Sukses di dunia e-commerce bukanlah sebuah kebetulan belaka! Kerja
keras, konsistensi, inovasi, dan mengeksplorasi diri secara terus
menerus adalah beberapa hal mutlak yang harus dilakukan untuk menjadi
salah satu yang terbaik di dunia online ini. Diambil dari berbagai
sumber, berikut ini adalah salah satu contoh sukses dari seorang yang
awalnya tidak tahu mengenai komputer sama sekali, dan sekarang menjadi
salah satu pemain e-commerce dunia dan masuk ke dalam salah satu dari
seratus orang yang paling berpengaruh di dunia menurut majalah Time.
Lahir dari sebuah keluarga biasa pada tahun 1964, sebelum Revolusi Kebudayaan, di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Cina,
Jack Ma memang sudah tertarik pada bahasa Inggris sejak kecil. Saat
usianya 12 tahun ia sudah mulai belajar bahasa Inggris—bukan dari kursus
melainkan dari turis-turis. Setiap hari ia harus mengayuh sepedanya
selama sekitar 40 menit ke sebuah distrik yang banyak turisnya. Di sana
ia bisa berinteraksi dengan turis. Setelah agak lancar, ia bekerja
sebagai guide.
Pada awalnya Jack Ma bercita-cita menjadi seorang guru bahasa Inggris
ketika dia duduk di sekolah menengah. Ia melanjutkan sekolah ke
perguruan tinggi namun dua kali gagal lulus seleksi. Pada akhirnya, ia
bisa diterima di Hangzhou Teachers University yang ia selesaikan dalam
waktu lima tahun. Selama jadi mahasiswa ia aktif berorganisasi dan
menjadi ketua federasi mahasiswa di kota itu. Selesai kuliah ia bekerja
sebagai dosen bahasa Inggris di almamaternya, sampai akhirnya dia
memulai pekerjaan pertamanya sebagai sekretaris untuk General Manager
Kentucky Fried Chicken di kotanya.
Pada tahun 1995 ia menjadi penerjemah delegasi perdagangan China yang
berangkat ke Seattle. “Seorang teman menunjukkan apa itu Internet di
sana. Itulah pertama kalinya saya mengenal internet,” ujar Ma. “Kami
search kata ‘beer’ di Yahoo namun tak satu pun link yang berhubungan
dengan China,” kata Ma. Ia terdiam. Namun saat itulah muncul gagasannya
membuat website sendiri bernama China Pages agar produk-produk China
bisa dicari di internet.
Untuk membangun usahanya itu, ia meminjam uang sebesar 2.000 dolar
AS. “Saya tak punya pengetahuan tentang PC (personal computer) atau
e-mail. Saya bahkan baru pertama kali itu menyentuh keyboard. Itulah
kenapa saya menyebut diri saya sebagai ‘blind man riding on the back of a
blind tiger’,” ujarnya. Perusahaan web pertamanya tersebut mendapatkan
dana investasi yang cukup besar dari China Telecom sebesar U$ 185.000,
namun karena kalah suara dengan pemegang saham mayoritas, akhirnya dia
memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut.
Ia kemudian mendapat tawaran dari pemerintahan Beijing untuk
mempromosikan e-commerce. Namun ia punya mimpi bahwa suatu saat ia harus
punya perusahaan e-commerce sendiri. Tahun 1999 ia mencari-cari nama
yang cocok. “Saya ingin memiliki perusahaan global sehingga saya harus
memilih nama yang global pula,” katanya. Saat di Amerika ia mendengar
banyak orang menyebutnya Ali Baba. Dan ketika menyebut nama itu, mereka
menggambarkannya sebagai pengusaha Cina yang sukses. Tak pikir panjang
ia pun mengambil domain Alibaba.com.
Rencana memiliki e-commerce sendiri itu ia kemukakan pada sejumlah
temannya. Ma mengumpulkan 18 orang teman di apartemennya. Ia paparkan
proyeknya dalam diskusi selama dua jam. Setelah selesai diskusi
masing-masing peserta diminta urunan modal usaha. Lalu terkumpulah US$
60.000 di atas meja. Modal itulah yang digunakan untuk membangun
Alibaba.com, portal e-commerce dari Cina yang pada akhirnya terus
berkembang secara menakjubkan.
“Kenapa kami survive, karena kami tak punya uang, kami tak punya
teknologi, bahkan kami pun tak punya rencana. Untuk itu kami gunakan
dana dengan sangat hati-hati,” paparnya. Kehati-hatian itu antara lain
dengan menggunakan apartemennya sebagai kantor. Kantornya mulai pindah
ketika Alibaba.com mendapat bayaran dari Goldman Sach pada tahun 1999
dan dari Softbank Corporation tahun berikutnya.
Konsep usaha Alibaba.com, kata Ma, sebenarnya sederhana. Ia
memfokuskan bisnisnya untuk membantu kalangan UKM berjualan. Ia tak
meniru perusahaan-perusahaan internet Cina lainnya yang mengopi konsep
dari perusahaan-perusahaan internet sukses di AS dan Eropa. “Kami jalan
sendiri dengan semangat mengemukakan kualitas,” ujarnya. Website-nya
menawarkan produk-produk UKM yang berkualitas ke seluruh dunia. Dari
sanalah bisnisnya berkembang pesat.
Namun perkembangan yang begitu pesat sempat juga hampir merontokkan
usahanya. Pada tahun 2002 cashflow bisnisnya hanya cukup untuk
operasional 18 bulan akibat terlalu menggebu berekspansi. Saat itu, Ma
menyebutkan, ia memiliki terlalu banyak member Alibaba.com yang
bergabung secara gratis. Ia tak tahu bagaimana mencari uang dari
internet. Dari situlah timbul ide untuk mempertemukan eksportir Cina
agar bisa bertemu pembelinya dari AS dengan imbalan komisi. Sejak itulah
bisnisnya berkembang pesat.
Saat Alibaba.com go public tahun 2007, perusahaan ini meraih
dana 1,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 15,3 triliun) dari pasar modal.
Tahun 2009 lalu omzetnya mencapai 352 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,1
triliun setahun.
Apa rahasia sukses Ma? “When you are small, you have to be very
focused and rely on your brain, not your strength,” katanya. Jika kita
kecil kita harus fokus dan bergantung pada otak, bukan pada kekuatan.
Pada saat usianya baru 46 tahun, Jack Ma sebagai pendiri
Alibaba.com, perusahaan e-commerce terbesar di Cina, telah sukses
menjadi salah satu dari miliarder kelas dunia. Lebih dari itu, Ma telah
merubah cara pandang jutaan orang di Cina untuk melakukan bisnis di
Internet. Pada salah satu wawancaranya dia mengatakan : “I think it is
the American dreams that make America different; today,Chinese people have the dreams. Alibaba brings in some $700 million in annual revenue from its websites and in business-to-business trading “.
Dan ketika dia ditanya tentang sensor yang dilakukan pemerintahnya
terhadap Internet dia mengatakan : “The Internet has the censorship;
maybe 5, maybe 6, or 7 percent; but 90 percent [uncensored] is good.
Make use of that. And influence people; improve the society.”
Jika seorang Jack Ma bisa sukses karena sebuah ketekunan, kerja
keras, dan inovasi yang tiada henti, saya percaya kitapun juga bisa!
Sumber : likebisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar