Ketika
Tianshi mengadakan acara spektakuler bagi-bagi reward untuk Distributor
Tianshi si Stadion Senayan September lalu, ada satu sosok penerima BMW
yang penampilannya kalem. Meski demikian wajahnya terlihat
berbinar-binar.Fans nya,mereka bergerombol di luar pagar VIP sambil
melambaikan tangannya "Pa Wailudi selamat ya...!!" Ya . Wailudi Lumasi
adalah salah seorang penerima reward BMW tahun 2006 di Jakarta, dia
telah meraih kesuksesan di bisnis jaringan Tianshi. Sebab ia bisa
mengubah taraf hidupnya dari seorang pengojek menjadi seorang leader.
Dari pernah bergaji Rp.700.000 ~ Rp.800.000 di sebuah pabrik kini
pendapatnya mencapai belasan juta rupian setiap bulannya.
Wailudi
joint di Tianshi tahun 2003 yang jelas pada saat itu ia tak punya
pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan ia menarik ojek jelas Wailudi.
Sebelumnya ia penah membangun jaringan di MLM lain tapi akhirnya rontok.
Bisnis ini memang lumayan mensponsori satu orang saja langsung mendapat
Rp.485.000, kalau saya ngojek dalam satu bulan belum tentu bisa
mengumpulkan sebanyak itu, bisa jadi saya haru mengojek stiap hari baru
bisa mendapat uang sebanyak itu "katanya". Ia mengenal Tianshi tanpa
sengaja. Waktu itu, Wailudi sedang bertandang kerumah teman, Lukman
Hakim yang kini menjadi Upline- nya.Di sana Lukman sedang
berbincang-bincang tentang marketing plan Tianshi dengan Gembong
Pudjianto (peraih reward BMW di Malaysia 2005,red). Wailudi pun
berpikir,"enggak mungkinlah dalam waktu 30 hari saya tidak dapat
merekrut satu orang bintang tiga". Keyakinan ini muncul dalam hatinya,
Apalagi setelah mengikuti Sukses Seminar. Sukses Seminar pertama yang
diikutinya menghadirkan Louis Tendean sebagai pembicara. "Saya lihat
ketika Itu, memang ada orang- orang yang latar belakangnya bagus, tapi
ada juga yang latar belakangnya dibawah saya. Saya melihat ada yang
berhasil sampai peringkat bintang enam.Karena waktu itu saya belum punya
bintang, rasa nya bintang enam sudah wah. Saya akhirnya merasa, tidak
ada alasan saya tidak bisa," urainya.
PERSOALAN MODAL
Dengan
semangat tersebut, praktis masalah yang dihadapi wailudi bukan masalah
takut ditolak orang, tapi justru bingung modalnya dari mana. Ia ingin
langsung bintang tiga dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
saya sudah pinjam kesana kemari ," tapi ga dapat juga", kisahnya sambil
tersenyum getir. Akhirnya Wailudi terpaksa mengorbankan sepada
motornya, untuk memulai bisnis ia terpaksa mejual motor yang biasa untuk
mengojeklaku sekitar Rp.6.400.000. Kemudian untuk joint Tianshi
Rp.2.000.000, sisanya untuk biaya operasional, katanya" Masalah tidak
berhenti di sini, setelah menjual motor ia harus mengembalikan modal
secepat-cepatnya. Maka sejak gabung di Tianshi ia punya target, dalam
waktu tiga bulan ia harus sudah masuk bintang lima. Kalau saya tidak
mencapai posisi bintang lima dalam tiga bulan, artinya uang yang saya
miliki untuk membangun bisnis ini sudah tidak ada lagi. Sisa uang jual
motor sudah habis untuk biaya operasional selama tiga bulan.. Sebaliknya
kalau saya sudah bintang lima berarti posisi saya sudah aman,
setidaknya sudah ada bonus Rp.2 juta.begitulah pemikiran Wailudi.
Ternyata target itu tidak bisa terpenuhi, inilah masa-masa sulit bagi
Wailudi dan keluarganya."Saya sampai harus mengadaikan televisi, karena
begitu sulit hidup saya saat itu." akunya. Baru pada saat bulan ke empat
ia mencapai bintang lima.
Wailudi
membangun jaringan dengan memulai dari orang orang di lingkungannya. Ia
menawarkan pada teman teman nya yang pernah berkecimpung di MLM lain
yang akhirnya rontok. Dan dari sekian yang ditawari seperti biasa ada
yang tertarik dan banyak pula yang mengejek. Kendalanya dalam membangun
jaringan kita menghadapi teman teman . Ketika kita mengajak orang,
mempresentasi orang, selalu mendapat jawaban nggak masuk akal bisa
mendapat pesawat. Begitu ada pesawat di udara teman-teman langsung
meledek saya : " Tuh pesawat Pak Wailudi". Ini yang sempat saya membuat
saya sakit hati, tuturnya. Toh bagi dia , ejekan menjadi pijakan untuk
memompa semangatnya. "Suatu ketika saya akan buktikan pada mereka.
Mereka bersikap seperti itu kan karena mereka tidak tau, sedangkan saya
tau. Mereka tidak pernah datang ke OPP, sementara saya melihat dengan
mata kepala saya sendiri semua itu benar. Banyak orang berhasil di bisnis ini," katanya. Dalam perjalanan waktu , Wailudi merasa untuk
meraih Bronze Lion (BL) itu ternyata tidaklah sulit,"Cukup memiliki dua
orang saja yang visinya sama seperti kita. Dan bisnis ini semua orang
bisa menjadi BL. Setipa orang asalakan meraka tidak berhenti, karena
minimal memiliki dua kaki.
sumber : yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar