Sukses Warung Lekko "Iga Penyet"

Satu kekuatan hingga membuat warung spesialis iga sapi  penyet ini terkenal dan jadi rujukan para penikmat kuliner di berbagai daerah di Indonesia adalah rasanya yang nikmat

Warung Leko adalah nama resto spesialis iga sapi yang berdiri sejak 2006 silam di Kota Surabaya.  Warung ini hadir dari sebuah mimpi seoarang anak yang  ingin mempunyai satu usaha bisnis restoran yang dikenal banyak orang. Kebetulan, Surabaya adalah satu kota yang memiliki makanan khas yakni penyet. Ada ayam penyet, tahu dan tempe penyet, ikan penyet dan penyet-penyet yang lainnya. Namun dari semua yang berbau penyet belum ada iga penyet. “Dimulai dari sana, kemudian terpikirkan untuk membuat satu makanan yang boleh dibilang masih asing bagi dan telinga dan lidah masyarakat, yaitu iga sapi penyet,” terang Felix,  adik kandung Yusuf pendiri Warung Leko.Apalagi pada masa itu Iga Sapi atau daging sapi hanya bisa ditemui dalam varian menu steak, sop, konro dan iga sapi bakar.

Dari  mimpi serta keinginan dan keyakinan yang kuat, sejurus kemudian Warung Leko pun dibangun. “Kemampuan memasak sang Ibu yang kala itu suka memasak sop buntut dan keingin bisnis Yusuf menjadi kombinasi yang sangat baik berupa menu baru Iga sapi penyet yang cukup diterima masyarakat kala itu di Surabaya,” ujar Felix. “Jadi pendiri bisnis ini adalah Kakak sama Mamah,” imbuhnya.

Felix menerangkan, pada awalnya berdiri semua berjalan mengalir begitu saja. Seperti umumnya orang berdagang. Tidak ada upaya untuk promosi, beriklan dan sebagainnya seperti umumnya bisnis modern.  “ Sehingga Kadang sepi, kadang juga  ramai,” ujar Felix.

Tetapi, ada satu kekuatan hingga membuat Warung Leko menjadi dikenal seperti sekarang ini. Kekuatan itu adalah rasanya yang nikmat sehingga   proses getok tular atau words of mouth pun merajalela kesetiap penyuka iga sapi.

Menurut Felix,  Warung Leko kini telah memiliki  30 gerai. Tersebar mulai dari Surabaya, Jakarta Bali, Medan, Makassar, Bandung, Tangerang, dan daerah lainnya di Indonesia.

Felix mengatakan, sejak lama Warung Leko telah berkerja sama dengan pihak lain dalam pembukaan gerainya. Dari sekitar 30an itu hanya 4 gerai yang milik sendiri, selebihnya mitra/franchisee. ”Gerai kami di Surabaya dua dan di Jakarta dua,” katanya. Ffektif yang benar-benar franchise pada 2007.

Ketenaran Warung Leko memang tidak disangsikan lagi. Selain setiap gerai selalu ramai, para investor yang tertarik dengan bisnis Warung Leko pun juga membludak. Terus terang, kata Felix, semua itu karena efek word of mouth dan publikasi yang gencar dari berbagai media yang kerap membahas tentang Warung Leko. Selain  banyaknya  artis-artis atau beberapa pejabat yang suka mampir ke Warung Leko.

Apa yang dikatakan Felix bukan omong kosong. Buktinya, jika suatu saat Anda berkunjung ke restoran ini Anda akan temukan bubuhan tanda tangan para publik figur di setiap kiri-kanan dan depan belakang Warung leko.

Felix menegaskan, soal konsep franchise yang disuguhkan Leko kepada para mitranya cukup terbatas. Ia hanya memberikan   kepada satu orang untuk setiap daerah. Misal, untuk Medan hanya satu orang yang bisa memiliki. Hal ini sengaja ia lakukan, kata Felix,   untuk meminimalisir persaingan yang tidak sehat dan pembatasan agar Warung Leko tidak ada dimana-mana.. Ia tidak ingin terjadi seperti franchise yang lainnya dimana persaingan begitu crowded.

Investasi yang dibutuhkan untuk memiliki satu unit  Warung Leko, ujar Felix, sekitar Rp 250 juta, diluar tempat. Dengan investasi sebesar itu mitra telah diberikan berbagai kelengkapan mulai dari hak penggunaan merek, training, SOP, supply resep dan seterusnya. Kemudian untuk bahan baku semua bisa diusahakan oleh mitra sendiri tentunya harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Ditanya soal kunci sukses dalam bisnisnya, kata Felix, selain rasa yang nikmat adalah pelayanan yang prima dan baik kepada konsumen. Untuk itu ia selalu menyempatkan diri untuk selalu datang ke gerainya hanya demi menemui konsumen yang datang. Hal itu sengaja  ia lakukan karena biasanya ada kebanggaan dan rasa yang berbeda bagi pelanggan bila mendapat sapaan dari pemilik. “Itu pula yang saya  turunkan kepada para franchisee dan terlebih karyawannya yang setiap saat bertemu konsumen, untuk setidaknya mengenal nama mereka dan mengetahui apa hobi atau menu yang mereka sukai,” jelasnya.

Persaingan

Bicara persaingan ada satu hal yang sangat menarik yang terungkap, yaitu Warung Leko ternyata  diklaim sebagai nomor satu untuk katagori Spesialisai Iga Sapi Penyet. Jika belakangan  ada satu kompetitor yang cukup kuat dan nyaris sama nama dan menunya. kata Felix, ada satu kisah yang tersimpan. Apa itu? Konflik.

Dijelaskan,  konflik mungkin adalah satu hal yang sering terjadi dalam sebuah bisnis. Demikian halnya dengan Warung Leko.  Dalam perjalanan bisnis Warung Leko  pernah mengalami satu fase yang boleh dibilang cukup menyakitkan.

Cerita itu, beber Felix,  berawal dari kerja sama dengan mitra, untuk membangun satu gerai di sebuah lokasi, dimana mitra menyediakan tempat dan kelengkapan bisnis lainnya dari franchisor. Ditengah perjalanan ada satu itikad tidak baik dimana si mitra ingin mengetahui urusan dapur. Satu demi satu resep dibedah dan dipelajari, hingga pada puncaknya terjadi perpecahan dan si Mitra membuat satu bisnis baru yang nyaris sama dengan Leko. Dari mulai logo hingga varian menu sama.

Namun, diakui Felix, mitra ini cukup cerdas dimana ia mengkonsep bisnisnya kemudian menjadi lebih bervariatif menunya, dan gerainya lebih berbeda. Saking pinternya penduplikatan itu, meski nama yang sangat serupa, namun memiliki arti yang sangat jauh berbeda. ”Orang paten pun hingga ragu dibuatnya apakah ini kena pelanggaran hak paten atau tidak,” kata Felix.

Meski demikian, kata Felix,  permasalahan ini telah dia dianggap selesai. Dia tidak mau berlarut memikirkan hal ini, cukup menjadi sebuah pelajaran saja.

Penasaran dengan nikmatnya Iga Sapi penyet, silahkan berwisata kuliner ke Warung Leko. Hanya dengan Rp 25-30 ribu Anda sudah dapat menikmati legitnya Iga Penyet yang dipadukan dengan sambal terasi.

Sumber : majalahfranchise.com