Minggu, 18 November 2012

Resto Makanan Laut Yang Sukses

Bagi orang yang baru saja menginjak Balikpapan, sepintas lalu tidak akan menyangka jika ternyata rumah makan panggung sederhana beratapan daun rumbia di kawasan Sepinggan itu adalah tempat singgah orang-orang penting dari pejabat pemerintahan sekelas menteri, pimpinan puncak perusahaan, eksekutif perusahaan dari kalangan ekspatriat hingga kalangan selebritis.

Setiap hari terlihat deretan panjang mobil-mobil mewah di pelataran parkirnya. Sehingga sudah menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Kaltim, para tamu dari luar Balikpapan serasa kurang lengkap sebelum mampir ke Bumahai.
 
Bagi Yetty dan M. Tahir, tidak ada resep khusus yang dimilikinya kecuali sebatas memberi sajian makanan laut terbaik untuk para pengunjungnya dengan sentuhan pelayanan memanjakan pelanggan yang disebutnya sebagai personal touch.
 
Kami sendiri kadangkala tidak mengerti apa yang membedakan kami dengan restoran-restoran sea food di sini. Apalagi, semua menu di sini bisa didapatkan di restoran lain,ujarnya.

Selain semua jenis ikan laut yang segar seperti al. terkulu, bandeng, bawal, baronang, kakap, kerapu, udang, mas, di restorannya para tetamu bisa merasakan lezatnya rica-rica, dimana konon sudah menjadi trade mark restoran yang sudah berumur delapan tahun tersebut.
 
Terus terang, memang rica-rica di sini sangat khas dan disenangi pelanggan. Saya mempelajari ramuan rica-rica dari (almarhumah) ibu saya, Ny Itje Boyoh (76), semasa saya masih gadis di Amurang, Bitung, Sulawesi Utara."

Konon, cita Rica-rica itulah yang kadangkala membikin dirinya repot meladeni permintaan dari para pelanggannya, khususnya yang berdomisili di luar Balikpapan seperti Jakarta.

Pernah satu hari, seorang pejabat penting di Jakarta memintanya untuk segera mengirimkan sajian ikan dan rica-rica-nya melalui antaran pesawat hanya sekedar melepas kangen dengan rasa makanan Bumahai.
 
Kalau sudah begitu kejadiannya, mau tidak mau kami harus rela memenuhi permintaan itu," ungkapnya.

Ihwal restoran panggungnya yang berdiri atas luas tanah 25 meter x 40 meter, dia bercerita. Satu kali ia menanyakan beberapa pelanggan terhadap rencananya merubah desain interior ruangan makannya, sebagaimana layaknya restoran mewah. Tidak lagi beralaskan papan, ruangan dipasangi pendingin ruangan.
 
Tapi, mau tahu apa jawaban mereka, nggak usah Bu. Biar saja alami seperti begini. Kami lebih fresh dan menikmati ruang-an yang ada saat ini,ujar dia.

Meski begitu, untuk memenuhi permintaan beberapa pelanggan VIP, pihaknya merencanakan dalam waktu dekat akan menambah fasilitas baru yang didesain eksklusif, terpisah dari rumah panggung.

Toh sebenarnya dengan rumah panggung sekarang, Bumahai yang singkatan dari Bugis Manado Hai mampu menggaet pelanggan kalangan menengah ke atas dengan omset per setengah hari, mencapai Rp4 juta. Sedangkan jumlah pelanggannya mencapai 1.000-an, tersebar dari Balikpapan, kota-kota se-Kalimantan Timur dan seantero kota besar Indonesia.
 
Walaupun di Balikpapan sudah mulai menjamur restoran sea food eksklusif, usaha kami tetap eksis dengan pelanggan yang lo-yal," katanya.

Tentang nama restorannya sendiri, tuturnya, sebelumnya bernama Sepinggan namun karena usaha itu kurang maju maka akhirnya diganti dengan nama Bumahai sampai sekarang.

Tidak ada riset khusus yang dilakukan pasangan suami istri ini saat memulai merintis usaha di penghujung tahun 1994. Sang suami yang melontarkan ide membuka restoran ikan laut. Kebetulan sang suami yang berdarah Bugis-Makassar, memang memiliki talenta di perikanan karena berlatar belakang keluarga nelayan.
 
Waktu itu, kami kebetulan memiliki modal senilai Rp30 juta ditambah sedikit uang tabungan saya. Jadilah, kami memulai usaha ini," kisah ibu dari empat anak ini.

Tanpa disangka, Bumahai yang saat itu mempekerjakan enam karyawan dan masih menempati tanah sewaan di Sepinggan diserbu pembeli. Sungguh mencengangkan karena hanya dalam tempo empat bulan lamanya beroperasi, modal Rp30 juta pun sudah kembali. Beberapa eksekutif bank pun berebutan menawarkan fasilitas kredit agar restoran mereka bisa lebih dikembangkan
 
Kami belum berpikir mengembangkan usaha ini lebih besar dari sekarang. Apa yang sudah berjalan lebih dari cukup.Tapi tahun depan, kami berencana merintis pembukaan outlet Bumahai di Jakarta sebagai respon atas permintaan pelanggan di sana.

Dia mengakui, apa yang diperolehnya saat ini merupakan buah dari kerja keras siang malam selama delapan tahun. Dari usaha ini ia sudah memperoleh segalanya dari rumah dan mobil mewah, berbagai jenis usaha hingga bisa melancong ke sejumlah kota dunia dan menyekolahkan anak ke Luar Negeri.

Meski begitu, pasutri ini tidak lupa dengan Kemurahan Sang Pencipta. Sebagai ungkapan rasa syukur, selain menyisihkan beberapa persen dari hasil usahanya untuk kaum dhuafa, mereka pun ikut memberdayakan kehidupan para nelayan di kampung halaman sang suami, Poso, Sulawesi Tengah.


Sumber : ciputraentrepreneurship.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar