Jumat, 01 Maret 2013

Dibalik Sukses Tukang ojek

Ketika Tianshi mengadakan acara spektakuler bagi-bagi reward untuk Distributor Tianshi si Stadion Senayan September lalu, ada satu sosok penerima BMW yang penampilannya kalem. Meski demikian wajahnya terlihat berbinar-binar.Fans nya,mereka bergerombol di luar pagar VIP sambil melambaikan tangannya "Pa Wailudi selamat ya...!!" Ya . Wailudi Lumasi adalah salah seorang penerima reward BMW tahun 2006 di Jakarta, dia telah meraih kesuksesan di bisnis jaringan Tianshi. Sebab ia bisa mengubah taraf hidupnya dari seorang pengojek menjadi seorang leader. Dari pernah bergaji Rp.700.000 ~ Rp.800.000 di sebuah pabrik kini pendapatnya mencapai belasan juta rupian setiap bulannya.

Wailudi joint di Tianshi tahun 2003 yang jelas pada saat itu ia tak punya pekerjaan. Untuk memenuhi kebutuhan ia menarik ojek jelas Wailudi. Sebelumnya ia penah membangun jaringan di MLM lain tapi akhirnya rontok. Bisnis ini memang lumayan mensponsori satu orang saja langsung mendapat Rp.485.000, kalau saya ngojek dalam satu bulan belum tentu bisa mengumpulkan sebanyak itu, bisa jadi saya haru mengojek stiap hari baru bisa mendapat uang sebanyak itu "katanya". Ia mengenal Tianshi tanpa sengaja. Waktu itu, Wailudi sedang bertandang kerumah teman, Lukman Hakim yang kini menjadi Upline- nya.Di sana Lukman sedang berbincang-bincang tentang marketing plan Tianshi dengan Gembong Pudjianto (peraih reward BMW di Malaysia 2005,red). Wailudi pun berpikir,"enggak mungkinlah dalam waktu 30 hari saya tidak dapat merekrut satu orang bintang tiga". Keyakinan ini muncul dalam hatinya, Apalagi setelah mengikuti Sukses Seminar. Sukses Seminar pertama yang diikutinya menghadirkan Louis Tendean sebagai pembicara. "Saya lihat ketika Itu, memang ada orang- orang yang latar belakangnya bagus, tapi ada juga yang latar belakangnya dibawah saya. Saya melihat ada yang berhasil sampai peringkat bintang enam.Karena waktu itu saya belum punya bintang, rasa nya bintang enam sudah wah. Saya akhirnya merasa, tidak ada alasan saya tidak bisa," urainya.

PERSOALAN MODAL
Dengan semangat tersebut, praktis masalah yang dihadapi wailudi bukan masalah takut ditolak orang, tapi justru bingung modalnya dari mana. Ia ingin langsung bintang tiga dari mana saya bisa mendapatkan uang sebanyak itu? saya sudah pinjam kesana kemari ," tapi ga dapat juga", kisahnya sambil tersenyum getir. Akhirnya Wailudi terpaksa mengorbankan sepada motornya, untuk memulai bisnis ia terpaksa mejual motor yang biasa untuk mengojeklaku sekitar Rp.6.400.000. Kemudian untuk joint Tianshi Rp.2.000.000, sisanya untuk biaya operasional, katanya" Masalah tidak berhenti di sini, setelah menjual motor ia harus mengembalikan modal secepat-cepatnya. Maka sejak gabung di Tianshi ia punya target, dalam waktu tiga bulan ia harus sudah masuk bintang lima. Kalau saya tidak mencapai posisi bintang lima dalam tiga bulan, artinya uang yang saya miliki untuk membangun bisnis ini sudah tidak ada lagi. Sisa uang jual motor sudah habis untuk biaya operasional selama tiga bulan.. Sebaliknya kalau saya sudah bintang lima berarti posisi saya sudah aman, setidaknya sudah ada bonus Rp.2 juta.begitulah pemikiran Wailudi. Ternyata target itu tidak bisa terpenuhi, inilah masa-masa sulit bagi Wailudi dan keluarganya."Saya sampai harus mengadaikan televisi, karena begitu sulit hidup saya saat itu." akunya. Baru pada saat bulan ke empat ia mencapai bintang lima.

Wailudi membangun jaringan dengan memulai dari orang orang di lingkungannya. Ia menawarkan pada teman teman nya yang pernah berkecimpung di MLM lain yang akhirnya rontok. Dan dari sekian yang ditawari seperti biasa ada yang tertarik dan banyak pula yang mengejek. Kendalanya dalam membangun jaringan kita menghadapi teman teman . Ketika kita mengajak orang, mempresentasi orang, selalu mendapat jawaban nggak masuk akal bisa mendapat pesawat. Begitu ada pesawat di udara teman-teman langsung meledek saya : " Tuh pesawat Pak Wailudi". Ini yang sempat saya membuat saya sakit hati, tuturnya. Toh bagi dia , ejekan menjadi pijakan untuk memompa semangatnya. "Suatu ketika saya akan buktikan pada mereka. Mereka bersikap seperti itu kan karena mereka tidak tau, sedangkan saya tau. Mereka tidak pernah datang ke OPP, sementara saya melihat dengan mata kepala saya sendiri semua itu benar. Banyak orang berhasil di bisnis ini," katanya. Dalam perjalanan waktu , Wailudi merasa untuk meraih Bronze Lion (BL) itu ternyata tidaklah sulit,"Cukup memiliki dua orang saja yang visinya sama seperti kita. Dan bisnis ini semua orang bisa menjadi BL. Setipa orang asalakan meraka tidak berhenti, karena minimal memiliki dua kaki.

sumber :  yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar