Selasa, 13 November 2012

Kisah Sukses Wanita Berbisnis Perhiasan

Sejak masih kecil, Reny Feby tumbuh dalam keluarga yang senang mengelola bisnis. Ayahnya (almarhum) memang mengajarkan agar semua anaknya mempunyai bisnis masing-masing.
Sewaktu kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, dia juga harus berjualan baju sisa ekspor untuk bisa mempunyai uang saku untuk kuliah.

Setelah selesai kuliah, bisnis agaknya memang harus menjadi bagian dari dirinya. Keinginan untuk bekerja di kantor tidak pernah terwujud karena dia sudah keburu menikah dan memiliki anak.
Walaupun saya sarjana dan baru lulus tetapi tidak ada kantor pengacara yang menerima saya karena kekhawatiran saya tidak bekerja dengan baik karena sibuk mengurus anak. Namun tidak adanya “kesibukan” berarti di luar rumah membuatnya tidak betah.

Dia lalu berpikir untuk berbisnis, dia mulai berbisnis waralaba burger beef burger. Awalnya burger miliknya sangat digemari apalagi tahun 1996 burger masih makanan baru yang disukai anak-anak. Namun 2 tahun kemudian, tiba-tiba krisis moneter menerjang Indonesia dan membuatnya harus menghentikan bisnisnya.

Namun kegagalan berbisnis tidak membuatnya patahn semangat. Dia bingung mau berbisnis apa, tetapi ide datang dari kakaknya yang menawarkan untuk menjualkan perhiasan. Pada awalnya dia ragu apa ada yg membeli barang “semahal ini”. Tapi dia berpikir kenapa ga dicoba terlebih dahulu.
Ternyata setelah dijalani, bisnis ini memberikan keuntungan yang lumayan dan dia mulai mengetahui bahwa krismon tidak melanda seluruh masyarakat Indonesia.

Dari informasi mulut ke mulut lama kelamaan Reny mulai memasarkan barang dagangannya melalui pameran baik berskala kecil, menengah dan besar. Dia juga rajin ke arisan-arisan ibu-ibu kaya untuk menawarkan barang daganganya. Ternyata mendapat sambutan yang luar biasa.

Dalam sebulan reny bisa menjual cincin sebanyak 500-600 buah dengan harga berkisar 3 juta sampai 18 juta. Lama kelamaan Reny mulai tertarik mendesain dan membuatnya sendiri setelah dia juga mempelajari apa yang disukai pasar.

Reny juga pernah ditipu oleh pelanggan dan tidak tanggung-tanggung mencapai kerugian 100 juta. Dan dari peristwa buruk itu dia belajar banyak hal untuk tidak mudah percaya pada orang lain.

Sekarang saya telah membuka butik bersama tema di kawasan Barito, Jakarta Selatan agar memudahkan para pelangganya mencari barang-barangnya, tutup Reny.


Sumber : shvoong.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar