Kesuksesan perusahaan penerbangan Air Asia ternyata tidak terlepas dari
salah seorang pendiri sekaligus CEO Air Asia, Tony Fernandes. Awalnya
tidak ada yang menduga jika perusahaan penerbangan yang baru berdiri
sejak 2011 mampu menjadi satu-satunya perusahaan penerbangan yang
berbujet rendah, ia mampu menembus pasar domestik Jepang di tahun 2011,
padahal untuk menerobos pasar Jepang bukanlah hal terbilang cukup mudah
mengingat pasar Jepang sangat konservatif.
Dengan berhasilnya Air Asia
memasuki pasar domestik Jepang dengan biaya rendah maka dipastikan
ongkos taxi domestik Jepang lebih mahal ketimbang tiket penerbangan
Jepang. Tidak hanya di Jepang, perusahaan yang berdiri kurang lebih
satu dekade ini kesuksesannya merambah dan merebut pasar Asia termasuk
ASEAN terbilang cukup sukses.
Tony mendirikan Air Asia 8 Desember 2011
pasca tragedi 11 September WTC sehingga banyak industri penerbangan
mengalami krisis, biaya leasing pesawat jatuh hingga 40 persen berimpas
pada PHK sejumlah tenaga ahli dan pengalaman dalam dunia penerbangan.
Tony melihat celah peluang dia kemudian mencoba menawarkan kepada pasar
(publik) yakni terbang dengan biaya rendah tanpa embel-embel alias no
frill.
Terbukti, akhirnya orang membeli tiket Air Asia bak antri membeli
kacang goreng.
Modalnya pun tidak besar cuma dari dua pesawat Boeing Tua
yang kemudian berkembang dari hanya mengangkut 200 penumpang kini mampu
menerbangkan hingga 32 juta lebih penumpang. Untuk mengembangkan modal
pesawatnya dari dua buah menjadi banyak itu, ia berani melakukan
pinjaman untuk membeli 100 buah pesawat, selanjutnya pembelian pesawat
lainnya dengan menggunakan dana surplus (free cash).
Kunci sukses Air
Asia lainnnya, adalah mereka fokus pada penerbangan domestik, tidak
seperti kebanyakan perusahaan penerbangan yang memakai sistem premium
sekaligus lokal. Selain itu dia juga memberdayakan karyawannnya untuk
berkreatifitas, yang terpenting mereka dapat memberi kemajuan bagi
perusahaannya, menuurt tony banyak orang handal dan berkualitas dalam
dunia penerbangan namun mereka hanya ditaruh dalam "boks". Itulah
sebabnya air asi berkembang pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar