Panas dan sibuk lalu lintas Jakarta langsung menguap ketika para
tamu memasuki mom n jo, sebuah spa untuk ibu hamil dan anak-anak.
Ruangan nyaman dengan wangi aromaterapi yang menenangkan, dan perawatan
terampil dan aman membuat mom n jo menjadi tempat ‘pelarian’ bagi para
ibu hamil.
“Tempatnya cozy, pelayanannya enak, membuat ibu hamil menjadi
tenang, nyaman, relaks, dan ketagihan,” komentar menantu Presiden RI,
Annisa Pohan, di blogspot mom n jo, mengenai pengalamannya dimanjakan
mom n jo sewaktu mengandung putrinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono. Tak
heran, sejak dibuka pada April 2006, Fifi Lim (35) pemilik mom n jo,
kini sudah balik modal dan tinggal menikmati keuntungan.
Membuka bisnis spa untuk ibu hamil, sebelumnya tak terpikirkan oleh
Fifi. Kehamilan pertamanya yang cukup membuatnya menderita yang
mengilhami Fifi membuat bisnis ini. Saat itu, Fifi tak hanya mengalami
morning sickness, sepanjang hari ia juga merasakan pening, mual, hingga
badan pegal-pegal. Bila gangguan itu sedang parah, Fifi pun harus rela
duduk sepanjang hari di dekat toilet karena ia bisa muntah puluhan kali.
“Entah mengapa, lambung saya juga terasa asam sekali sampai air putih
pun susah masuk,” imbuhnya.
Tentu saja Fifi pergi ke dokter untuk mengatasi penderitaannya
waktu itu. “Karena bukan penyakit, dokter hanya memberi saya pil
antimuntah.” Akhirnya, untuk meringankan rasa tak enak itu, Fifi ingin
mendapat pijatan di spa seperti yang biasa ia lakukan.
“Ternyata tak mudah mencari spa untuk ibu hamil di Jakarta,” Fifi
berkisah. Beberapa spa yang ia datangi menolak melayaninya karena merasa
tidak memiliki kemampuan pregnancy massage. Maklum, tubuh ibu hamil
membutuhkan penanganan berbeda. “Kalaupun ada spa langganan yang mau
memijat, hasilnya malah membuat badan saya makin ngilu. Padahal, sebelum
hamil, tiap pulang dari spa tersebut badan saya langsung segar,” kata
Fifi.
Fifi kemudian terpikir, apakah pregnancy massage itu memang ada?
Begitu dia membuka internet, ternyata di dunia maya itu ia menemukan
banyak informasi tentang pregnancy massage. Dari teknik pemijatan,
manfaatnya, hingga tempat untuk ikut kursus. Ia kemudian juga menemukan
bahwa di Amerika seorang dokter kandungan mengakui, pijat selama
kehamilan membantu membuat nyaman ibu hamil. “Selain memberikan
kenyamanan, pemijatan teratur menjaga kecantikan ibu hamil, terutama
mengurangi timbulnya stretch mark dan water retention yang ditandai oleh
adanya bengkak-bengkak di bawah kulit.”
Penasaran dengan pregnancy massage, Fifi pun berniat
mempelajarinya. Kebetulan, ia menemukan informasi tentang guru pregnancy
massage ini di Singapura. Pertengahan 2004, setelah anak pertamanya,
Josephine (kini 4,5 tahun) berusia 6 bulan, Fifi pergi ke Singapura
untuk kursus privat selama 6 bulan, dengan memboyong serta putri
kecilnya.
Tekad yang kuat untuk belajar membuat Fifi cepat menguasai
pelajarannya. “Dalam satu hari, saya bisa menghafal gerakan-gerakan
massage itu. Cuma, untuk melancarkannya hingga pijatan itu tidak
menyakiti badan orang yang dipijat, makan waktu lama,” tuturnya. Selain
teknik pijat, ia pun harus menguasai anatomi, fisiologi, dan kontur
tubuh manusia. Khusus untuk pijat ibu hamil, ia juga mempelajari
berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan.
Lulus kursus dan mendapat ijazah sebagai terapis pregnancy massage,
Fifi balik ke Jakarta. Tapi, saat itu dia belum terpikir membuka spa
khusus ibu hamil. Lantas, kapan ide memulai bisnis spa itu muncul? “Ini
gara-gara sering ikut kelas pilates di sebuah mal di Jakarta Selatan.
Tiba-tiba saja terpikir untuk membuka bisnis spa khusus ibu hamil di
sini,” kata Fifi, yang melihat pengunjung mal itu memang tak terlalu
ramai, tetapi mereka yang datang adalah warga menengah ke atas, yang
sesuai dengan target konsumennya.
Fifi lalu mengutarakan niatnya kepada suaminya, Johannes Dharma,
yang juga seorang pengusaha. “Ngeri,” begitu komentar suaminya akan
prospek bisnis itu. “Suami saya merasa ngeri karena spa bukan bisnisnya.
Tapi, dia mendukung penuh keinginan saya,” tutur Fifi.
Satu hal yang menjadi fokus perhatian Fifi saat memulai bisnisnya
adalah menyiapkan terapis yang mumpuni. Menurutnya, di tangan terapis
itulah kunci keberhasilan bisnis yang akan diterjuninya itu. Untuk itu,
ia sengaja memanggil gurunya sewaktu belajar di Singapura datang ke
Jakarta untuk mengajari para terapis hasil rekrutannya.
Itu baru dari teknik pijatan. Untuk hasil maksimal, Fifi pun
memilih bahan-bahan berkualitas baik dan antialergi untuk massage di spa
miliknya. Misalnya, ia memakai grape seed oil (minyak biji anggur) yang
kualitasnya di atas minyak zaitun. “Minyak ini diproduksi di Amerika
dan Australia, tetapi saya mengambilnya dari agen di Singapura,” kata
Fifi, yang sekali kulakan, bisa berdrum-drum.
Sementara, untuk minyak aromaterapi dan bahan-bahan untuk lulur
atau scrub, selain impor, ia juga mengambil produk dalam negeri.
“Inginnya, sih, produk untuk spa diambil semua dari sini, apalagi
Indonesia kaya akan bahan-bahan alami. Tapi, kualitas produksi terkadang
tidak konsisten. Malah, pernah suplai barang kosong,” tutur Fifi, yang
saat ini tengah belajar tentang aromaterapi lewat online. Dengan
menawarkan semua hal yang terbaik itu, Fifi mematok tarif Rp240.000
untuk massage selama 80 menit.
Nama mom n jo yang sangat catchy itu artinya tak jauh-jauh dari
keluarga Fifi. “Mom itu tentu saja menggambarkan diri saya sendiri
sebagai seorang ibu, sedangkan jo dari nama depan suami dan anak pertama
saya,” katanya, tersenyum. Makanya, ketika ia kemudian hamil anak kedua
pada tahun 2006, ia pun memilih nama dengan suku kata depan ‘jo’.
Kehamilan anak kedua pada tahun pertama mengawali bisnisnya, Fifi
pun rela menjadi bahan praktik para terapisnya. “Setiap minggu, 3-5 kali
saya dipijat. Hasilnya, pada kehamilan kedua ini saya tidak mengalami
stretch mark dan mood saya tak gampang berubah,” kata Fifi. Dengan
tubuhnya yang relaks, Fifi menuturkan, putri keduanya, Joan (2), tumbuh
menjadi anak yang sehat dan ceria. Dari hasil itu, Fifi makin mendapat
bukti bahwa happy pregnancy, happy baby karena adanya keeratan interaksi
antara ibu dan anak sejak dalam kandungan.
Selain pijat bayi, atas permintaan ibu-ibu pelanggannya, Fifi
menyediakan perawatan after labor. “Banyak yang mengeluh, mengapa, sih,
yang dimanja hanya saat hamil. Padahal, setelah melahirkan ibu-ibu juga
membutuhkan perawatan untuk mengembalikan tubuh agar fit lagi,” ujar
Fifi, tertawa. Dia lalu menyekolahkan lagi para terapisnya untuk
menguasai teknik pijatan yang dibutuhkan.
Kesuksesannya dalam waktu relatif singkat itu tentu saja menarik
minat orang lain terjun ke bisnis yang sama. “Dulu sempat ada rasa sebal
ketika melihat ada spa baru yang juga khusus untuk ibu hamil. Tetapi,
kini saya malah berpikir positif, bahwa persaingan justru membuat bisnis
kami teruji,” katanya.
Sumber : wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar