Kamis, 08 November 2012

Dari Sampah Kertas Menjadi Wanita Miliarder

Dalam daftar orang terkaya di China, Forbes mencatat ada enam wanita pengusaha kaya. Sementara di daftar Amerika Serikat terdapat tujuh orang. Namun, sangat berbeda dengan wanita-wanita kaya di China yang memperoleh kekayaan berkat usahanya, wanita terkaya di AS pada umumnya memperoleh kekayaan berkat warisan keluarganya.

Adalah Zhang Yin, pendiri Nine Dragons Paper Industries Co, Ltd yang menempati peringkat kelima dalam daftar wanita terkaya di Cina. Dia merintis usahanya dari bisnis daur ulang kertas bekas. Hebatnya lagi, Zhang cuma perlu waktu belasan tahun untuk mengalahkan kekayaan para kampiun perempuan Barat yang namanya jauh lebih mendunia, dan melalui bisnis yang tak biasa pula.

Sebagai anak keluarga militer yang menetap di Heilongjiang, provinsi di kawasan utara China yang berbatasan dengan Rusia, masa kecil sulung dari 8 bersaudara ini sangat pahit. Selama Revolusi Kebudayaan yang dimulai pada 1966, ayah Zhang Yin dipenjara bersama 2 juta lebih anggota masyarakat yang dianggap kontrarevolusioner atau antek kapitalis. Baru, ketika Revolusi Kebudayaan berakhir 10 tahun kemudian, hidupnya mulai meningkat. Pada 1976 itu, ayah Zhang dibebaskan dan namanya direhabilitasi.

Setelah Reformasi Ekonomi diluncurkan Deng Xiaoping pada 1980-an, Zhang Yin hijrah ke Shenzen, salah satu kota di pesisir selatan yang dikembangkan untuk eksperimen kapitalisme ala China. Di Shenzen dia bekerja di perusahaan patungan di bidang perdagangan kertas. Interaksi dengan orang asing ini mendorong Zhang menyeberang ke Hong Kong pada 1985, ketika perusahaan tempat bekerjanya bangkrut. Di pulau yang waktu itu masih koloni Inggris tersebut, dia lalu mendirikan bisnis perdagangan kertas bekas. Dalam tempo singkat Hong Kong jadi kelewat kecil untuk menampung seluruh ambisi bisnis Zhang Yin yang besar. Maka, pada 1990 dia lalu pindah ke Los Angeles dan menikah dengan Liu Ming Chung, dokter gigi kelahiran Taiwan yang dibesarkan di Brasil dan fasih berbahasa Inggris. Ketika itu pasangan Zhang-Liu mendirikan America Chung Nam (ACN) pada awal 1990-an.

Daur ulang pasangan tersebut berkeliling AS dengan minivan Dodge butut, membujuk pusat pengumpulan sampah di seluruh negeri untuk memberikan segala macam sampah kertas kepada mereka. Kegesitan Zhang ini membuat ACN jadi pengekspor besar AS dari segi volume ketika permintaan terhadap limbah kertas meroket pada 1995, bahkan pengekspor terbesar sejak 2001.

Menguasai pasok bahan baku, pada pertengahan 1990-an itu Zhang mudik ke China untuk mendirikan Nine Dragons di Dongguan. Hanya dalam tempo satu dasawarsa, pada 2006, pabrik Nine Dragons yang besar dan modern telah berkembang jadi 11 buah, mempekerjakan 5.300 karyawan dan mendatangkan laba 175 juta dolar AS. Pada 2007, satu pabrik raksasa lagi yang dibangun di pusat industri ekspor China di kawasan Delta Sungai Yangtze, dekat Shanghai.  Keberanian Zhang terjun habis-habisan ke industri kertas berbahan baku limbah adalah berkat seorang kolega bisnis yang namanya tak dia sebutkan. "Aku ingat apa yang dia katakan waktu itu,’’ tuturnya. ’’ Dia bilang, limbah kertas itu seperti hutan. (Sebab) kertas dapat didaur ulang, dari satu ke lain generasi."

Yang dilakukan Zhang dengan Nine Dragonsnya persis seperti ini. Perusahaan Zhang mengirim limbah kertas dari Amerika dan Eropa, lalu mendaur ulang sampah tersebut jadi corrugated cardboard yang digunakan jadi kotak pengemas mainan, barang elektronik, dan furnitur "Made in China" dan sebagian diekspor ke Amerika dan Eropa. Maklum, dalam daftar pelanggan Zhang penuh dengan nama besar seperti Sony dan Nike. Setelah boks tadi dibuang, siklus daur ulang berjalan lagi dari awal.

Dengan berpindahnya pusat industri kertas dunia ke China, Zhang akan mewujudkan visinya. "Saya ingin membuat Nine Dragons, dalam 3-5 tahun, jadi pemimpin di industri containerboards," ujarnya.

Zhang Yin sama sekali tak merasa risi dengan julukan ratu sampah, bahkan ada rasa bangga. Dia sadar betul, bisnisnya telah menginspirasi banyak entrepreneur, termasuk dari negara lain. China kini menjadi pendaur ulang segala macam limbah, termasuk rongsokan produk elektronik yang mengandung tembaga, besi, nikel dan emas. Hal lain yang membuat Zhang Yin bangga, dari sampah dia berhasil menghimpun kekayaan sampai hampir tiga kali lipat aset yang dimiliki peringkat ke-2 jajaran Perempuan Terkaya Dunia versi Hurun Report yang diduduki Zhang Xin.



Sumber :  ciputraentrepreneurship.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar