Richard Tang mulai menggemari komputer ketika sekolahnya membeli sebuah
komputer Commodore untuk digunakan oleh para siswa. Saat itu dia baru berusia 13
tahun.
Dia
mengatakan: 'Aku biasa menghabiskan waktu istirahat dan makan siang untuk
memprogramnya. Aku sangat kagum pada komputer tersebut. Aku selalu tertarik
untuk membuat berbagai hal dan aku menyukai ide untuk membuat komputer yang bisa
melakukan apapun dan kemudian aku memprogramnya untuk melakukan sesuatu yang
berguna dan bermanfaat.'
Tang lahir dan dibesarkan di Rochdale, dimana ayahnya seorang warga keturunan
China dan ibunya dari Inggris. Saat berusia 15 tahun, Tang membeli sendiri
komputer pertamanya dengan uang dari hasil menjual makanan hewan peliharaan di
pasar lokal. Dia juga mendirikan sebuah perusahaan fiktif, Zen
Microsystems, untuk mengakali perusahaan komputer agar mau mengirimkan katalog
dan data sheet dari produk-produk mereka.
Setelah mengambil gelar dibidang system komputer dari Salford University,
Tang mendapatkan pekerjaan sebagai designer hardware komputer. Saat berada
disana, dia dan beberapa orang rekan kerjanya sering berkumpul di kedal lokal
untuk memimpikan tentang cara-cara menemukan bisnis mereka. Tang mengatakan:
'Kami menemukan berbagai ide yang aneh dan liar. Semuanya masih berhubungan
dengan komputer dan ide untuk mengembangkan software atau hardware yang bisa
kami jual.'
Akan tetapi, tidak ada satupun dari ide tersebut yang mereka diskusikan
secara serius, dan setelah empat tahun serta mendapat beberapa kali promosi,
Tang akhirnya menyadari bahwa hasratnya bukanlah untuk meniti karir didunia
corporate. Dia mengatakan: 'Aku bisa melihat jalan hidup yang ingin aku
tempuh. Aku ingin melakukan sesuatu yang berbeda.'
Jadi, ditahun 1993, saat berusia 27 tahun, Tang memutuskan untuk keluar dari
pekerjaan agar bisa melancong ke China dan India selama sembilan bulan. Saat
kembali ke Inggris, dia memutuskan untuk memulai perusahaannya sendiri yang
mendesign hardware dan software komputer.
Dia menyewa sebuah Portakabin di Birmingham untuk dijadikan sebagai kantor,
dan setelah tiga bulan menunggu telephone berdering, dia berhasil mendapatkan
beberapa pekerjaan untuk membuat software bagi sebuah perusahaan besar, dan dia
berencana untuk mencari lebih banyak lagi klien. Namun setelah beberapa bulan
menjalankan kontrak, saat Tang sedang nongkrong di sebuah pub bersama adiknya
Daniel, ide besarnya muncul.
Saat itu, keduanya sedang membicarakan tentang sebuah konsep baru yang
disebut dengan internet. Tang memang pernah mendengarnya, namun dia tidak belum
pernah menggunakannya. Tapi adiknya adalah seorang mahasiswa dan sudah terbiasa
menggunakannya di Cambridge University dimana dia sedang menyelesaikan studinya
dibidang artificial intelligence. Saat Tang bertanya apakah internet akan
membawanya pada kesuksesan, Daniel mengatakan bahwa dia yakin itu akan menjadi
sebuah jalan yang besar untuk menuju kesuksesan.
Terinspirasi oleh antusias adiknya, akhirnya Tang memutuskan untuk memulai
sebuah perusahaan yang menyediakan jasa untuk mengakses internet, setelah dia
sadar bahwa itu adalah sebuah peluang yang tidak boleh dia lewatkan. Dia juga
berpikir bahwa itu mungkin adalah cara yang lebih mudah untuk menghasilkan uang
dari pada bekerja sebagai pembuat software.
Dia mengatakan: 'Masalah dengan design software adalah bahwa setiap kali anda
ingin menghasilkan uang, maka anda harus bekerja. Dimana kupikir jika aku
mendirikan perusahaan yang menyediakan jasa berlangganan untuk akses ke
internet, maka begitu aku mendapat pelanggan, uang akan terus mengalir dan aku
cuma perlu melakukan sedikit kerja. Sebagai seorang internet service provider,
aku bisa menciptakan situasi dimana aku akan mendapatkan pelanggan setiap bulan,
tanpa perlu banyak bekerja.'
Lalu Tang membujuk teman-teman dan keluarganya untuk meminjamkan uang
sebanyak £20,000 agar dia bisa memulai. Adiknya tidak mau menjadi bagian dari
bisnis, tapi setuju menyediakan waktu selama enam bulan untuk membangun sebuah
jaringan yang akan menghubungkan konsumen ke internet. Tang membuat sebuah
jaringan dengan menghubungkan enam buah modem pada sebuah papan sederhana yang
kemudian dihubungkan dengan enam jalur telephone.
Dengan enam jalur, Tang bisa menerima sekitar 50 konsumen dan dia membuka
bisnisnya dengan memungut bayaran £10 untuk masing-masing konsumen yang ingin
mengakses internet. Saat jumlah konsumenya bertambah, dia menambahkan jalur
telephone, tapi pada tahun 1966, perusahaannya, Zen Internet, telah
menginvestasikan begitu banyak uang untuk membeli peralatan sehingga hampir
kehabisan uang. Tang terpaksa harus menyelamatkan perusahaannya dengan cara
meminjam uang dari keluarga dan teman-temannya.
Sejak awal, salah satu hal yang paling memusingkannya adalah bahwa suatu hari
nanti sebuah perusahaan pesaing akan memutuskan untuk memberikan akses internet
secara gratis dan memaksa bisnisnya untuk gulung tikar. Jadi, saat sebuah
perusahaan retail, Dixons, ditahun 1998 meluncurkan Freeserve internet service
provider, ketakutannya semakin bertambah.
Akan tetapi, meski perusahaannya memang banyak kehilangan pelanggan, namun
Tang juga akhirnya lega bahwa ternyata konsumen bisnisnya lebih senang membayar
perusahaan yang menyediakan jasa akses internet dan memberikan layanan konsumen.
Dan dia ternyata benar, ditahun berikutnya Zen Internet mendapatkan keuntungan
terbesarnya.
Dua tahu kemudian, perusahaannya menghadapi tantangan lain dengan hadirnya
broadband. Itu adalah sebuah keputusan yang mengandung banyak resiko, namun Tang
akhirnya memutuskan untuk mengambilnya dan mengupgrade layanannya menjadi akses
broadband. Tang mengatakan: 'Pada saat itu, broadband masih sangat baru dan
resikonya masih sangat tinggi, serta jalurnya belum begitu lancar. Itu
membutuhkan investasi awal sebanyak £100,000 yang pada saat itu adalah jumlah
yang sangat besar. Tapi aku menyadari bahwa jika kami tidak mengubahnya menjadi
broadband, maka kami akan tertinggal.'
Itu adalah sebuah keputusan yang cerdas. Saat ini, Zen Internet sudah
mempunyai sekitar 90.000 pelanggan. Tang mengatakan: 'Dengan berinvestasi ke
dalam broadband berarti bahwa kami telah berubah dari sebuah perusahaan ISP
regional, menjadi sebuah ISP berskala nasional, dan itulah yang menyebabkan kami
begitu sukses.' Penghasilan tahunan Zen Internet
saat ini mencapai £39 juta.
Saat ini Tang sudah berusia 44 tahun dan masih menjadi pemilik tunggal dari
perusahaanya yang sekarang bernilai sekitar £15 juta. Dia menganggap bahwa
rahasia kesuksesannya adalah tekadnya yang kuat. 'Aku bisa fokus pada sesuatu
hingga mencapai titik dimana itu menjadi sebuah obsesi. Dimasa-masa awal, aku
bekerja selama tujuh hari seminggu, 12 jam per hari. Aku tidak melakukan hal
lain selain bekerja, makan, dan tidur.'
Dia menganggap bahwa rahasia dari memilih ide yang akan jadi pemenang adalah
pemilihan waktu yang tepat. Dia mengatakan: 'Ide tersebut haruslah sesuatu yang
kecil dan punya target pasar yang sangat spesifik tapi punya potensi untuk
menjadi besar. Carilah sesuatu sebagai permulaan dimana belum banyak orang yang
melakukannya. Sebuah contoh yang bagus adalah video yang banyak diminati di
internet. Orang-orang selalu membicarakannya, namun masih jarang orang yang
menonton video melalui internet. Pemilihan waktu adalah hal yang sangat penting.
Akan jauh lebih sulit untuk masuk ke dalam pasar yang sudah matang.'
Anda juga akan memerlukan keberuntungan. Dia mengatakan: 'Meski dulu, di
tahun 1995, Aku dan Daniel bisa melihat potensi internet, tapi saat itu kami
tidak tahu bagaimana perkembangannya 10 tahun yang akan datang. Dan aku rasa
orang lain juga tidak ada yang tahu. Kami sangat beruntung karena telah memilih
ide yang bisa berkembang begitu cepat, karena meski ada banyak pemain yang lebih
besar dibanding kami, namun internet berkembang begitu cepat sehingga ada cukup
pasar untuk semua orang. Dimana jika saat ini seseorang punya ide untuk memulai
sebuah internet service provider, maka dia tidak akan punya peluang kecuali
punya modal yang sangat besar.'
Tang mengatakan bahwa adiknya tidak menyesal karena tidak mau menjadi bagian
dari perusahaannya. Tang mengatakan: 'Dia sama sekali tidak tertarik dengan
bisnis.' Akan tetapi, Tang sangat teliti untuk memastikan bahwa Daniel akan
mendapatkan keuntungan dari kesuksesan bisnisnya sehingga selama beberapa tahun
Zen Internet telah menyumbangkan dana untuk penelitian Daniel di bidang
artificial intelligence. Tang juga telah menawarkan untuk membayar beberapa
orang peneliti agar membantu mempercepat proses penelitian adiknya. Daniel juga
terkadang bekerja untuk perusahaan Tang sebagai selingan dari intensitas
penelitiannya yang melelahkan.
Bagi Tang, dia sangat bangga atas prestasinya. 'Aku merasa sangat bangga.
Sangat menyenangkan rasanya bisa membangun perusahaan sebesar ini dan
menciptakan lingkungan dimana orang-orang bisa bekerja pada perusahaan yang
disukainya. Aku tidak tertarik untuk menjual bisnis ini karena aku tidak
berminat untuk mempunyai tabungan yang sangat besar. Aku mendirikan perusahaan
ini dari nol dan aku ingin melihat sebesar apa dia bisa berkembang.'
Sumber : kisahpengusaha.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar