Rabu, 21 November 2012

Sukses Fifa Art Galery


Meningkatnya kebutuhan pasar terhadap berbagai produk kecantikan, serta maraknya produk impor dan branded yang memenuhi pasar lokal saat ini mendorong wanita yang bernama Emmie Tri Hastuti untuk menggeluti usaha produk kecantikan sejak tahun 2009. Ia pun memilih memproduksi sabun yang berbahan alami sebagai produk unggulan. Menurutnya sabun yang berbahan alami merupakan alternative lain karena ditawarkan lebih murah di tengah maraknya sabun branded dan impor yang mahal. Dia memang tidak mempunyai keahlian ataupun berlatar belakang pendidikan bidang kimia. Hal tersebut tidak mematahkan semangatnya, sehingga ia pun mengikuti pelatihan teknik pembuatan sabun dari seminar dan media internet.
Sebagai modal awal Tri (biasa dipanggil) mengeluarkan Rp 20 juta untuk membeli peralatan dan perlengkapan seperti mixer, kompor, panci dan lain sebagainya sebesar Rp 13 juta daan bahan baku seperti minyak kelapa, minyak zaitun dan larutan alkali serta bahan baku tambahan aromatherapy sebesar Rp 5 juta. Kemudian untuk biaya operasional sebesar Rp 2 juta. Bahan alami tersebut dibeli di pasar tradisional maupun di pasar modern.

Produk

Tri menawarkan berbagai macam produk kecantikan dengan merek Fifa, diantaranya :sabun Pepaya, sabun Sirih dan sabun serai yang masing – masing memiliki khasiat dan kelebihan tersendiri. Untuk menambah rasa dan kesan ia menambahkan beragamaromatherapy pada setiap produknya seperti aroma lavender, mawar, jasmine, green tea, strawberry, apel dan rempah (seperti ilalang dan kayu manis). Aroma yang paling banyak diminati orang adalah aroma green tea, karena memberikan kesan releksasi pada saat digunakan.
Sabun yang paling laku menurutnya adalah sabun pepaya yang dibuat dari ekstrak buah papaya. Bahan buah papaya yang digunakan adalah buah papaya yang masih muda. Dalam kondisi ini papaya kaya akan enzim proteolitik papain, enzim yang sangat baik membantu mengangkat sel kulit mati.
Enzim papaya paling baik untuk pembuatan kosmetik, khususnya untuk expoliator(pengangkat sel kulit mati) seperti lotion, cleanser, atau pun masker. Diakuinya proses pembuatan sabun dari ekstrak buah papaya lebih sulit dibandingkan dengan bahan alami lainnya. Hal ini dikarenakan sabun memiliki pH yang lebih tinggi dibandingkan pH netral yaitu pH 7. Sehingga untuk membuat sabun papaya yang berkualitas, harus terlebih dahulu membuat soap base atau bahan dasar sabun dengan bahan baku alami, seperti minyak kelapa, minyak zaitun dan larutan alkali untuk mendapatkan soap base yang memiliki kadar pH mendekati pH netral, mengingat enzim papain tidak akan aktif apabila kandungan pH sabun dibawah atau diatas netral.
Varian sabun lainnya yang ditawarkan adalah sabun sirih, yaitu sabun yang berasal dari soap base yang dicampur dengan ekstrak sirih. Sabun jenis ini berguna untuk menjadikan daerah kewanitaan tetap segar dan harum, bebas keputihan, dapat menghilangkan bau tak sedap, gatal, dan mencegah infeksi yang disebabkan bakteri dan jamur. Kelebihan sabun sirih produksinya adalah mengandung phenol (asam karbol) yang memiliki antiseptic 5 kali lebih efektif dibandingkan phenol biasa.
Produk lainnya adalah sabun serai, yakni sabun yang dibuat dari soap base yang dicampur dengan ekstrak minyak serai. Pada pembuatan sabun serai, minyak serai dapat digunakan sendiri atau dapat dikombinasi dengan bahan herbal lain, misalnyaAloevera atau lidah buaya yang memiliki khasiat melembutkan, atau juga dikombinasikan dengan eucalyptus yang memiliki khasiat deodorizing atau menghilangkan bau badan.
Kemasannya berupa plastik bening dengan berat 200 gr per buah. Produknya juga sudah terdaftar di BPOM sejak tahun 2010. Syarat dan ketentuan seperti surat izin industry dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Dalam proses produksi, ia juga sudah menerapkan CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik) sesuai peraturan BPOM.

Pemasaran dan Persaingan

Tri menyebutkan pentingnya mengikuti berbagai pameran untuk mengenalkan produk kepada masyarakat. Cara seperti ini menurutnya sangat efektif untuk memperluas pasar. Berbicara mengenai persaingan, dirasakannya usaha di bidang produksi kecantikan ini tidak terlalu ketat.

Kendala Usaha

Diakui Tri kendala pada awal usahanya adalah mendapatkan izin edar dari BPOM. Untuk mendapatkan Surat Keterangan tersebut sebelumnya harus memiliki Izin Prinsip Perusahaan dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal), Izin Mendirikan Bangunan(IMB) untuk produksi dari Pemerintah Daerah, NPWPSIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dari DirJen Pajak, Upaya Kelola Lingkungan dan Pemantauan Lingkungan(UKL/UPL) dari Dirjen Penataan Ruang, Departemen Pekerjaan Umum, serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu Pemerintah Daerah.
Setelah semua persyaratan tersebut dilengkapi, ia memperoleh Surat Rekomendasi dari Departemen Kesehatan yang ditujukan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan(BPOM) untuk dicek secara laboratorium. Setelah izin edar didapatkan produknya tetap mendapatkan pengawasan BPOM. Ia berharap Pemerintah dapat mempermudah pengusaha sepertinya agar pengurusan izin tidak berlarut – larut.
Sumber : bisnisrumahan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar