Setiap bulan Maret dan Oktober, ribuan orang membanjiri taman Battersea Park
di London untuk menghadiri Affordable Art Fair, sebuah event seni yang
diselenggarakan selama empat hari
dimana para pengunjunt bisa membeli karya seni original dengan harga yang sangat
terjangkau.
Affordable Art Fair yang kini sudah memasuki tahun yang ke tujuh ini, adalah
visi dari Will Ramsay yang bertekad untuk menemukan sebuah cara agar karya seni bisa
lebih mudah diakses oleh orang-orang yang biasanya tidak mampu untuk membelinya.
Ramsay lahir dan dibesarkan di Scotland. Ketertarikannya pada dunia seni,
dimulai saat pertama kali dia mempelajari seni dan sejarahnya di sekolah.
Setelah lulus, dia mendaftar diri di Newcastle University untuk mempelajari
geography, dan kemudian menghabiskan waktu selama lima tahun di bidang militer
untuk bergabung dengan Royal Scots Dragoon Guards.
Meski berada di dunia militer, namun dunia seni masih terus membuatnya tertarik dan setelah
memutuskan untuk meninggalkan dunia militer, dia mulai berkeliling London dengan sepedanya untuk
mengunjungi gallery-gallery seni. Tapi dia menemukan bahwa sebuah gallery seni
itu umumya adalah
tempat-tempat yang menyeramkan dan seringkali dia mendapat sambutan yang dingin.
Dia mengatakan: 'Aku merasa bahwa aku tidak diterima atau dituntun atau
dibantu agar bisa belajar lebih banyak. Ada rasa takut untuk memasuki sebuah
gallery. Tidak ada orang lain disana dan anda bisa mendengar langkah kaki anda
dilantai kayu dan anda akan merasa benar-benar sendirian. Aku merasa bahwa aku
tidak diperlakukan sebagai calon konsumen yang layak untuk dilayani.'
Dia juga tidak menyukai cara gallery yang cuma menampilkan karya-karya seni dari
satu seniman saja untuk satu waktu. Dia mengatakan: 'Aku rasa itu adalah hal
yang aneh bahwa anda bisa mendatangi toko sepatu dan memilih berbagai jenis
sepatu yang anda inginkan, tapi jika anda memasuki gallery dan tidak menyukai
karya dari seniman yang sedang ditampilkan, maka anda akan pulang dengan
perasaan kecewa.'
Sebelum meninggalkan militer, Ramsay memutuskan bahwa dia ingin membuka
bisnisnya sendiri. Dalam suatu kunjungan ke Amerika, dia mencoba yoghurt beku
dan terlintas idenya untuk menjual produk tersebut di Inggris. Dia mengatakan:
'Aku ingat pernah berpikir bahwa itu akan menjadi bisnis yang fantastik, dan
merasa heran kenapa
belum ada orang yang mencobanya di Inggris.'
Sampai suatu hari, tepanya di tahun 1994, dia mendapatkan ide besarnya.
Terinspirasi oleh rasa cintanya yang mendalam terhadap dunia seni, dia
memutuskan untuk membuka gallery milikinya sendiri. Gallery tersebut akan
menampilkan karya-karya dari 15 seniman yang ada saat itu dan akan menjadi
tempat dimana orang-orang bisa membeli karya seni yang terjangkau dengan
atmosphere dan staff-staff yang bersahabat, serta diiringi musik sebagai latar
belakangnya.
Model bisnisnya didasari oleh pasar anggur, dimana dia bisa melihat bahwa
perusahaan-perusahaan misalnya Oddbins telah meraup keuntungan yang besar dengan
membuat anggur bisa diakses dengan lebih mudah oleh calon konsumen. Ramsay
mengatakan: 'Seni dan anggur itu mirip, karena kedua bidang tersebut membuat
orang merasa harus mengetahuinya dan merasa malu jika tidak mengetahuinya.'
Tiga puluh tahun yang lalu, pasar anggur hanya mentargetkan orang-orang yang
mengerti mengenai anggur dan tahu bahwa mereka harus menyimpannya di gudang
bawah tanah. Tapi saat ini, pasar anggur telah berkembang dan menyebar ke
populasi yang terdiri dari orang-orang yang ingin meminumnya tapi tidak tahu
banyak mengenai anggur dan tidak ingin menyediakan budget yang besar untuk
membelinya.'
Dia menambahkan: 'Oddbins and Majestic Wines telah berkembang dengan cara
menambahkan label pada bagian belakang botol dan memberikan pelayanan yang
bersahabat. Kupikir, hal yang sama juga mungkin bisa dilakukan dalam dunia
seni.'
Terinspirasi oleh idenya ini, Ramsay membujuk pihak bank untuk memberikannya
modal awal sebesar £100,000 dan menemukan sebuah gudang tua di Parson’s Green,
South West London, untuk diubah menjadi sebuah gallery.
Kemudian dia mendatangi para seniman untuk mencari hasil karya yang bisa di
tampilkan, karena sejak awal dia telah memutuskan bahwa gallerynya hanya akan
menampilkan hasil karya dari seniman yang masih hidup sehingga hasil
penjualannya bisa membantu seniman tersebut untuk mencukupi kebutuhannya. Dia
menyebut gallerynya Will’s Art Warehouse.
Bulan-bulan pertama adalah masa-masa yang berat. Ramsay telah menghabiskan
sebanyak £96,000 dari £100,000 sebelum bisnisnya mulai menghasilkan keuntungan,
sementara dia tetap harus membayar angsuran. Namun untunglah, akhirnya bisnisnya
bisa terselamatkan ketika dia menemukan bahwa dia bisa menghasilkan uang dengan
cara menyewakan gallerynya untuk pesta pribadi setelah seorang teman menunjukkan
bahwa itu adalah pasar yang potensial.
Akan tetapi sayang, dua idenya yang lain tidak berhasil. Ramsay membuka dua
buah gallery lain di Notting Hill dan Windsor tapi tidak sukses, dan setelah
enam bulan dia menutup keduanya.
Dia menjelaskan: 'Masalahnya terdapat pada stock. Kami harus memindahkan
pameran dari satu gallery ke gallery lain, sehingga jika seorang konsumen
mengatakan bahwa dia menyukai sebuah lukisan yang minggu lalu berada disana,
maka untuk mengambilnya kembali akan membutuhkan waktu. Lalu, saat konsumen
tersebut akhirnya datang kembali, mereka akan mengatakan bahwa ternyata mereka
tidak terlalu menyukainya. Itu adalah sebuah mimpi buruk.'
Tapi Ramsey tetap yakin bahwa visinya untuk menjual karya seni yang
terjangkau dengan suasana yang menyenangkan bisa diterapkan untuk konsumen yang
lebih luas. Jadi, tujuh tahun yang lalu, dia mendapatkan ide untuk melakukan
pekan raya seni tahunan dimana puluhan gallery bisa melakukan pameran di tempat
yang sama.
Saat itu, setiap tahun sudah ada pekan raya untuk seni kontemporer yang
berlokasi di London, tapi setiap kali Ramsay mendaftarkan diri untuk mengikuti
pameran, dia selalu ditolak.
Bahkan yang lebih parah lagi, saat percobaan terakhir, mereka melakukan
kesalahan dengan mengirimkannya beberapa transparenci seni milik sebuah gallery
lain di Dublin. Itu membuatnya jadi berpikir.
Dia mengatakan: 'Transparencies tersebut begitu indah dan kupikir bahwa jika
mereka menolak kualitas yang seperti ini, berati sudah jelas bahwa mereka
mendapat begitu banyak aplikasi sehingga tidak bisa mengirimkan kembali gambar
yang benar ke gallery asalnya.'
Dia juga bertanya kepada beberapa orang teman yang menghadiri pekan raya seni
tersebut mengenai pendapat mereka. Dia mengatakan: 'Mereka mengatakan
menyukainya tapi tidak mampu untuk membeli satupun karya seni yang ada di sana.
Masalahnya adalah bahwa meski mereka ingin membelinya, namun tidak satupun
lukisan yang menempelkan harga, dan satu-satunya lukisan yang berani mereka
tanyakan mempunyai harga £20,000.’
Dia bertanya kepada beberapa pemilik gallery mengenai rencananya untuk
membuka pekan raya seni yang tidak terasa mengintimidasi bagi orang-orang yang
tidak terlalu memahami seni. Mereka mengatakan bahwa itu adalah sebuah ide yang
bagus dan Ramsey mulai bekerja.
Dia mengatakan: 'Aku adalah orang yang sudah biasa mengorganisir berbagai
hal. Di universitas aku biasa mengorganisir berbagai pesta. Aku menyukainya.'
Pada tahun 1999, Affordable Art Fair yang pertama diselenggarakan di London
dan langsung sukses dengan menyertakan 87 gallery dan menghadirkan 10.000
pengunjung dengan penjualan yang mencapai £1 juta.
Saat ini, Ramsay telah mengorganisir dua Affordable Art Fairs per tahun di
London dan juga di Bristol, New York, Sydney dan Melbourne. Dia juga berencana
untuk melakukannya di Eropa dan Amerika. Sampai sejauh ini, Affordable Art Fairs
yang diadakannya telah mampu menghasilkan penjualan karya seni yang mencapai
lebih dari £50 juta, dan dikunjungi oleh lebih dari 250.000 orang dari seluruh
dunia.
sumber : blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar