Selasa, 25 Desember 2012

Chef Sukses di Australia


Saat ditemui Radio Australia, Audi, panggilan dari pria berdarah Sunda ini sedang menikmati makan siang di sebuah restoran Thailand bersama istrinya, Sylvia.

Keduanya memutuskan untuk pindah ke Australia, setelah Audi yang sebelumnya bekerja di Dubai mendapat tawaran pekerjaan sebagai chef, atau koki, di Australia.

"Australia memiliki reputasi yang mengubah peta kuliner dunia. Australia juga sebagai pendorong era baru dimana masakan itu back to nature," ujar Audi.

Seperti halnya fashion, makanan pun banyak berkiblat ke negara-negara Eropa, seperti Italia dan Perancis.

Tetapi menurut Audi, Australia justru menjadi unik karena terpengaruh dari banyak budaya para imigran yang tinggal di Australia.

"Kuliner Australia justru sebagai yang paling inovatif, karena  tidak punya batasan-batasan normatif seperti di Perancis, misalnya."

Audi yang memilki keahlian dalam memasak jenis masakan kontinental dan Asia ini mengaku ada selera dan citra rasa yang berbeda. "Konsumen disini lebih casual meski tetap menginginkan good quality food"

Audi juga menambahkan pendekatan tren makanan dalam beberapa tahun ini lebih molekuler, atau secara kimiawi, makan diubah dan tampilannya tidak menjadi alami.

Masakan dari negara-negara Asia di Australia cukup populer. Hal ini terlihat dari semakin berjamurnya restoran Jepang, Cina, Vietnam, Thailand, dan India yang semakin menjamur di kota-kota besar di Australia, seperti Melbourne.

"Masakan Asia sekarang sudah menjadi primadona," ujar Audi yang juga terlihat sangat lahap memakan chicken ribs Thai style-nya.

Tetapi masakan Indonesia, sebagai negara terdekat dari Australia, tetap kurang populer jika dibandingkan masakan Thailand atau Cina.

Menurut Audi, selain karena terlalu beragamnya masakan Indonesia , ada masakan Sunda, Padang, Jawa, Bali, Menado, juga promosi tentang masakan Indonesia itu kurang.

"Internasionalisasi makanan kita itu kurang, dan kebanggaan terhadap masakannya sendiri pun kurang."

"Kita sendiri tidak bisa mendefinisikan: masakan Indonesia itu apa? Karena kita berpulau-pulau."

Apresiasi terhadap juru masak di Australia

Audi mengaku, semenjak maraknya program-program di TV soal makanan dan chef, seperti Masterchef, keberadaan chef pun dianggap sebagai selebritas.

"Chef itu seperti entertainer, dan bukankah itu juga esensi dari orang datang ke restoran: untuk menghibur dirinya dengan makanan?" tegas Audi.

Audi juga mengaku, di Australia, apresiasi yang didapatkan sebagai chef di Australia bukan uang semata, tetapi juga dalam strata sosial, di mana chef tidak dipandang sebelah mata.

Audi juga memberikan beberapa tips bagi mereka yang ingin menjadi chef, khususnya di luar negeri. "Selain bisa masak, harus juga memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola semua urusan dapur."

Saat bekerja dengan salah satu pusat kasino ternama di Melbourne, Audi mengaku memiliki beberapa pengalaman untuk memasak bagi para tokoh dunia, seperti musisi atau atlit ternama.

"Yang paling nempel di ingatan adalah masak untuk grup band U2, pernah bikin semacam surprise party untuk salah satu kru-nya yang berulang tahun."

"Juga pernah memasak untuk pegolf ternama, Tiger Woods dan sejumlah petenis dunia seperti Venus Williams, Roger Federer, Rafael Nadal, saat ada pertandingan tenis dunia, Australian Open. Mereka punya beberapa permintaan khusus yang harus dipenuhi,"

"Orang-orang terkenal memang cenderung memiliki permintaan yang aneh-aneh," ungkapnya, menutup wawancara sambil tertawa.

Sumber : radioaustralia.net.au

Tidak ada komentar:

Posting Komentar