Kamis, 20 Desember 2012

Bisnis Kreatif Kota Bandung


Awalnya sekelompok anak muda yang yang sadar, bahwa sebagian besar anak muda Bandung senang main main dengan industri kecil, UKM khas mahasiswa pelajar, yang modal kecil antar sesama mereka dalam semangat do it yourself. Industri kreatif itu mendapatkan tempat bagus di Bandung karena di kota ini, seni modern menjadi kiblat, setidaknya di Indonesia. Di tempat ini, telah berkala hadir beberapa festival seni dan kreatifitas, semisal yang diselenggarakan oleh ITB, dalam bentuk Pasar Seni ITB. Atau di laksanakan oleh para gerilyawan kreatif seperti alm Wawan Juanda, dengan Republik Entertainment nya yang menyelenggarakan festival kota di jalanan, Dago Festival.  Wawan melahirkan para penerus yang tidak kalah hebat, mereka di antaranya adalah yang tergabung pada Bandung Creative City Forum (BCCF) yang merupakan sebuah forum yang didirikan pada tanggal 7 Februari 2008 untuk mengumpulkan komunitas-komunitas kreatif kota Bandung.

Forum ini lebih sebagai penerus bola, ibarat sepak bola posisi forum ini adalah Striker yang tugasnya bikin gol. Jika di ibaratkan industri rumah tangga yang telah ada, UKM, dan industri anak muda di Bandung sebagai goal keepernya. Sementara sebagai beking gawang, sebagai gelandangnya, kita bisa ambil alm Wawan Juanda, yang berkerja keras menjemput bola, untuk di bagikan kepada para striker. Maka dari itulah, forum BCCF ini, telah berhasil menggolkan beberapa produk festival dan pasar rakyat yang sungguh sungguh memberikan ruang bernafas bagi industri kecil, UKM kelas rumah tangga, di kota di mana Mall mall berdiri angkuh dan kokoh bergentayangan.

Kuncinya adalah konsep yang jelas untuk merespon setiap perubahan ekonomi di dalam kota, geliatnya orang kecil. Kota Bandung sendiri dipandang memiliki banyak potensi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi kreatif, diantaranya adalah potensi yang berwujud human capital. Banyak komunitas kreatif yang bermunculan di Bandung dan memiliki andil cukup besar terhadap pendapatan ekonomi kota Bandung melalui musik, desain, piranti lunak, fesyen, media/teknologi informasi, arsitektur dan lain-lain. Karakter masyarakat Bandung yang cosmopolitan dan terbuka ide-ide terhadap ide baru mendukung proses kreatif komunitas-komunitas tersebut. Namun selama ini pergerakan komunitas tersebut terserai berai. Kondisi inilah yang kemudian mendorong BCCF didirikan sebagai sebuah forum untuk mengumpulkan komunitas-komunitas kreatif tersebut. Dan hasilnya salah satunya adalah Helar Fest, yang berisikan program yang bermula pada 2008  dan masih berlanjut hingga 2012 , di antara programnya :

1. Sunda Festival (Festival budaya tradisional masyarakat Sunda)
2. Artepolis (Seminar urban planning & budaya kreatif)
3. KickFest (Festival industri clothing independen)
4. Public Art Project (Proyek seni ruang publik)
5. Bandung Deathfest (Konser musik death metal)
6. Bandung Creative Writing Festival (Festival sastra dan penulisan kreatif)
7. Architecture Biennalle (Pameran arsitektur)
8. Bandung New Emergence (Pameran seni visual)
9. Riset Komunitas Ujungberung Rebels (Riset komunitas kreatif)
10. Freedom Jazz Festival (Konser musik jazz)
11. Street Soccer Fest. (Kompetisi olah raga)
12. Bandung Creative Community Competition
13. Saparua Project (Revitalisasi gedung konser Saparua)
14. Penerbitan buku Bandung Creative City Forum

Normalnya anak muda, pasti bermain industri kecil dari industri seperti sablon menyablon. Maka dari itulah, dari salah satu program BCCF didirikan pula Kreative Industry Clothing Kommunity (KICK). Forum ini dibentuk sebagai wadah bagi para pemilik clothing label untuk berkomunikasi dan berbagi untuk kepentingan industry clothing. Pertemuan awal dilakukan sekitar bulan juni 2006 antara sejumlah pemilik clothing label di Kota Bandung. Inti dari pertemuan tersebut adalah bahwa kebutuhan akan teroganisasi; baik itu terbentuk asosiasi maupun forum komunikasi yang dapat mewadahi setiap kepentingan dari industri terkait.

Bandung tidak ingin memonopoli semua perihal ini. Bahkan jikalau bisa, kebiasaan ini di tularkan ke banyak kota. Dan akan mengangkat pula derajatnya kaum usaha kecil menengah ke tingkat yang lebih keren dan diakui dunia.  Tentunya perlu semacam kebiasaan besar di tengah Anda untuk konsisten berguyub, saling berkomunikasi antar sesama UKM, bukan lantas membuat koperasi usaha bersama saja, melainkan juga sebuah forum yang bisa menjadi alat lobi dengan para pemerintah daerah di masing masing kota, menyediakan forum rakyat kecil mengangkat industri dan festival masing masing.

Dan bilamana berhasil, maka ekonomi rakyat kebanyakan akan terangkat, dan segala jenis pembangunan ekonomi yang basisnya menguntungkan pemain besar di Jakarta akan lambat laun, terbagi pula ke pemain lokal. Dan tentu saja, ini menjadi startegi paling efektif juga untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah masing-masing. Cobalah, jika Bandung bisa mosok kota Anda tidak.

Sumber : kabarukm.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar