Lengking suara puluhan sapi terdengar dari kandang. Lalu, dengan
sigap lelaki setengah baya, memberi pakan ke sapi-sapi itu. Di Desa
Astomulyo kecamatan Punggur, Lampung Tengah, kondisi semacam ini lazim
ditemui. Desa yang makmur berkat usaha masyarakatnya dalam penggemukan
sapi. Dan dibalik itu semua, Sujarno adalah pelopor penggemukan sapi
itu.
Saat itu, Sujarno menuju kandang sapi di belakang rumahnya, lalu
dengan sigap memberikan pakan rumput ke peliharaannya itu. Ia serius
dalam bekerja. Sebanyak 30 ekor sapi Peranakan Ongol (PO) atau lebih
dikenal dengan sapi biasa, berukuran besar dan berwarna putih, mengisi
kedua kandang. Sapi-sapi itu pun langsung melumat makanan yang baru saja
disediakan oleh ‘sang empunya’. Penggemukan sapi adalah usaha yang
telah berhasil dilakukan Sujarno.
Di ruang kerjanya yang berukuran 6 x 8 meter, terpampang jelas foto
Sujarno sedang memeluk sebuah piala besar. “Ya, foto juara 1 tingkat
nasional Lomba Kelompok Ternak Koperasi Unit Desa (KUD) Departemen
Pertanian Jendral Peternakan 1995. Itu saya mewakili Lampung, ikut Pekan
Nasional (Penas) bidang peternakan di Nusa Tenggara Barat. Tadinya saya
kaget juga, tiba-tiba orang Dinas peternakan mengutus saya untuk ikutan
Penas, allhamdulillah malah dapet juara,” kenangnya bangga. “Pengalaman
berharga bagi saya, yaitu dua kali bertemu dan bersalaman dengan Pak
Soeharto (mantan Presiden RI), pada acara Penas,” lanjut Sujarno.
Sujarno kecil adalah seorang anak desa yang lahir 20 April 1946 di Blitar, Jawa Timur. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Kelimanya laki-laki semua. “Seperti Pandawa ya,” ucap Sujarno sambil tertawa ketika menceritakan keluarganya. Ayahnya, Sardi adalah seorang pandai besi biasa yang berpenghasilan pas-pasan. Melihat orang tuanya memiliki ekonomi lemah, Sujarno mau tak mau harus berhemat. Segala pengeluaran harus diperhitungkan secara cermat dan detail. Ini yang membuat Sujarno selalu perhitungan dalam segala hal.
Ketika tahun 1955 ayahnya, Sardi mengikuti transmigrasi ke Lampung,
tak ayal lagi semua anak dan isteri pun dibawanya serta. Ya, Astomulyo,
Kecamatan Punggur tempat yang dituju. Perlahan-lahan Sujarno tumbuh
menjadi pemuda desa. Ia lalu bekerja menjadi petani membantu sang ayah
yang sudah berganti profesi menjadi petani. Dan pekerjaan inilah yang
membuat hidupnya semakin keras. Panas, hujan, tiap hari ia terima,
sehingga tubuhnya semakin hitam.
Ia sadar pekerjaan sebagai petani tak dapat membuatnya bisa
berkembang. Namun ia tetap senang menjalani profesi ini meski tawaran
untuk pekerjaan lainnya juga kerap datang padanya. Pernah suatu hari, ia
ditawari pamannya untuk masuk militer. Menurut sang paman, di militer
lebih menjanjikan masa depan yang cerah akan tetapi Sujarno menolak
tawaran sang paman. Alasannya Sujarno tidak suka bekerja bila ada
semacam ikatan dinasnya. Selain masuk militer, ia juga pernah ditawari
kawannya untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS), tetapi ia juga
menolak tawaran itu. “Mungkin kalau dulu saya jadi masuk PNS, sekarang
golongan saya sudah tinggi ya,” ujar Sujarno sedikit bergurau.
Sujarno kemudian berterus-terang kalau dia lebih suka berwiraswasta
dari pada kerja dengan orang lain. Dengan wiraswasta menurut Sujarno
segala sesuatunya lebih bebas, sukes atau tidak, ya tergantung diri
sendiri yang menjalaninya. “Lagi pula saya orangnya nggak suka
diperintah sama orang lain, dan terikat. Saya ingin bebas tanpa ada
orang mengatur-ngatur saya,” lanjut Sujarno mengenai pilihan hidupnya
ini.
Awalnya Sujarno mencoba berwiraswasta beternak ayam petelur. Namun
usaha ayam ini pun ternyata tidak berlangsung lama karena ayamnya
terserang virus kemudian mati. Lalu ia mencoba beternak bebek. Usaha
ternak ini pun sama saja, tidak berjalan lama. Karena ia kasihan sama
anaknya yang mengangon (mengembala) bebek di sawah, berangkat pagi
pulang magrib. Maka ia putuskan untuk tidak beternak bebak lagi. “saya
nggak tega,” ucapnya beralasan.
Setelah itu Sujarno lalu beternak kelinci dan berhasil, namun usaha
ini terbentur masalah memasarankannya. Alhasil, banyak kelinci
peliharaannya yang tidak terjual. Ia tak mengenal putus asa, terus
mencoba untuk beternak sebagai sampingannya bertani. Kali ini Sujarno
mencoba untuk berternak kambing. Usaha ini juga berhasil,
kambing-kambingnya jadi semakin banyak. Namun ia merasa kerepotan untuk
memeliharanya, maka satu persatu kambingnya akhrinya ia jual. Uang hasil
penjualan dari kambing inilah yang ia belikan satu ekor sapi.
Dengan tekun ia rawat sapi itu hingga besar lalu kemudian dijualnya.
Uang hasil penjualan sapi lalu ia belikan sapi kembali sebanyak dua
ekor. Dari dua ekor menjadi empat, dan akhirnya menjadi ratusan ekor
sapi. “Sapi itu uangnya besar, memeliharanya gampang, terus dijualnya
juga cepat,” ujar Sujarno mengomentari usaha ternaknya itu.
Sujarno memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang peternakan. Ia selalu saja bertanya kepada orang yang berpengalaman seperti dokter hewan, peternak, orang Dinas ataupun masyarakat biasa tentang masalah ini. Hingga jangan heran kalau ia pun cukup dikenal dikalangan orang yang bergulat dengan hewan ternak ini. “Wah dik semua orang Dinas peternakan di Bandarlampung saya kenal, dari kepala dinasnya sampai stafnya saya kenal, ya itu dari sering ngobrol sama mereka, sering bertukar informasi,” jelasnya. Dari obrolan itu Sujarno pun mengaplikasikan ke sapi. Ia langsung menggemukan sapi-sapinya untuk tujuan sapi potong secara intensif.
Sujarno memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tentang peternakan. Ia selalu saja bertanya kepada orang yang berpengalaman seperti dokter hewan, peternak, orang Dinas ataupun masyarakat biasa tentang masalah ini. Hingga jangan heran kalau ia pun cukup dikenal dikalangan orang yang bergulat dengan hewan ternak ini. “Wah dik semua orang Dinas peternakan di Bandarlampung saya kenal, dari kepala dinasnya sampai stafnya saya kenal, ya itu dari sering ngobrol sama mereka, sering bertukar informasi,” jelasnya. Dari obrolan itu Sujarno pun mengaplikasikan ke sapi. Ia langsung menggemukan sapi-sapinya untuk tujuan sapi potong secara intensif.
Yakni dengan cara, sapi yang digemukan selalu dikandangkan dan diberi
pakan yang bergizi tinggi. Untuk pakan, Sujarno meracik sendiri pakan
sapinya itu. Ia mengambil dari limbah pertanian yakni hijauan, rumput
gajah, kulit nanas, onggok, dan konsentrat. Kesemua pakan tersebut
dicampur jadi satu, lalu diaduk supaya rata. Setelah rata baru diberikan
pada sapi. Sujarno sendiri menyebut campuran pakan ini dengan nama
formulasi pakan. Pakan ini berbentuk tepung. Dan pemberian pakannya
dengan frekuensi 3 –5 kali/hari. Ternyata berhasil, dalam jangka
penggemukan kurang lebih tiga bulan, sapi-sapinya menjadi cepat gemuk,
dan laku dipasaran.
Sujarno sadar informasi ini harus dibagi-bagikan ke masyarakat.
Karena ia melihat ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan. Lalu ia
membagi-bagikan ilmu dan informasi ini kepada masyarakat sekitar tempat
tinggalnya. Satu persatu mayarakat tertarik dan mengikuti jejak
langkahnya untuk menggemukan sapi. Hingga akhirnya ia berinisiatif untuk
membentuk wadah kelompok tani ternak sapi potong. Yang kemudian gagasan
itu ia paparkan kepada rekan dan tetangganya. Ternyata mereka pun
mendukung ide Sujarno itu.
Alhasil 23 Februari 1991, sebanyak 27 orang bergabung menjadi anggota
kelompok tani ternak. Dan Sujarno dikukuhkan sebagai ketua kelompok
tani ternak. Ia lalu menamai kelompoknya dengan nama kelompok tani
ternak sapi potong Brahman. Setiap sebulan sekali para anggota kelompok
berkumpul di rumah Sujarno.
Awalnya seluruh anggota bisa hadir, tapi lama kelamaan ada yang tidak
hadir. “Lalu saya berinisiatif untuk menjemput mereka satu persatu ke
rumahnya pakai sepeda.” Kini ada 150 orang yang tergabung dalam
kelompoknya. Dan anggota kelompok Brahman telah memiliki populasi
keseluruhan ternaknya sekitar 1200 ekor sapi.
Dalam memimpin angotanya, Sujarno punya prinsip, kita harus bisa
menjadi contoh terlebih dahulu, baru nanti kita akan dicontoh oleh orang
lain. Dan dimana kita lahir dan tinggal di suatu daerah, maka semampu
kita untuk mengembangkan daerah tersebut untuk maju dan makmur,”
tegasnya. Sujarno yang dulu seorang petani biasa hidup pas-pasan dan
memiliki rumah sederhana, kini setelah beternak penggemukan sapi ia
mampu membuat rumah yang bagus. Sujarno pun bisa membangun sebuah kantor
kelompok tani. Dan juga sebuah ruang rapat kelompok berukuran 10 x 8
meter lengkap dengan kursi dan pengeras suaranya. Bahkan ia mampu
mengkuliahkan anaknya sampai sarjana.
Selain itu nama Sujarno pun terkenal dikalangan mahasiswa dan dosen
peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Banyak diantara
mahasiswa yang mengadakan praktikum dan magang di tempat Sujarno. Ia
ahli dibidang peternakan khususnya penggemukan sapi. Padahal ia bukanlah
lulusan sarjana peternakan. Pendidikan terakhir yang dikecapnya
hanyalah Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP). “Itupun saya tidak
lulus,” ucapnya mengenang. Ilmu peternakan ia dapati dari rajin bertanya
kepada semua orang. “Saya itu orangnya selalu ingin tahu, makanya saya
suka nanya kepada semua orang, karena ilmu itu kita harus terus
mencari,” jelasnya.
Kini di usianya yang mulai tua dengan fisik yang mulai rapuh, Sujarno
tak lagi mengurusi sapinya lagi. Untuk mengurus sapi, sudah dipegang
salah satu anaknya, Yono. Namun, Sujarno masih secara aktif mengawasi
usaha yang telah menopang hidupnya dan keluarganya selama ini, dengan
dibantu istrinya Tuminem. “Kata anak saya, saya sudah tua nggak usah
lagi ngurusin sapi, biar kita aja, bapak mendingan membina peternak
saja,” ucap Sujarno menirukan perkataan anaknya.
Menurutnya untuk dapat bertahan sebagai pengusaha sapi seperti
sekarang ini, harus benar-benar ketat dalam masalah keuangan. Baginya
tidak ada prinsip menggunakan uang perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
pribadi. “Jangan makan jenang (dodol jawa) sebelum jenangnya jadi,
artinya kita jangan makan uang perusahaan sebelum perusahan kita
benar-benar jadi dan sukses. Ini yang harus dipegang oleh semua orang
bila ia ingin sukses dalam mengelola usaha,” tandasnya.
Kini Sujarno masih menjabat sebagai ketua kelompok tani ternak,
“Sebenarnya sudah berkeinginan untuk pensiun. Saya sudah tua, saya ingin
digantikan dengan yang muda. Dan juga ingin menikmati masa tua,
bergembira dengan ke sembilan cucu. Namun ternyata belum ada calon yang
mampu menggantikan posisi tersebut. “Saya sedih, tapi saya akan berusaha
untuk mencetak generasi yang muda untuk dapat menggantikan posisi
saya,” ucapnya. Ayo siapa mau menggantikan?
Sumber : masyarakatternak.org
Patut untuk dicontoh
BalasHapusSaya mau. Gmn caranya
BalasHapusJUAL MURAH PAKAN TERNAK: Singkong Sortiran Rp. 1500/kg, Bonggol singkong dan kulit singkong Rp 750/kg kondisi segar masih untuh kandungan karbohidrat & kalorinya. Sangat bagus untuk pakan ternak sapi potong, sapi perah, domba, kambing & unggas. Siap kirim 7 ton/2 hari sekali. hub. bpk Heru di Malang Hp/Wa 081334272800 blog http://www.belisingkongsegar.blogspot.com atau http://www.malangkambingdombasuper.blogspot.com
BalasHapusBolavita menantang anda yang merasa jago dalam sabung ayam untuk memasang taruhan disitusnya yang dimana menyediakan siaran pertandingan adu sabung ayam pisau secara live di situs S128, Sv388. Dan bila anda berhasil menebak 8x menang secara beruntun, maka anda berHak mendapatkan Bonus 100% dari Total Taruhan yang anda pasang !
BalasHapus» Judi Online Ovo
» Judi Online Gopay
» Judi Online Pulsa
» Judi Online Linkaja
★ Bonus 100% (bila anda 8x menang secara beruntun)
★ Bonus Cashback Mingguan Hingga 10%
★ Bonus Deposit Pertama 10%
★ Bonus Referral 7% + 2% Seumur hidup
Tersedia Taruhan Online Sabung Ayam, Casino Live seperti Dadu, Roulette, Blackjack, Dragon Tiger, Baccarat (PlayerBanker), Bola, Tembak Ikan, Slot, Tangkas, Poker Dan masih banyak lainnya.
Pendaftaran Klik Link : http://159.89.197.59/register/
Kontak Resmi Kami Klik Link : https://linktr.ee/bola.vita
Kunjungi Juga :
» PROMO SABUNG AYAM ONLINE BONUS CASHBACK 10%
Info Selengkapnya Kunjungi : http://bolavitaonline.over-blog.com/2019/09/promo-sabung-ayam-online-bonus-cashback-10.html
» TARUHAN SABUNG AYAM LINKAJA
Info Selengkapnya Kunjungi : http://bolavitaonline.over-blog.com/2019/09/taruhan-sabung-ayam-pakai-linkaja.html
» Bandar Taruhan Piala Eropa Linkaja
Info Selengkapnya Kunjungi : https://pemainayam.hatenablog.com/entry/2019/10/20/Bandar_Taruhan_Piala_Eropa_Linkaja?_ga=2.227614366.225721647.1571745594-1568401800.1568770866
» Situs Judi Online Linkaja Terpercaya
Info Selengkapnya Kunjungi : https://rahasiadantips.blogspot.com/2019/10/situs-judi-online-linkaja-terpercaya.html
Linkaja88