Kamis, 08 November 2012

Bermodal Pinjaman Sukses Menjadi Juragan Minyak

Bila sebagian masyarakat dunia banyak yang meratap ketika terjadi kenaikan harga minyak dunia, maka pengusaha yang satu itu akan bersikap sebaliknya, girang bukan kepalang. Siapa dia? Dialah Al-Walid bin Talal bin Abdul-Aziz Al-Saud. Mudah ditebak, mengapa dia tidak ikut susah, ini karena pengusaha Arab Saudi yang menjadi pelanggan tetap dalam daftar 20 besar orang terkaya dunia versi majalah Forbes ini memang salah satu pengusaha minyak terkaya di kawasan Arab.

Chairman The Kingdom Holding Company ini mengumpulkan kekayaan melalui puluhan investasinya di 10 sektor usaha. Di bisnis hotel dan properti misalnya, namanya banyak dikenal. Cucu pendiri Kerajaan Arab Saudi ini sangat masyhur sebagai salah seorang pemegang saham jaringan Hotel Four Season. Dia juga tercatat sebagai pemilik Savoy Hotel (London), Plaza Hotel (New York), dan Songbird Estates Plc (London's Canary Wharf).

Terkait bisnis hotelnya, pada 2007 dia dua kali melakukan gebrakan besar, yakni dengan membeli Hotel Four Season Jakarta dan Four Seasons Resort di Langkawi, Malaysia. Di negeri jiran itu dia membenamkan hingga 435 juta ringgit Malaysia. Untuk Four Season Jakarta, dia merogoh kocek 48 juta dolar AS untuk memborong 81,9 persen saham hotel di kawasan segitiga emas Jakarta itu.

Akuisisi atas hotel yang dulunya bernama Regent ini merupakan debutnya di Indonesia, sekaligus memperbesar portofolionya di tujuh negara Asia. Kingdom Hotel Investment (KHI) kini punya saham di 35 properti di 21 negara, terdiri dari 22 hotel dan resor yang sudah beroperasi, serta 13 hotel dan resor yang sedang dibangun dalam rangka ekspansi.

Dengan sederet keberhasilannya dalam melakukan ekspansi bisnis, tak sedikit yang bertanya-tanya bagaimana bisa si putra Arab itu menanjak ke posisi tinggi sedemikian cepat? Banyak yang menduga, itu berkait dengan peran Al-Walid sebagai ujung tombak investasi buat para pangeran Saudi lainnya yang kurang suka publisitas.

Isu lain yang tak kalah kencangnya adalah terkait dengan kiprah sang pangeran dalam melakukan kontrak pembangunan pangkalan militer rahasia di Arab Saudi, serta komisi-komisi melimpah dari pengapalan minyak. Semua itu menegaskan memang banyak orang-orang atau pebisnis penting dari Arab yang ada di belakangnya.

Al-Walid lahir pada 7 Maret 1955. Ibunya, Mona El-Solh, adalah putri perdana menteri pertama Lebanon modern, Riad El-Sohl. Saat dia lahir, Riyadh masih merupakan kota gurun yang terlarang buat orang asing. Sebagai putra Pangeran Talal, Al-Walid menikmati kenyamanan istimewa yang tak dikenal oleh kebanyakan orang Saudi: air ledeng dan mobil.

Negeri tandus yang nyaris mengalami kebangkrutan itu berubah dalam sekejap. Ledakan harga minyak pada 1970-an mengalirkan kekayaan berlimpah dan seolah tidak akan habis dalam tujuh turunan, dan klan Al-Saud yang beranggotakan 6.000-an pangeran secara kolektif menjadi keluarga kerajaan terkaya di muka bumi ini.

Al-Walid adalah Al-Saud dengan sebuah perbedaan. Pada 1962, ayahnya bersama empat saudaranya melakukan pembangkangan. Talal menunjukkan simpati pada musuh Al-Saud, yakni tokoh revolusioner Mesir, Gamal Abdel Nasser.

Secara terang-terangan mereka menuntut sistem politik yang lebih terbuka. Urusan ini membuat malu klan, dan Talal diusir ke Mesir. Talal memang akhirnya dibolehkan pulang. Sejak itu ada semacam aturan tak tertulis di klan Al-Saud bahwa Talal dan keluarganya tak boleh aktif di pemerintahan.

Terpinggirkan bukan berarti membuat ruang Al-Walid semakin sempit. Ibarat air, dia selalu menemukan jalan untuk terus melaju. Begitulah Al Walif. Dia justru memiliki motivasi berlebih. Dia memancangkan cita-cita menjadi pebisnis ketika masih menginjak usia belasan tahun. Dia mendarat di San Francisco pada 1976 untuk mulai kuliah Administrasi Bisnis.

Di usia 24 tahun, Al-Walid meraih gelar bachelor of science bidang administrasi bisnis di Menlo College, dengan spesialisasi manajemen. Belakangan, dia meraih gelar MA bidang ilmu sosial di Syracuse University, negara bagian New York, pada 1985. Al-Walid memperoleh keahlian finansial melalui pekerjaan, bukan dari buku kuliah. Berbekal dari ilmu di bangku kuliah, dia menasbihkan dirinya menjadi pelaku bisnis di jagat ini.

Apalagi ketika menginjakkan kaki pulang ke Riyadh pada akhir 1979, keadaan benar-benar menguntungkan bagi dirinya untuk memulai bisnis. Harga minyak mencapai rekor, dan pemerintah memompa miliaran dolar ke sektor konstruksi, dari jalan tol dan gedung-gedung kementerian baru hingga skuadron-skuadron pesawat tempur teranyar.  Semua itu seolah membuka jalan bagi dirinya untuk memasuki banyak pintu bisnis.

Dengan modal pinjaman 30.000 dolar AS dari ayahnya, dan hipotek rumah sebesar 300.000 dolar AS, Al-Walid memulai bisnis. Dia mula-mula menjadi broker perusahaan asing yang ingin berbisnis di Arab Saudi. Peruntungannya di bisnis yang satu ini ternyata tidak mengecewakan.

Buktinya, pada 1982, dua tahun setelah mendirikan perusahaan bernama Kingdom Establishment di Riyadh, Al-Walid mengegolkan transaksi pertamanya: membangun klub bujangan di sebuah akademi militer dekat Riyadh senilai 8 juta dolar AS. Ini tentu saja merupakan langkah permulaan yang bagus, sekaligus meningkatkan optimisme Warren Buffet dari Arab ini, bahwa keputusannya untuk berbisnis sudah tepat.

Dia mewakili kontraktor kecil dari Korea Selatan. Dari sana, bisnis Al-Walid tumbuh pesat dan menjadi lebih canggih. Tak sekadar bertindak sebagai agen, dia meningkatkan keuntungannya dengan mendirikan perusahaan sendiri, dan membentuk usaha patungan dengan swasta asing.

Aktivitas Al-Walid sebagai investor mulai mencuat ketika ia membeli saham Citicorp (kini dikenal dengan nama Citigroup) yang terlilit kesulitan likuiditas pada 1991. Dengan investasi awal sebesar 550 juta dolar AS,

Pangeran mem-bail-out Citibank yang tersangkut kredit macet real estate di Amerika Serikat dan Amerika Latin. Tak berhenti sampai di situ. Dia juga membenamkan modal berskala raksasa di AOL, Apple Inc, Worldcom, Motorola, News Corporation Ltd, serta di bidang teknologi dan perusahaan media.

Saat ini dia memiliki 17 persen saham di Euro Disney SCA, organisasi yang mengelola Disneyland Resort Paris di Marne-la-Valle, Prancis. Pada 2007, dia juga sempat berbicara dengan Robert Earl, pendiri jaringan restoran Planet Hollywood, guna membahas rencana kepemilikan saham Everton FC di Liga Inggris. Earl adalah pemilik 23 persen saham di klub sepak bola itu. 
Sumber :  ciputraentrepreneurship.com

1 komentar:

  1. Salam sejahtera!
    Nama saya Dewi Rumapea, saya berasal dari kota SEMARANG, Indonesia. Saya ingin menggunakan medium ini untuk memaklumkan semua dalam kumpulan ini mencari pinjaman yang sangat berhati-hati kerana ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu, saya secara kewangan turun dan saya memutuskan untuk mendapatkan pinjaman dari Man di Malaysia dan saya tertipu oleh pemberi pinjaman palsu di Malaysia. Saya hampir kehilangan harapan sehingga seorang kawan saya merujuk saya kepada pemberi pinjaman yang sangat dipercayai dan tulen yang dipanggil Puan Glory, seorang pemberi pinjaman swasta yang meminjamkan saya pinjaman sebanyak Rp500,000,000 tanpa tekanan, pada kadar faedah 2% yang merupakan kadar yang berpatutan untuk saya.

    Selepas memindahkan kredit saya ke akaun bank saya, saya sangat terkejut apabila saya menyemak baki akaun bank saya dan mendapati bahawa jumlah saya memohon, telah dipindahkan terus ke akaun saya, oleh puan Glory, tanpa berlengah-lengah. Jadi saya berjanji kepada puan Glory bahawa saya akan berkongsi berita baik agar orang ramai mendapat pinjaman mudah tanpa tekanan. Jadi, jika anda memerlukan sebarang pinjaman, sila hubungi Puan Glory melalui email: gloryloanfirm@gmail.com

    Saya menggunakan masa ini untuk memaklumkan kepada anda semua bahawa anda boleh menghubungi saya melalui e-mel saya: dewiputeri9@gmail.com atau anda boleh menghubungi Nur Izzatul Azira Ismail, dari Malaysia yang memperkenalkan saya dan memberitahu saya mengenai Puan Glory, Dia juga mendapat pinjaman dari Puan Glory, Anda juga boleh menghubunginya melalui e-mel: utariwirmayaty@gmail.com Kini, semua yang saya lakukan adalah cuba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya hantar terus ke akaun bulanan.

    Nota: Tiada yuran insurans, yuran pendaftaran atau yuran pemindahan.

    Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT kerana menggunakan puan Glory untuk mengubah kisah kewangan saya dan kini saya seorang pemilik perniagaan saya yang bangga, semoga Allah terus memberkati Puan Glory dan terus menggunakannya untuk membantu kita semua dalam kesulitan kewangan

    BalasHapus