Selasa, 20 November 2012

Permen Hand Made Menarik Pembeli


Ada pemandangan tak biasa di mal Taman Anggrek sejak dua bulan yang lalu. Para pengunjung terlihat memadati toko permen Sticky di pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta Barat itu. Mereka terlihat antusias karena yang dijual di toko permen itu tak sekedar aneka jenis permen, melainkan juga permainan pembuatan permen itu. Inovasi toko permen ini tentu mengingatkan kita akan toko roti JCo dan Bread Talk yang sengaja ‘memamerkan’ cara pembuatan produk mereka.
Toko permen Sticky memang sengaja memamerkan pembuatan permen ‘hand made’ kepada pengunjung. Dengan demikian, pengunjung tak sekedar mencicipi manisnya permen, namun juga tontonan pembuatan permen itu. “Konsep yang kita usung adalah permen hand made, karena ini menjadi suatu ketertarikan bagi para pengunjung, gimana sih buat permen itu,” kata Ronal,Project Consultan Sticky.
Sticky ini merupakan franchise dari Australia dan hadir di mal Taman Anggrek sejak 2 bulan yang lalu. Produk utamanya adalah Rock Candy, yaitu permen kecil seukuran dadu dengan rasa buah-buahan seperti apel, semangka, melon dan jeruk.
“1 hari rata-rata kita bisa buat permen 30 kg sampai 50 kg. Lalu kita jual dengan kemasan 70gr untuk satu rasa kita kasih harga Rp 21.000 kalau campur Rp 29.000. Lalu kemasan 225 gr, satu rasa Rp 59.000 dan mix Rp 79.000,” jelas Ronald
Ia juga mengatakan banyak pembeli yang datang juga menanyakan bahan-bahan pembuat permen ini,karena banyak yang khawatir bahan bakunya berbahaya. “Untuk bahannya kita pakai gula dan glukosa lalu pewarna makanan dan perasa yang lulus uji dari Australia, jadi sangat aman. Memang banyak pembeli yang menanyakan hal itu,” katanya.
Pauline salah satu pembeli mengatakan bahwa konsep yang di usung oleh toko ini sangat unik dan menarik.  “Karena langsung dibuat di depan kita (pembeli) kan aku ngga pernah lihat proses pembuatan permen, biasanya juga beli langsung jadi, nah kalau disinikan bisa lihat. Rasanya segar dan bentuknya lucu, kecil-kecil seperti itu,paduan warnanya segar dan itu buat orang tertarik,” katanya.
Menjelang weekend, toko ini menyiapkan permen dengan desain literatur Mandarin di dalam permen.”Untuk Imlek kita hanya beda desainnya saja,kalau yang biasa dalamnya itu gambar buah nah yang Imlek ada literatur dalam Bahasa China,” jelas Ronald.
Sumber : jpmi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar