Senin, 19 November 2012

Sukses Presiden Furniture


Ketika saya kecil, saya adalah seorang gembala sapi di suatu desa bernama Kagungan Ratu. Sebuah desa yang ada di daerah transmigrasi di Tulang Bawang, Lampung. Dari kecil sebelum sekolah sampai SMA saya menggembalakan sapi.
Di saat saya berada di padang rumput bersama 11 sapi saya, saya sering berpikir kalau besar nanti aku jadi apa ya? Masa selamanya aku jadi gembala sapi? Angan-angan saya sering berubah-ubah, kadang saya berpikir ingin jadi dokter, kadang ingin jadi musisi, dan kadang pula saya berpikir jadi seorang pengusaha. Dan lagi-lagi itu hanya keinginan. Tapi keinginan itu terus ada sampai SMA. Dan cita-cita itu terus tidak menentu, tapi kali ini keinginan untuk menjadi musisi sudah hilang, karena kemampuan musik saya tidak bertambah.

Setelah mendekati kelulusan SMA saya semakin bingung menentukan keputusan kemana saya harus kuliah. Saya ingin mendaftar di akademi perawat. Ternyata kebanyakan cewek di sana. Akhirnya sudah mulai terseleksi keinginan saya. Keinginan jadi dokter atau paramedis hilang. Tapi ada lagi satu keinginan yakni menjadi pemandu wisata. Dan keinginan saya sudah mulai mengerucut hingga saya memutuskan untuk Kuliah di Akademi Pariwisata. Rencana di Bandung, tetapi di tengah-tengah ada seorang gadis yang saya sukai mengajak kuliah di Semarang, Jawa Tengah. 

Saya bertanya, "Apa ada akademi pariwisata disana?" Dia bilang ada namanya AKPARI. Singkat cerita saya berangkat ke Semarang. Aku mendaftar di AKPARI, si dia daftar di STMIK Dian Nuswantoro (sekarang Universitas Dian Nuswantoro). 

Ada cerita menarik di sini. Ketika itu saya mengantar dia untuk daftar di STMIK Dian Nuswantoro, saya secara tiba-tiba tertarik untuk mendaftar di kampus tersebut juga, kenapa? Saya tertarik dengan melihat banyaknya komputer di ruangan kelas. Wah, sepertinya kok modern.  Akhirnya aku daftar di kampus itu juga. Ketika di umumkan lulus keduanya, saya memutuskan kuliah di STMIK Dian Nuswantoro pada bulan April 1994. Ada hal yang menarik dari cerita ini, di sini terlihat begitu
plin-plannya saya dan bimbangnya saya yg menjurus kebingungan ketika saya menentukan arah. 

Selama kuliah, saya sudah tidak berfikir lagi mau jadi apa, yang ada di benak saya adalah bagaimana saya bisa menyelesaikan kuliah. Jujur saya berjuang
keras untuk bisa lulus karena ternyata kuliah disini tidak semudah apa saya bayangkan sebelumnya. Di sini saya bertemu Matematika, Kalkulus, Fisika, Algoritma, Logika, dll. Tapi saya suka pelajaran pemrograman komputer,  walaupun saya susah mengikuti dan nilai juga tidak terlalu bagus bahkan ada beberapa yg harus mengulang. Tapi saya suka.

Pikiran saya mulai terbuka pada akhir tahun 1997 di mana disitu saya mengenal namanya internet. Saya benar-benar suka internet. Karena kita dengan mudah bisa terhubung kemana saja lintas negara. Untuk merespon kesukaan saya tadi saya mulai ke perpustakaan dan belajar apa yang namanya HTML (Hypertext Markup Language) bahasa pemrograman untuk membuat website. Dalam waktu singkat saya punya website.

Waktu itu ada program untuk chating terkenal sekali namanya mIRC kita bisa chat di situ, kebetulan saya chat sama salah satu teman saya di Amerika yang saya kenal dari
chating. Saya pun memberitahu website saya kepadanya. Dan dia pun menyukai apa yang ada di website saya tersebut.

Pada saat itu saya senang sekali. Ini embrio dari kesuksesan saya. Dari sini saya berpikir bahwa saya bisa jadi eksportir. Setelah lulus kuliah saya sempat kerja di perpustakaan kampus. Di situ saya banyak belajar tentang web design. Hingga suatu saat saya mendapat tawaran kerja di Jepara. Di sebuah perusahaan ekspor di kota itu. Hati saya melonjak kegirangan. Karena cita-cita menjadi seorang pengusaha semakin dekat.

Sambil bekerja sebagai seorang administrasi dan merangkap keuangan, saya juga membuatkan website buat perusahaan saya. Dan pafa Mei 2000 saya juga membuat website saya pribadi yg berisi gambar-gambar mebel. 

Dalam waktu seminggu website saya online, saya mendapat kontak dari italia. Saya pun sembunyi-sembunyi dengan orang perusahaan menjemput calon buyer. Tapi ternyata tidak ada kesepakan. Namun,  saya sudah senang pernah mendatangkan orang eropa melalui web saya. 

Selain saya jadi karyawan dan punya web sendiri saya juga menerima jasa pembuatan website. Dan saya terlena dengan pekerjaan itu dan fokus saya untuk memasarkan barang di website saya sendiri terbengkalai dan selama 5 tahun saya tidak lagi mendatangkan calon pembeli dari website saya, karena saya tidak fokus. Hingga awal pada tahun 2005 saya dan teman-teman di-PHK.

Saya sebenarnya sudah ingin keluar dari pekerjaan tersebut. Dengan keyakinan dari dalam diri saya, saya berkonsentrasi mencari pembeli melalui website saya. Berbekal uang pesangon PHK, saya ke warnet dan sebagian uang saya pakai untuk membayar membership salah satu web trade directory besar pada saat itu. Uang PHK saya habiskan.

Dalam waktu singkat saya mendapat banyak klien dan President Furniture.com seiring perkembangan waktu bertambah besar. Tanpa sadar President Furniture sudah besar dan memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Kami mempunyai sekitar 30 pengrajin furnitur. Setiap pengrajin memperkerjakan 25-50 karyawan.

Rekan-rekan pembaca CiputraEntrepreneurship.com, jadilah pengusaha. Go Online dan ciptakan lapangan kerja, jual kemampuanmu dan jadilah berkat bagi bangsamu. 

Sumber : ciputraentrepreneurship.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar