Senin, 21 Januari 2013

Sukses Produksi Sosis


Terjun di bisnis makanan memang menjanjikan keuntungan yang cukup besar. Peluang inilah yang dimanfaatkan dengan baik oleh Amalia Nafitri Hasanuddin yang tertarik memproduksi aneka jenis makanan beku (frozen food) yang dijamin bebas bahan pengawet dan pewarna buatan.

Keprihatinannya melihat beragam jenis makanan cepat saji yang diproduksi dengan tambahan bahan pengawet, pewarna, dan kimia berbahaya lainnya, mendorong Amalia Nafitri yang akrab dipanggil Lia ini untuk memproduksi menu makanan sehat yang aman dikonsumsi anak-anak. Dengan penuh ketekunan, ibu empat anak ini mencoba berbagai resep makanan sehat yang dikreasikan menjadi produk nugget dan juga sosis. Siapa sangka bila produk tersebut sangat disukai buah hatinya, sehingga Ia semakin yakin bila peluang bisnis makanan olahan terutama produk sosis sehat ini masih sangat terbuka lebar.

Mengawali bisnisnya pada tahun 2009 silam, sebenarnya Lia tidak memiliki keahlian khusus dalam hal masak-memasak. Pengalamannya sebagai mantan komisaris di sebuah perusahaan sosis, sedikit banyak memberikan pengetahuan tentang seluk beluk bisnis sosis. Modal inilah yang kemudian digunakan wanita kelahiran Balikpapan, 14 November 1964 ini untuk mendirikan pabrik sosis di bawah bendera PT. Sumber Pangan Jaya yang terletak di kawasan industri Jababeka.

Bersama ke-4 rekan bisnisnya, Lia membangun bisnis sosis sehat ini dengan modal awal sebesar Rp 1 miliar. Modal tersebut mereka gunakan untuk membeli mesin produksi, belanja bahan baku, dan sewa tempat seluas 400 m2. Mengingat produk sosis sehat bukan produk olahan yang bisa diproduksi dengan skala rumahan, Lia sengaja membangun sebuah pabrik untuk menjaga kualitas sosis yang dihasilkan. Dari modal 1 miliar tersebut, awalnya Lia baru bisa memproduksi sosis sebanyak 5 ton per bulan, dan ketika memasuki tahun kedua  aset perusahaan mulai melonjak hingga enam kali lipat sehingga kapasitas produksinya juga bisa digenjot hingga 30 ton per bulan.

Mengusung “Sosis Bulaf” sebagai brand produknya, Lia yang sempat menempuh bangku pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti ini meramu sosis Bulaf dengan bahan berkualitas tanpa menggunakan monosodium glutamat, pengawet, pewarna, tanpa campuran tepung, dan menggunakan pembungkus sosis berupa kolagen yang bagus untuk kesehatan kulit dan tidak perlu dikupas ketika mengkonsumsinya.

Dibandrol dengan harga Rp 27.500-30.000 per kemasan, Bulaf sengaja dipasarkan Lia di pasar-pasar modern untuk membidik konsumen premium (kelas atas). Melihat respon pasar yang cukup bagus, Lia mulai menciptakan varian rasa baru hingga mencapai 20 macam produk. Seperti misalnya sosis sapi, sosis ayam, sosis kambing, sosis rasa keju, sosis brokoli, wortel, jagung, sosis original, serta produk pendukung lainnya seperti bisalnya nugget, bakso, burger, dan lain sebagainya.

Dengan menggandeng lebih dari 600 agen yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, sekarang ini Amalia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 3 miliar setiap bulannya dan mampu memasarkan lebih dari 30 ton daging olahan ke berbagai penjuru daerah. Meskipun kesuksesan telah berada di genggaman Lia, namun mantan karyawan Bank Niaga ini tidak lantas puas dengan keberhasilannya selama ini. Tahun 2013 ini pengusaha sukses tersebut berencana meluncurkan brand produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen menengah ke bawah dan mencoba ekspansi ke Australia untuk memperluas jangkauan pasarnya.

Sumber : bisnisukm.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar