Tahu adalah makanan orang Indonesia. Olahan kedelai ini dapat dimakan sebagai lauk ataupun camilan. Salah satu tahu camilan yang terkenal adalah Tahu Pop. Namun Tahu Pop bukanlah sembarang tahu. Tahu Pop punya segmen pasar yang spesifik, yaitu anak muda. Lalu apa bedanya Tahu Pop dengan tahu umumnya? Tahu Pop disajikan sebagai camilan gaul dan modern.
Andri Juanda adalah orang di balik kreativitas olahan tahu ini. Ia ingin agar tahu sumedang jadi lebih populer di masyarakat dengan beragam rasa. “Agar para konsumen tidak merasa jenuh,” ujarnya.
Tahu Pop menyediakan tahu berbagai rasa, mulai dari rasa barbeque, keju, sambal balado, udang pedas, jagung pedas, ayam bawang, kari ayam, rendang sapi, sapi lada hitam, dan pizza. “Tahu Pop lebih kres, gurih, renyah, dan mantap dengan beraneka rasa untuk dijadikan teman nongkrong rame-rame sahabat gaul,” kata Andri.
Berdiri sejak tahun 2009, Tahu Pop pun melebarkan sayap usaha dengan menawarkan konsep waralaba. Hingga saat ini, Tahu Pop sudah memiliki 27 mitra yang tersebar di Bandung, Jatinangor, Garut, Majalengka, Sumedang, dan Tangerang.
Tahu Pop menawarkan kerjasama untuk jangka waktu tiga tahun dengan investasi awal Rp 6 juta. Mitra akan memperoleh satu unit outlet, satu set perlengkapan outlet, bahan baku awal, seragam, pelatihan karyawan, buku manual usaha, dan paket promosi usaha.
Mitra bisa mematok harga jual Rp 5.000 per kotaknya. Bila mitra bisa menjual sekitar 1.500 kotak setiap bulan, maka omzet rata-rata yang dapat mereka peroleh tiap bulan bisa mencapai Rp 7,5 juta hingga Rp 8 juta.
Sedangkan, untuk perhitungannya pengeluaran setiap bulan, Andri memperkirakan biaya bahan baku sebesar Rp 3,5 juta. Bahan baku tersebut termasuk sari kedelai untuk tahu dan minyak goreng. Kemudian, gaji karyawan sebesar Rp 1 juta dan sewa tempat Rp 1 juta. Ditambah dengan biaya manajemen quality control sebesar Rp 375.000.
Total hitungan pendapatan bersihnya mencapai Rp 2 hingga Rp 2,25 juta per bulan. Dengan peluang yang demikian besar dan prospektif, mitra usaha hanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk balik modal.
Saat ini waralaba tahu memang telah menjadikan lahan bisnis baru yang layak untuk dicoba. Selain karena nilai investasinya yang tidak terlalu besar, balik modalnya terbilang cepat. Namun sayangnya usaha ini belum tentu langgeng, karena keunikannya tergolong hanya sesaat saja, kecuali jika pengusaha selalu berinovasi dalam hal rasa dan strategi pemasaran.
Sumber : wirasmada.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar