Minggu, 11 November 2012

Sukses The Body Shop Yang Peduli Lingkungan

Produk-produk The Body Shop mungkin lebih terkenal daripada seorang Anita Lucia Perilli, nama kecil Anita Roddick. Sang pendiri yang dilahir tahun 1942 di Littlehampton, Sussex, England sebenarnya memiliki nama yang juga fenomenal. Ia adalah jiwa dan DNA dari The Body Shop® produsen Body Butter, Pepermint Foot Lotion, atau Wild Cerry Body Shower yang menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan.

Kisah fenomenal Anita Roddick dan The Body Shop kini banyak mengilhami perusahaan-perusahaan global dalam menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR). Anita menjual produk Body Shop dengan pendekatan berbeda dengan strategi bisnis pada umumnya. Ia mengutamakan keseimbangan antara perkembangan dan keuntungan perusahaan dengan program pro lingkungan dan keadilan sosial. The Body Shop menghasilkan produk tanpa uji coba pada hewan dan membeli bahan baku dari para petani pribumi dari negara berkembang dengan perdagangan yang adil (fair trade)  

Cerita legendaris The Body Shop sebenarnya bisa dikatakan mulai tanpa sebuah kesengajaan. Alasan agar lebih dekat dengan kedua putrinya dan keinginan menciptakan penghasilan yang mandiri. The Body Shop pertama dibuka dari hasil pinjaman bank senilai £ 4.000 pada 26 Maret 1976 saat Anita Roddick berusia 33. Sesuai tujuan awalnya, toko pertama tersebut berdiri di Brighton – England yang terletak hanya sepuluh menit dari kediamannya.

Di saat yang sama, sang suami Gordon Roddick sedang melakukan perjalanan keliling Amerika dari Boenos Aires menuju New York . Tanpa pengalaman bisnis retail yang memadai, Anita hanya mengandalkan insting dan motivasi tinggi bahwa kewiraswastaan dapat memberi kelangsungan hidup dengan selalu memelihara pikiran positif yang kreatif.

Anita mengawali produksi Body Shop hanya terbatas 15 jenis produk kosmetik alami. Ia memproduksi di garasi sendiri yang dikemas dalam botol-botol kecil daur ulang dengan label tulisan tangan. Setiap orang yang mengembalikan botol kosmetik akan mendapat potongan harga tertentu. Cara ini secara tidak langsung justru menarik pelanggan yang merasakan pengalaman unik saat membeli kosmetik. Toko kosmetik unik berwarna hijau tua pun dirasakan oleh para pengunjung mampu menciptakan nuansa  alam menjadi pembicaraan banyak orang.

Sebenarnya, jujur dikatakan bahwa apa yang dilakukan bukanlah sebagai sebuah kesadaran terhadap lingkungan hidup. Pemakaian botol daur ulang hanyalah untuk efisiensi biaya. Warna hijau yang dominan sekedar menutupi noda-noda lembab di dinding toko dengan cat hijau. Namun, hati nuraninya yang peka segera menangkap bahwa banyak orang sebenarnya memiliki peduli terhadap keberlangsungan ekologi. Ia mulai menyadari bahwa Body Shop bisa menjadi sebuah kekuatan yang berdampak positif bagi dunia, jika menjadi entiti bisnis global dan memiliki basis pelanggan loyal.

Merek dan produk The Body Shop menjadi fenomenal karena didasarkan pada filosofi bisnis yang unik dan berbeda. Tujuan bisnisnya tidak terbatas pada keuntungan semata, namun juga  mencakup prinsip-prinsip kesetaraan dan tanggung jawab sosial. Anita Roddick menggunakan teknik iklan yang berbeda. Ia melapisi trotoar menuju tokonya dengan parfum Body Shop dan memasang bunga-bunga rampai gantung yang alami. The Body Shop ikut berkampanye menyelamatkan hutan tropis Brasil dan berjuang untuk aturan perdagangan yang lebih adil. Ia benar-benar telah mendedikasikan segenap jiwa dan perusahaannya untuk aktivitas sosial di dalam maupun luar negeri.

The Body Shop menjadi satu dari sedikit perusahaan di dunia yang memiliki dedikasi luar biasa terhadap lingkungan hidup secara berkelanjutan. Tahun 1990, Anita Roddick membantu pendirian majalah The Big Issue yang keuntungan penjualannya digunakan untuk membantu tunawisma. Ia juga mendirikan yayasan amal Children On The Edge untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung di beberapa negara Asia dan Eropa Timur.

Program-program The Body Shop® yang terkenal dalam menyampaikan pesan sosial yang positif dan mengkampanyekan perubahan, antara lain : Against Animal Testing, Active Self Esteem, Defend Human Rights, Protect Our Planet dan Support Community Trade. Bersama organisasi nirlaba pro lingkungan  Green Peace, Amnesty International dan Friend of the Earth melakukan upaya-upaya melindungi kelestarian alam secara jangka panjang.

Anita Roddick telah bekerja keras demi mimpi dan visinya untuk memastikan bahwa perusahaannya, The Body Shop lebih dari sekedar mencari keuntungan finansial belaka. “Ini tentang pelayanan, melayani yang lemah dan rapuh, membawa konsep-konsep keadilan sosial ke dalam bisnis. Benar-benar menempatkan mereka dalam praktek (bisnis) adalah kuncinya. Mereka tidak hanya mendapat retorika belaka, tetapi keadilan yang nyata”, kata Anita suatu ketika.

Pada tahun 2004 ada lebih dari 1.980 toko The Body Shop di lebih dari 40 negara di seluruh dunia. Kini, The Body Shop telah memiliki lebih dari 2.400 toko di 61 negara. Bahkan menurut O Boticario (Brasil) menyebutkan bahwa The Body Shop® merupakan perusahaan  frinchise kosemetik terbesar kedua di dunia. Ia telah terpilih sebagai merek kepercayaan para pelanggan dan masyarakat dunia.

Atas dedikasinya, lusinan penghargaan telah ia terima dari berbagai institusi ternama. Annual Business Leadership Award, First Annual Woman power Award, Woman’s Center’s Leadership Award, adalah sebagian penghargaan tersebut. Vocalis The Police, Sting dan mendiang Princes Diana adalah sebagian orang yang mengidolakannya. Tahun 2003 Anita Roddick mendapat gelar kehormatan Dame Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth II. Dan secara resmi ia menyandang nama Dame Anita Roddick DBE

Beberapa waktu lalu (2006), The Body Shop dibeli oleh L’Oreal dengan nilai setara $ 1,2 milyar. Nilai yang sangat pantas untuk sebuah merek dan dedikasi luar biasa seorang Anita Roddick yang telah mengubah perspektif industri kosmetik seluruh dunia. Ia melepas The Body Shop® ke L’Oreal sebuah perusahaan raksasa Perancis dengan harapan visi-visinya tentang penyelamatan lingkungan hidup dapat lebih luas menyebar ke seluruh dunia.

Februari 2007,  Anita mengumumkan bahwa dirinya menderita Hepatitis C akibat transfusi darah yang dilakukan saat melahirkan putri bungsunya. Dalam kondisi tersebut ia sempat  mempromosikan yayasan Hepatitis C Trust dalam upayanya ikut serta melakukan kampanye penanggulangan hepatitis di seluruh dunia.

Anita Roddick, sang founder dan inovator The Body Shop meninggal secara mendadak pada 10 September 2007 pada usia 64 tahun karena pendarahan otak di St Richard’s Hospital, Chichester, England. Tetapi, mimpi dan visinya terhadap lingkungan hidup dan keadilan sosial bagi kehidupan dunia tidaklah pernah terkubur bersama jasadnya.



Sumber : wordpress.com

1 komentar: