Minggu, 25 November 2012

Pengusaha Djan Faridz


Di Jakarta, siapa yang tidak kenal nama Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz, pengusaha dan politisi yang juga Ketua Umum Tanfidziah PWNU DKI Jakarta dan Bendahara Forum Silaturrahmi Ulama Habaib Betawi (FUHAB).

Sebagai Politikus, Djan sempat menduduki sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Daerah Khusus Khusus Ibukota Jakarta. Menjelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2012 ini, Djan juga digadang-gadang sejumlah partai untuk mencalonkan diri. Hingga akhirnya tercatat sebagai anggota DPD pertama dalam sejarah yang diangkat jadi menteri. Oleh Presiden SBY, Djan Faridz diangkat menjadi Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) menggantikan Suharso Monoarfa yang mengundurkan diri.

Sebagai pengusaha, Djan Faridz tergolong pengusaha yang sukses. Berawal dari mendirikan bengkel las ketok, kemudian beranjak menjadi pedagang bahan bangunan, lalu menjadi kontraktor perumahan untuk pegawai negeri sipil dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Djan merupakan pengusaha properti yang membesarkan Tanah Abang seperti sekarang. Berdasarkan situs djanfaridz.com, pria kelahiran 5 Agustus 1950 ini tercatat sebagai direktur utama PT Priamanaya Djan International dari 1996-sekarang.

Priamanaya Group merupakan perusahaan properti yang salah satunya menggarap pembangunan Pasar Tanah Abang Blok A dan B. Melalui perusahaan itu, pusat grosir Tanah Abang diubah menjadi pusat perbelanjaan yang memiliki fasilitas seperti lift, pendingin ruangan, dan fasilitas penunjang lainnya. Sebagai pusat grosir, perputaran garmen di Tanah Abang mencapai Rp200 miliar per hari dari sebanyak 13 ribu kios yang ada di Blok A dan B.

Sukses di bidang properti, Djan merambah sektor pertambangan batubara dengan wilayah kerja di Riau dan di Semidang Aji, Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Di bidang listrik, Djan Faridz dengan bendera Priamanaya sudah mulai membangun pembangkit listrik di Rembang, Jawa Tengah, dengan kapasitas 2x300 MW. Selain itu, Priamanaya akan menggarap pembangkit listrik independen (independent power producer/IPP). Tak hanya itu, perusahaan ini juga akan membangun pembangkit listrik di Lahat, Sumatera Selatan, di mana investasinya hampir mencapai Rp2,5 triliun.

Sebagai pengusaha, Djan memiliki kekayaan yang lumayan besar. Berdasarkan laporan harta kekayaan yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), setelah menjadi anggota DPR pada 31 Oktober 2009, Djan memiliki total kekayaan Rp87 miliar. Penyumbang utama kekayaannya berasal dari tujuh unit bangunan yang dimilikinya di Jakarta dan sekitarnya. Total, tujuh unit itu bernilai Rp69,88 miliar per 31 Oktober 2009. Kemudian, Djan Faridz memiliki alat transportasi senilai Rp523,7 juta, logam mulia dan barang antik senilai Rp1,05 miliar, dan surat berharga Rp4,5 miliar. Total semuanya mencapai Rp87,04 miliar. Djan Faridz mungkin salah sedikit orang yang sukses dalam dunia usaha, politik hingga agama. 

Pandangan ekonominya menekankan pada nilai-nilai Islam yang terbuka dan sekaligus pada ekonomi kerakyatan. Pandangan akan pentingnya ekonomi kerakyatan disebabkan lingkungan keluarganya -meskipun berasal dari keluarga mampu akan tetapi nilai-nilai Islam dan Betawi yang cenderung merakyat (lebih sosialis)– dan organisasi-organisasi sosial yang diikuti populasi anggotanya kebanyakan berasal dari kalangan bawah perdesaan dan perkotaan. Dengan demikian, dalam menyoroti pandangan ekonominya bertumpu kepada kewirausahaan dan relevansinya ekonomi kerakyatan dalam memajukan perekonomian masyarakat, yang bertumpu pada pencapaian masyarakat yang adil dan makmur baik spiritual maupun material. 

Sumber : developerdankontraktor.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar