Rabu, 24 Oktober 2012

Startup, Indonesia Bisnis Digital

Kisah sukses para pendiri bisnis digital di luar negeri telah menginspirasi banyaktechnopreneur Indonesia.


Bukan hanya berperan sebagai “pengekor”, mereka yang berani mengembangkan bisnis berbasis digital di dalam negeri telah terbukti meraih kesuksesan. Mereka telah menjadi trendsetter secara finansial, branding, dan keaslian produk.


Menjadi trendsetter, berarti berada satu atau beberapa langkah di depan orang lain. Hal tersebut dibuktikan oleh beberapa startup seperti Kaskus dan Koprol. 



Siapa yang tidak tergiur dengan kesuksesan Kaskus? Siapa juga yang menyangka Koprol akan diakuisisi oleh perusahaan sebesar Yahoo? 



Hal-hal spektakuler semacam ini telah berhasil menjadi katalis dan menumbuhkan minat para pecinta teknologi untuk berhenti sekedar menjadi pengguna dan menjadi seorang technopreneur.



Apa itu technopreneurship? Mengapa technopreneurship begitu menggiurkan?  Lalu, siapa yang disebut dengan technopreneur? Dan apa itu startup? Apa hubungannya dengantechnopreneurship?



Pertanyaan-pertanyaan ini langsung terlontar ketika pertama kali saya mulai membaca buku “Startup, Indonesia!”. Tanpa memiliki latar belakang pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh mengenai technopreneurship, saya terus membaca halaman demi halaman buku ini. 


Saya beruntung, Restituta Ajeng Arjanti dan Reney Lendy Mosal yang mengarang buku ini tidak hanya menulis bagi pada penggiat bisnis digital. Dengan bahasa yang sederhana dan jelas, Ajeng dan Reney berhasil menumbuhkan rasa ingin tahu pembaca seputar dunia bisnis digital.



Bisnis digital tak ubahnya dengan bisnis lain. Selama bertahun-tahun, dunia bisnis telah menawarkan kehidupan dan masa depan yang lebih baik bagi banyak orang. Namun, bisnis digital yang masih tergolong baru ini memiliki sedikit perbedaan karakter dengan jenis bisnis lainnya. Salah satu perbedaan besarnya, bisnis ini sangat bergantung pada internet.


Semua berawal dari tahun 1960. Ketika itu, usaha membangun jaringan komunikasi untuk menghubungkan berbagai pusat militer Amerika Serikat dimulai. Singkat cerita, jaringan komunikasi tersebut menjadi cikal-bakal internet yang kita kenal saat ini. 



Dunia yang kita kenal saat ini sudah “terlanjur” akrab dengan internet dan perkembangan teknologi yang mengikutinya. Bahkan, di tengah perkembangan teknologi yang semakin “liar”, segelintir orang mulai mencoba mencari peruntungan. Nama-nama seperti Steve Jobs, Bill Gates, dan Mark Zuckerberg dengan berani menyelami dunia yang belum mereka kenali dan mulai membuat startup.  



Dalam buku ini, pembaca akan melihat proses perjuangan nama-nama besar ini memulai pembuatan perusahaan kecil, hingga akhirnya menjadi raksasa bisnis digital. 



Ajeng dan Reney menyediakan latar belakang dan “sejarah” singkat di awal buku, kemudian ada kisah-kisah sukses para pendiri startup, dan ditutup dengan kiat bagi para technopreneur yang ingin memulai atau mengembangkan bisnisnya. 



Selain itu, informasi yang disajikan di awal buku ini dapat dengan mudah ditemukan di internet. Namun, tidak mudah menghimpun dan menyeleksi jutaan informasi yang tersedia di dunia maya. Apa yang dilakukan Ajeng dan Reney tentunya patut diapresiasi. Satu hal yang menarik, Ajeng dan Reney juga menyertakan obrolan dengan para pendiri startup dan para praktisi dalam dunia digital. 



“Startup, Indonesia!” mampu menggugah pembacanya untuk mulai melihat peluang yang ditawarkan oleh dunia technopreneurship



Buku ini bukan hanya diperuntukkan bagi para technopreneur. Anda yang belum pernah berpikir untuk terjun ke dalam dunia enterpreneurship, kemungkinan besar akan mulai tertarik dengan “dunia” ini.

Sumber : tekno.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar