Kamis, 10 Januari 2013

Besar Laba dari Kue Tiga Dimensi


Kemunculan sculpted cake atau yang lebih dikenal dengan istilah seni pahat kue tiga dimensi, ternyata tidak hanya berhasil menarik minat banyak konsumen namun juga bisa mendatangkan untung besar bagi para pelakunya. Melihat potensi pasarnya semakin hari kian menggiurkan, tidak heran bila sekarang ini banyak kaum hawa mulai dari para mahasiswi, karyawati, sampai ibu rumah tangga yang tertarik menekuni bisnis kue tiga dimensi sebagai salah satu alternatif peluang bisnis sampingan yang menjanjikan keuntungan cukup besar setiap bulannya.

Meskipun trend unik kue tiga dimensi atau (cake 3D) sudah muncul sejak tahun 2005-2006 silam, namun eksistensinya di Indonesia diperkirakan masih cukup besar untuk jangka waktu tiga tahun kedepan. Biasanya, para konsumen memesan kreasi unik kue tiga dimensi untuk acara-acara spesial, seperti misalnya acara ulang tahun, anniversary pernikahan, ulangtahun perusahaan, dan lain sebagainya. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh Wenny Panenthe owner Wenny’s Cake di daerah Bandung, yang setiap bulannya bisa meraup omzet ratusan juta rupiah dari bisnis kue tiga dimensi yang Ia rintis.

Kecintaannya terhadap bidang seni, mendorong Wenny dan suaminya Pascal Demian untuk menekuni seni pahat kue dengan bahan dasar fondant. Ia sengaja menjaga kualitas produknya dengan menggunakan bahan-bahan yang aman dikonsumsi untuk mempertahankan loyalitas konsumennya. Bila pengusaha sejenis ada yang memanfaatkan styrofoam untuk isi cake decoration, maka Wenny lebih memilih isian kue asli agar nilai seninya lebih tinggi.

Dari sekian banyak bentuk yang Ia ciptakan, Wenny mengaku Hello Kitty merupakan tokoh kartun yang paling banyak dipesan para konsumen. Tokoh kartun dari Jepang tersebut bisa diaplikasikan dalam beragam warna dan desain seperti misalnya variasi Hello Kitty menggunakan baju kimono yang hampir setiap minggu dipesan para konsumen. Untuk harga jualnya, Wenny membandrol dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah (tergantung ukuran dan tingkat kerumitan desain yang dipesan).

Selain Wenny yang sukses mendirikan Wenny’s Cake, ada pula Peni Respati yang sudah mulai belajar membuat cake 3D sejak tahun 2007 yang lalu. Berawal dari pesanan konsumen yang meminta kue pahat berbentuk angka, Peni jadi ketagihan untuk berkreasi dan berinovasi membuat bentuk kue yang beragam, seperti misalnya kue 3D berbentuk kamera, telepon, tas, dan lain sebagainya.

Awalnya memang cukup sulit bagi Peni untuk mendapatkan hasil kue sesuai dengan bentuk aslinya. Menurut wanita berjilbab ini, seni memahat kue memang cukup sulit karena melibatkan seni pemilihan desain, teknik pembuatan bentuk dasar 3D, teknik mewarnai, serta memadukan cita rasa dan bentuk kue sehingga menghasilkan paduan yang sempurna baik dari segi rasa maupun visual (penampilan). Itu sebabnya para pelaku bisnis kue tiga dimensi seperti Peni berani mematok harga yang cukup mahal, yakni berkisar antara Rp 350.000,00 sampai tujuh juta rupiah sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dipesan konsumen.

Sumber : jpmi.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar