Minggu, 11 November 2012

Bisnis Sukses Spa Baby 'Mom n Jo'

Panas dan sibuk lalu lintas Jakarta langsung menguap ketika para tamu memasuki mom n jo, sebuah spa untuk ibu hamil dan anak-anak. Ruangan nyaman dengan wangi aromaterapi yang menenangkan, dan perawatan terampil dan aman membuat mom n jo menjadi tempat ‘pelarian’ bagi para ibu hamil.
 
“Tempatnya cozy, pelayanannya enak, membuat ibu hamil menjadi tenang, nyaman, relaks, dan ketagihan,” komentar menantu Presiden RI, Annisa Pohan, di blogspot mom n jo, mengenai pengalamannya dimanjakan mom n jo sewaktu mengandung putrinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono. Tak heran, sejak dibuka pada April 2006, Fifi Lim (35) pemilik mom n jo, kini sudah balik modal dan tinggal menikmati keuntungan.
 
Membuka bisnis spa untuk ibu hamil, sebelumnya tak terpikirkan oleh Fifi. Kehamilan pertamanya yang cukup membuatnya menderita yang mengilhami Fifi membuat bisnis ini. Saat itu, Fifi tak hanya mengalami morning sickness, sepanjang hari ia juga merasakan pening, mual, hingga badan pegal-pegal. Bila gangguan itu sedang parah, Fifi pun harus rela duduk sepanjang hari di dekat toilet karena ia bisa muntah puluhan kali. “Entah mengapa, lambung saya juga terasa asam sekali sampai air putih pun susah masuk,” imbuhnya.
 
Tentu saja Fifi pergi ke dokter untuk mengatasi penderitaannya waktu itu. “Karena bukan penyakit, dokter hanya memberi saya pil antimuntah.” Akhirnya, untuk meringankan rasa tak enak itu, Fifi ingin mendapat pijatan di spa seperti yang biasa ia lakukan.
 
“Ternyata tak mudah mencari spa untuk ibu hamil di Jakarta,” Fifi berkisah. Beberapa spa yang ia datangi menolak melayaninya karena merasa tidak memiliki kemampuan pregnancy massage. Maklum, tubuh ibu hamil membutuhkan penanganan berbeda. “Kalaupun ada spa langganan yang mau memijat, hasilnya malah membuat badan saya makin ngilu. Padahal, sebelum hamil, tiap pulang dari spa tersebut badan saya langsung segar,” kata Fifi.
 
Fifi kemudian terpikir, apakah pregnancy massage itu memang ada? Begitu dia membuka internet, ternyata di dunia maya itu ia menemukan banyak informasi tentang pregnancy massage. Dari teknik pemijatan, manfaatnya, hingga tempat untuk ikut kursus. Ia kemudian juga menemukan bahwa di Amerika seorang dokter kandungan mengakui, pijat selama kehamilan membantu membuat nyaman ibu hamil. “Selain memberikan kenyamanan, pemijatan teratur menjaga kecantikan ibu hamil, terutama mengurangi timbulnya stretch mark dan water retention yang ditandai oleh adanya bengkak-bengkak di bawah kulit.”
 
Penasaran dengan pregnancy massage, Fifi pun berniat mempelajarinya. Kebetulan, ia menemukan informasi tentang guru pregnancy massage ini di Singapura. Pertengahan 2004, setelah anak pertamanya, Josephine (kini 4,5 tahun) berusia 6 bulan, Fifi pergi ke Singapura untuk kursus privat selama 6 bulan, dengan memboyong serta putri kecilnya.
 
Tekad yang kuat untuk belajar membuat Fifi cepat menguasai pelajarannya. “Dalam satu hari, saya bisa menghafal gerakan-gerakan massage itu. Cuma, untuk melancarkannya hingga pijatan itu tidak menyakiti badan orang yang dipijat, makan waktu lama,” tuturnya. Selain teknik pijat, ia pun harus menguasai anatomi, fisiologi, dan kontur tubuh manusia. Khusus untuk pijat ibu hamil, ia juga mempelajari berbagai perubahan yang terjadi selama kehamilan.
 
Lulus kursus dan mendapat ijazah sebagai terapis pregnancy massage, Fifi balik ke Jakarta. Tapi, saat itu dia belum terpikir membuka spa khusus ibu hamil. Lantas, kapan ide memulai bisnis spa itu muncul? “Ini gara-gara sering ikut kelas pilates di sebuah mal di Jakarta Selatan. Tiba-tiba saja terpikir untuk membuka bisnis spa khusus ibu hamil di sini,” kata Fifi, yang melihat pengunjung mal itu memang tak terlalu ramai, tetapi mereka yang datang adalah warga menengah ke atas, yang sesuai dengan target konsumennya.
 
Fifi lalu mengutarakan niatnya kepada suaminya, Johannes Dharma, yang juga seorang pengusaha. “Ngeri,” begitu komentar suaminya akan prospek bisnis itu. “Suami saya merasa ngeri karena spa bukan bisnisnya. Tapi, dia mendukung penuh keinginan saya,” tutur Fifi.
 
Satu hal yang menjadi fokus perhatian Fifi saat memulai bisnisnya adalah menyiapkan terapis yang mumpuni. Menurutnya, di tangan terapis itulah kunci keberhasilan bisnis yang akan diterjuninya itu. Untuk itu, ia sengaja memanggil gurunya sewaktu belajar di Singapura datang ke Jakarta untuk mengajari para terapis hasil rekrutannya.
 
Itu baru dari teknik pijatan. Untuk hasil maksimal, Fifi pun memilih bahan-bahan berkualitas baik dan antialergi untuk massage di spa miliknya. Misalnya, ia memakai grape seed oil (minyak biji anggur) yang kualitasnya di atas minyak zaitun. “Minyak ini diproduksi di Amerika dan Australia, tetapi saya mengambilnya dari agen di Singapura,” kata Fifi, yang sekali kulakan, bisa berdrum-drum.
 
Sementara, untuk minyak aromaterapi dan bahan-bahan untuk lulur atau scrub, selain impor, ia juga mengambil produk dalam negeri. “Inginnya, sih, produk untuk spa diambil semua dari sini, apalagi Indonesia kaya akan bahan-bahan alami. Tapi, kualitas produksi terkadang tidak konsisten. Malah, pernah suplai barang kosong,” tutur Fifi, yang saat ini tengah belajar tentang aromaterapi lewat online. Dengan menawarkan semua hal yang terbaik itu, Fifi mematok tarif Rp240.000 untuk massage selama 80 menit.
 
Nama mom n jo yang sangat catchy itu artinya tak jauh-jauh dari keluarga Fifi. “Mom itu tentu saja menggambarkan diri saya sendiri sebagai seorang ibu, sedangkan jo dari nama depan suami dan anak pertama saya,” katanya, tersenyum. Makanya, ketika ia kemudian hamil anak kedua pada tahun 2006, ia pun memilih nama dengan suku kata depan ‘jo’.
 
Kehamilan anak kedua pada tahun pertama mengawali bisnisnya, Fifi pun rela menjadi bahan praktik para terapisnya. “Setiap minggu, 3-5 kali saya dipijat. Hasilnya, pada kehamilan kedua ini saya tidak mengalami stretch mark dan mood saya tak gampang berubah,” kata Fifi. Dengan tubuhnya yang relaks, Fifi menuturkan, putri keduanya, Joan (2), tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Dari hasil itu, Fifi makin mendapat bukti bahwa happy pregnancy, happy baby karena adanya keeratan interaksi antara ibu dan anak sejak dalam kandungan.
 
Selain pijat bayi, atas permintaan ibu-ibu pelanggannya, Fifi menyediakan perawatan after labor. “Banyak yang mengeluh, mengapa, sih, yang dimanja hanya saat hamil. Padahal, setelah melahirkan ibu-ibu juga membutuhkan perawatan untuk mengembalikan tubuh agar fit lagi,” ujar Fifi, tertawa. Dia lalu menyekolahkan lagi para terapisnya untuk menguasai teknik pijatan yang dibutuhkan.
 
Kesuksesannya dalam waktu relatif singkat itu tentu saja menarik minat orang lain terjun ke bisnis yang sama. “Dulu sempat ada rasa sebal ketika melihat ada spa baru yang juga khusus untuk ibu hamil. Tetapi, kini saya malah berpikir positif, bahwa persaingan justru membuat bisnis kami teruji,” katanya.
 
 
Sumber : wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar