Selasa, 29 Januari 2013

Bisnis Kecantikan


Untuk memulai sebuah usaha, banyak orang meminjam uang dari bank sebagai modal awal. Namun wanita bernama lengkap Rukia Wael ini sama sekali tidak meminjam uang bank maupun orang lain untuk memulai bisnis butik kecantikannya. Bekerja dari nol, dari sekadar ikut tante, menjadi asisten makeup dan hairdo, sampai bekerja di Timur Tengah untuk rias pengantin. Tahun demi tahunnya ia mengumpulkan emas. Emas itulah modal awal Kia, demikian ia biasa disapa. Tidak ada cara instan untuk mewujudkan sebuah mimpi.

Sekitar 26 tahun yang lalu, Kia hanya gadis biasa, yang beruntung diajak tinggal di kediaman tantenya di Maluku. Kebetulan tantenya ini sudah menjalani bisnis kecantikan, garmen, hingga memiliki sekolah menjahit. Semua lini bisnis ini berada dalam satu lingkungan.

“Bapak saya punya 11 anak; 10 perempuan, 1 laki-laki. Saya anak kedua. Suatu ketika, tante saya berinisiatif membantu mengasuh. Karena anak-anaknya bersekolah di luar negeri. Saya, yang waktu itu berumur 15 tahun, mau ikut tante saya, karena saya ingin belajar,” ungkap Kia seperti dilansir Tabloid Bintang.

Yang ingin dipelajarinya saat itu, bagaimana menciptakan sebuah busana, bagaimana merias wajah dan rambut. Dia bermimpi, suatu hari memiliki bisnis seperti yang dimiliki tantenya saat itu. Jadi, Kia memutuskan ikut tantenya.

“Saya belajar menjahit, saya belajar menata rambut, belajar bagaimana merias wajah, sampai belajar menghias kue. Semua ada di sana. Sampai saya kemudian menjadi asistennya. Itu sekitar tahun 1980-an. Lalu dia mulai memercayakan saya memegang satu bagian sendiri, di bagian salonnya. Awalnya saya senang, karena ini sesuatu yang baru. Tapi saya kemudian berpikir, kalau di sana terus, saya enggak berkembang,” bilangnya.

Ia hanya menjalani bagian dari “kerajaan bisnis” tantenya. Sementara yang diimpikan Kia adalah memiliki kerajaan bisnisnya sendiri. Pikiran nekat pun mulai terlintas. Bagaimana pun caranya, ia ingin terbang ke Jakarta, memulai sesuatu yang baru atas nama dirinya sendiri.

“Saya bilang kepada tante saya, saya mau pergi. Ternyata enggak diperbolehkan. Akhirnya saya pergi diam-diam. Saya pergi ke Jakarta sendiri tahun 1988, benar-benar hanya modal nekat. Saya punya keluarga di Jakarta, tapi saya tinggal sendiri, di kos,” ungkap Kia.

Kia sempat bekerja di Martha Tilaar Group, ibu satu anak ini bergabung dengan makeup & hairstylist Anto Wang, yang dipercaya memegang rias artis di stasiun televisi RCTI.

“Dua tahun saya memegang hairdo untuk acara Salam Canda dan Melodi Memori. Selain itu saya juga menangani rias untuk PH-PH (production house-red),” jelas wanita yang akrab disapa Kia itu.

Sambil bekerja, ia menabung dan menimba ilmu di bidang periklanan. Menurutnya, skill tidak bisa berdiri sendiri, harus ditopang pendidikan dan wawasan bila ingin berkembang.

Pada 1994, ia mendapat tawaran bekerja di Timur Tengah, masih di dunia kecantikan. “Saya melihat ini kesempatan bagus, spesialisasi di bidang pernikahan. Di sana saya belajar lebih banyak lagi dan mendapat lebih banyak.”

Jika sekarang ia memiliki one-stop beauty demikian ia menyebutnya, semua berawal dari Timur Tengah. Bangunan bertingkat 3 di bilangan Ragunan miliknya kini, memfasilitasi salon dengan varian makeup & hairdo treatment serta butik baju-baju rancangannya di lantai 1, perawatan wajah dan tubuh beserta workshop lini busananya di lantai 2, sekaligus tempat tinggalnya di lantai 3. Persis seperti bayangannya 26 tahun lalu. “Saya dulu pengin semua bisnis ada dalam satu tempat, seperti yang dimiliki tante saya. Dan ini terwujud sekarang,” cetusnya.

Menghabiskan tahun pertama di Timur Tengah, dia terus memutar otak agar impian memiliki bisnis sendiri itu terwujud. Ia memandang bidang kecantikan dan mode seperti halnya seni.

Tidak bisa terburu-buru digarap dan diwujudkan. Tapi toh ia juga sudah berkutat 10 tahun lebih di bidang itu. Kemampuan ada, pertanyaan selanjutnya, apa modal sudah cukup? Meminjam dari bank bukan pilihan Kia. Ia tidak suka berutang. Mandiri menurutnya lebih baik.

“Bekerja di sana itu, kalau klien kami puas, mereka memiliki kebiasaan memberikan hadiah. Hadiahnya itu enggak tanggung-tanggung: emas, berlian, bisa dalam bentuk anting, cincin. Saya berhemat. Saya kumpulkan hadiah-hadiah itu, tidak saya sentuh sama sekali. Sampai tak terasa, sudah terkumpul 2 kg,” cerita Kia.

Pada 1997, ia kembali ke Jakarta. Emas 2 kg hasil kerja di Timur Tengah itu ia jual. “Mulanya buka salon kecil di Tebet. Lalu saya mengembangkan yang lebih besar ke Warung Buncit, 10 tahun bertahan di sana. Kemudian saya merancang one-stop beauty, seperti butik kecantikan, semuanya ada di sana. Terwujudlah sekarang di Ragunan. Sudah berjalan 5 tahun. Yang terbaru, butik baju-baju rancangan saya. Labelnya KIA,” ungkapnya.

Rancangannya ini sudah dikenakan seleb dan kalangan sosialita seperti Hughes, Conny Nurlita, dan Fifie Buntaran. Dibutuhkan kesabaran dan kemampuan berhemat untuk meraih sebuah impian, begitu pesan Kia setelah 26 tahun malang melintang di dunia kecantikan. 

Sumber : cputraentrepreneurship.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar