masuk BDN di kantor pusat Jakarta, lalu saya pernah
di Makassar juga tapi hanya 2 tahun [1989-1991]. Terakhir Mei 2007,
pensiun, sempat jadi penasihat di BPR Bandung. Tiba-tiba diminta Pak
Gubernur Sulsel dan pemegang saham untuk ikut dalam kompetisi direksi,
bukan ditarik, tapi harus melalui fit and proper test Bank Indonesia.
Akhirnya saya diterima, masa tugas pertama dari 2009-2013.
Saya terus terang bangga berhenti baik-baik dari Bank Mandiri. Saya
juga pernah jadi pegawai teladan di Bank Mandiri kategori pemimpin
wilayah. Jadi tidak bisa dibohongi orang melihat nama besar Bank
Mandiri. Termasuk ketika saya memproses penilaian obligasi perdana Bank
Sulselbar dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Saya masuk 2009. Saya orang luar, kucluk kucluk masuk bawa perubahan.
Saya mengubah pasti ada konsep. Konsep yang saya bawa tentu tak
semuanya langsung diterima. Saya masuk ke organisasi yang sudah
terbentuk lama berarti harus menyesuaikan diri, tetapi tidak semua,
mungkin meluruskan yang sudah ada tetapi tidak boleh sewenang-wenang.
Mana ada dulu orang kenal bank ini. Karakter pelayanan saja misalnya saja teller.
Kini kami rekrut muda-muda untuk frontliner. Saya bilang sama
karyawan lama, Ibu, waktu tahun 40-an bagus, tapi sekarang waktunya di
belakang.
Contoh kecil misalnya rekrut frontliner, tidak mungkin cantik,
pinter, rajin sembahyang, yah pasti ada satu kriteria yang dikorbankan.
Mungkin cantik tapi pintarnya setengah-setengah. Beda kalau kami
rektrut karyawan analisis kredit. Biar nda ada ‘kuping’ kalau
otaknya ada ya kita terima.
Dulu orang tanya di mana BPD Sulsel, di sebelah Bank Panin. Nah
sekarang orang tanya balik di mana itu Bank Panin, ada di sebelah BPD.
Sedih sekali ketika ada teman tanya, Pak Ellong, kantornya di mana?
saya jawab, Itu deketnya Bank Panin, lalu dijawab teman saya, Itu
kantor toh? dalam hati saya bilang: alamaak berat kali tugas saya.
Gedung juga kami poles, dulu tidak begini luarnya. Ini bank sudah
umurnya 51 tahun. Dulu orang lihat citra bank ini, apalagi gedungnya
kurang. Ada nenek-nenek ambil uang pensiun, sudah tua, terpaksa
saya tuntun naik ke atas lewat tangga. Saya masuk ke sini, belum ada
kantor kas, saya buka kantor kas, saya online-kan semua. Hari gini tidak
online?
Pertama masuk asetnya baru Rp4 triliun, sekarang hampir Rp10 triliun.
Laba sebelum pajak Rp90,26 miliar sepanjang triwulan I/2012, bertumbuh
5,86% dari periode yang sama tahun lalu Rp85,26 miliar.
Memang perubahan itu berat, perlu waktu. Saya belajar ketika empat
bank dilebur menjadi Bank Mandiri. Itu ada karakter yang berubah,
karakter bank pemerintah, yang pada awalnya belum melayani kini
tiba-tiba merubah menjadi pelayanan.
Jadi kalau ditanya apa yang berubah, Pertama, citra. Dulu direkturnya
tidak percaya diri dengan BPD, rapat malah di belakang tembok, saya
ubah itu. Bank ini punya gubernur, bupati, satu-satunya bank yang punya
kantor pusat di sini. Saya bukan klaim sombong tetapi organisasi ini
harus sombong.
Bagi karyawan kalau tidak suka bilang, saya segera undur diri, saya bukan mencari pekerjaan, saya sudah pernah bekerja.
Kedua, perubahan budaya. Kalau bukan kita yang bangga dengan bank
ini, siapa lagi? Kasih pelayanan terbaik supaya nasabah terkesan. Sejak
1999-kini eranya bank modern, semuanya pelayanan.
Dulu saya masuk 1982 bank tidak takut kehilangan nasabah, karena
banknya cuma seuprit. Lah kalau sekarang, bisa-bisa nasabah lari.
Sekarang eranya pelayanan, suka atau tidak suka tetapi tentu tidak
semudah itu. Sama ketika merger BDN, kami defensif waktu itu. Saya dulu
ketua serikat pekerjanya, saya bilang ke pekerja dasar, siap bakar
nih kantor yah bakar. Tapi kan kami menerima merger. Lihat Bank Mandiri
sekarang, lima kali berturut-turut memang pelayanan.
Tentu jawabannya belum. Perlu proses, misalnya kita terbiasa menulis
tangan kanan, ketika diminta ubah ke tangan kiri tidak serta-merta.
Sampai saat ini belum berubah, kalau pun berubah masih sangat sedikit.
Masih berat tanggung jawab.
Jujur di sini mungkin dua periode baru bisa berubah semua, cuma saya tidak boleh ambisi, nanti saya gila.
Langkah prioritas adalah mengubah cara berpikir semua pegawai,
terutama di kantor cabang, bahwa bank ini harus lebih mengutamakan
pelayanan, kami juga adakan pelatihan di seluruh tingkatan. Kami
berusaha meyakinkan masyarakat dan nasabah bahwa kami adalah bank umum
yang beroperasi seperti bank umum lain dan mampu melayani nasabah dengan
prima.
Kuncinya adalah human relation. Misalnya kredit, jangan lama-lama.
Kalau tidak terima ya bilang cepat, jangan 2-3 bulan lalu ditolak, kan
masih banyak bank lain.
Meremajakan posisi pemimpin cabang yang telah menempati posisi
untuk waktu di atas 5 tahun, di mana sebelumnya rata-rata pemimpin
cabang itu adalah yang memiliki hubungan emosional dengan wali
kota, bupati atau pejabat setempat.
Memfasilitasi perubahan nama Bank Sulsel menjadi Bank Sulselbar
sehingga lebih mencerminkan kepemilikan dua provinsi. Ke depan karena
namanya terlalu panjang obsesi saya disingkat jadi BBSSB, tidak mudah
tapi saya sudah punya nama itu.
Pertama masuk, saya target 2 tahun pertama, promosi, memperkenalkan
ini lho BPD. Kita tidak jelek-jelek amat, lalu 2 tahun kedua yakni
sekarang tahunnya bisnis. Namun bukan berarti 2009-2011 itu tidak
bisnis, bisnis tapi belum fokus karena mengubah citra dulu.
Oh pernah, tapi itu rahasia perusahan. Begini, jadi pemimpin yang
penting jangan pengecut kalau salah bilang salah dan jangan pernah
ragu minta maaf. Saya minta maaf, saya keliru dan sebagai manusia baik
dimaafkan.
Dengan memberi pelayanan excellent, mengedepankan kenyamanan dan
keamanan nasabah bertransaksi di semua cabang Bank Sulselbar termasuk di
cabang Jakarta. Saat ini semua kantor cabang dan kantor kas sudah
terkoneksi secara online.
Kami harus jujur. Regional champion artinya tuan rumah di daerah
sendiri bukan penonton. Buat kami ada beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, misalnya komposisi kredit konsumtif dibandingkan dengan
produktif hingga 2014 adalah 60%:40%, dan NIM diharapkan hanya sampai
dengan 5%.
Agak berat tapi kami berusaha. Kami kejar agar kredit bisa 60;40.
Sekarang sudah berkisar 40% produktif. Regional champion targetnya
tercapai pada 2014.
Aksi korporasi sebenarnya sudah ada a.l sindikasi kredit. Tahun lalu
kami terbitkan obligasi Rp400 miliar dan sukuk mudharabah Rp100 miliar
bagi Unit Usaha Syariah Bank Sulselbar. Ini untuk pendanaan proyek
pembangunan di dua provinsi itu.
Ke depan, tahap kajian rencana pelepasan saham Bank Sulselbar kepada
swasta maksimal 20%. Dan rencananya pada 2013-2014 kami akan obligasi
lagi, ini dasarnya kita untuk IPO itu.
Kami akan menggandeng Bank Mandiri mengeluarkan kartu kredit, kerja
sama dengan Bank BCA mengeluarkan debit card. Beberapa produk tengah
kami konsep, kami juga mau buka cabang lagi di Jakarta. Sebelumnya sudah
ada di Menara Bidakara, dan akan buka lagi di Kelapa Gading.
Saya buka cabang di Jakarta dengan konsep yang jelas. Di Jakarta,
modelnya seperti priority banking karena kami di sana cari uang bukan
cari kredit, uangnya kami bawa ke Makassar. Jadi nasabah kami itu
korporasi.
Meningkatkan pelayanan dan promosi yang tepat serta lebih aktif untuk
menyampaikan kepada masyarakat tentang kehadiran bank ini serta produk
apa yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum khususnya di Sulsel dan
Sulbar. Selain itu, kami telah membuka beberapa jaringan baru (kantor
dan ATM) termasuk kantor cabang kami di Jakarta seperti saya katakan
tadi.
Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai peraturan kepegawaian.
Langkah awal kami adakan pendekatan persuasif. Itu untuk mencari akar
permasalahan pegawai berbuat tindakan tidak patut. Setelah itu barulah
tindakan administratif sesuai dengan berat tindakannya agar hal-hal di
atas tidak terjadi lagi.
Kami berikan sentuhan pada mereka, misalnya memberi motivasi dan
penghargaan. Artinya sistem reward and punishment. Harus berimbang, agar
karyawan mempunyai rasa memiliki terhadap perusahaan. Hal lain
adalah kesejahteraan karyawan.
Apabila karyawan diperhatian dengan benar, seharusnya memacu mereka
untuk memberi yang terbaik juga bagi perusahaan. Memperhatikan
pendidikan internal maupun eksternal karyawan sesuai jabatan dan
kompetensi pada unit kerjanya.
Kalau pensiun saya akan istirahat sejenak dan mencari kesibukan ringan misalnya mengurus organisasi sosial dan olahraga.
Orang tua, setelah itu istri saya. Saya keliling kerja, anak saya tinggal di Jakarta dan Bandung, toh semua sarjana.
Sumber : megapasar.com
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل