Setidaknya 400 brand parfum disuguhan Khadijah Parfum, usaha refill parfum dari kota Makassar. Aromanya mengacu pada parfum branded nan mahal dari negara-negara Eropa. Naluri bisnis sang pemilik, Awaludin Syahrir mampu menyortir parfum berkualitas untuk karakter atau kebutuhan pembelinya di setiap wilayah. Seperti apa kiprahnya?
Semua orang pasti menyukai aroma parfum. Itulah yang membuat peminat produk parfum tak pernah sepi hingga saat ini. Tempat-tempat yang menjajakan parfum bahkan kian gampang dijumpai, mulai dari mal hingga pedagang pinggir jalan. Pilihan jenis parfum pun beragam sesuai kemampuan kantong.
Biasanya, parfum original merek-merek terkenal dari manca negara harganya cukup menguras kantong. Tentu untuk parfum ini memiliki pangsa pasar khusus dari kalangan atas yang jumlahnya terbatas. Namun, bukan berarti aroma parfum bermerek itu tak bisa dinikmati kalangan yang tak mampu membelinya.
Pasalnya, inovasi dalam peracikan bibit parfum bisa menghasilkan aroma yang mirip dengan parfum original bermerek terkenal. Hal itulah yang membuat usaha refill parfum milik Awaludin Syahrir tak pernah sepi pembeli. “Acuan untuk parfum kami lebih condong ke Eropa,” tukas Tenri, sapaan akrabnya. Parfum yang telah populer seperti dari negara Swiss, Perancis, Jerman hingga Spanyol.
Sementara untuk parfum ibadah, Tenri berkiblat ke brand-brand parfum Timur Tengah. Sehingga koleksi parfumnya bisa dibilang yang paling lengkap di kota Makassar, tempat usaha refill dan grosir parfumnya beroperasi. “Sekitar 400 brand yang kami tawarkan di setiap outlet,” kata pemilik usaha refill parfum berlabel Khadijah Parfum dan Khadijah Stok Fragrance ini.
Tak hanya itu. Tenri pandai menyuguhkan parfum yang memang sangat diminati di wilayahnya. “Katakan dari 600 suplier, saya hanya mengambil 50 jenis parfum berkualitas bagus saja yang memang sesuai dengan kebutuhan wilayah Makassar dan wilayah Indonesia Timur,” sebut suami Hadijah Ali Al Hamid ini tentang salah satu keunggulan usahanya.
Parfum dengan aroma kuat dan tajam, Tenri mencontohkan, adalah yang paling disukai pasar wilayah Makassar dan Indonesia Timur. “Sehingga saat disuguhkan parfum beraroma lembut seperti yang disukai orang Bandung pasti susah diterima,” urainya. Pula, pelayanan di setiap tokonya memungkinkan pelanggan mendapatkan parfum yang benar-benar cocok untuk dirinya.
Tidaklah heran, usaha yang ia awali dengan modal Rp 5 juta lima tahun silam di kota Makassar itu kini menggurita. Sarjana Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini kini memiliki 8 lokasi usaha parfum yang terdiri dari toko untuk eceran dan grosir. Harga parfum yang ia katakan satu berbanding lima dengan harga parfum original terkenal, membuat pembelinya kian sesak.
“Bukan hanya dari kota Makassar dan Indonesia Timur seperti Manado, Ambon, NTT, Papua, pembeli parfum kami bahkan berdatangan dari pulau Sumatera,” ujar ayah dari Putri Nur Fauziah ini bangga. Pengiriman ke setiap reseller-nya di luar Makassar bahkan bisa dilakukan saban harinya.
Tak terhitung penjualan dari entrepreneur binaannya, yang ia sebutkan sebagai salah satu misi sosial Khadijah Parfum di kota Makassar. “Mereka tidak mengeluarkan modal, tetapi bisa menjual parfum kami,” tuturnya. Kendati misi sosial, ia mengaku mitraa binaan diikat oleh sebuah perjanjian yang saling menguntungkan
Alhasil, saban bulan dari perputaran penjualan parfumnya, Tenri bisa meraup omset tak kurang dari Rp 100 juta. Sebuah angka yang menurutnya mustahil bisa digapai jika setamat kuliah ia masih bersih keras melamar kerja menjadi pegawai bank, sebab ia bercita-cita menjadi bankir. “Sayang, beberapa kali melamar saya ditolak bank,” Tenri mengenang.
Prospek yang kian cerah dengan usaha parfum ini, membuat Tenri terus membuka kesempatan menjadi reseller di seluruh Indonesia. “Sementara untuk franchise kita sedang menggodok sistemnya.
Sumber : jpmi.or.id
Minta No wa pak
BalasHapus