Rabu, 31 Oktober 2012

Sukses Ayub AC

Manusia tidak diciptakan menjadi ciptaan yang gagal”, Itulah ungkapan yang telah menjadi motivasi dari diri seorang Andreas dalam menjalani kehidupannya, terlebih dalam mempraktekkannya di setiap usaha yang ia tekuni.

Pria yang bernama lengkap Andreas Wardoyo ini, benar-benar memahami makna kegagalan sebagai sebuah proses menuju kesuksesan.” Karena dari kegagalan, kita bisa belajar dari setiap kesalahan , kemudian memperbaiki dan terus memperbaiki hingga mencapai sesuatu yang terbaik”, pungkasnya.


Andreas tidak lahir dari keluarga yang mapan, ia tergolong dari keluarga yang biasa saja. Bahkan karena kondisi ekonomi yang sulit, ia tidak bisa melanjutkan ke jenjang pergururuan tinggi selepas dari bangku SMA-nya. 


Namun, karena kondisi seperti itulah, suami dari Linggawati Liem ini terdidik untuk menjadi pekerja keras, tangguh dan tinggi impian. Sehingga di tahun 1997, saat ia lulus dari bangku SMA dan tepat di usia-nya yang ke-17, ia nekat untuk menjadi TKI di Jepang.

Menjadi pekerja di usia yang relative sangat muda di negeri orang, bukanlah perkara yang mudah, bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, pekerjaan dan kendala bahasa , butuh waktu yang lama. Namun, karena mimpi yang besar , menjadikan sesuatu yang sulit menjadi mudah. Terbukti, ketika selama 3 bulan di jepang , Andreas benar-benar menghadapi kondisi yang sulit, ia hamper putus asa dan sempat ingin kembali ke Indonesia dengan tangan kosong. Namun, ia kembali teringat dengan “mimpi”-nya, juga dukungan dari sahabat, sehingga ia kembali meluruskan niat, menjaga semangat diri, dan terus memperbaiki diri.


Perlahan tapi pasti, tirai kesuksesan mulai terbuka. Kemudahan demi kemudahan terus mengalir dalam diri seorang Andreas selama di Jepang, banyak peluang dan kesempatan yang Ia raih. Bahkan, ia kemudian dipercaya banyak orang untuk menjalani suatu pekerjaan. Andreas pun, menerima dan menjalani nya dengan penuh tanggung jawab dan professional.


Setelah merasa cukup banyak hal yang ia raih semasa di Jepang, cukup dalam arti modal yang cukup untuk buka usaha di negeri sendiri, juga cukup dalam arti mencuri banyak ilmu dari orang-orang Jepang untuk bisa di praktekkan ketika sudah kembali ke Indonesia. Ia pun memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada tahun 2001.


Sesampainya di tempat kelahirannya, Mojokerto . Ia mulai menata usaha baru, sebuah usaha yang sudah ia persiapkan sejak bekerja di Jepang. Modal yang sudah dipersiapkan, langsung ia manfaatkan untuk membuka toko bangunan. Usaha ini tergolong sukses dan mampu menopang ekonomi keluarga Andreas dan beberapa karyawannya. Namun, kesuksesannya tidak mampu berjalan lama, ia harus menghadapi ujian yang sangat berat , karena di tahun 2006 , usaha bangunan yang ia geluti benar-benar mengalami kebangkrutan.


Andreas tidak hanya ditimpa kebangkrutan, ia juga harus terbelit hutang ke banyak rekanan . Saking parahnya kondisi ekonomi Andreas kala itu, ia terpaksa menjual banyak aset yang ia miliki. Dalam kondisi seperti itu, ia masih memegang prinsip ,” Jangan biarkan diri memiliki hutang kepada orang lain hingga dibawa mati “, ia pun merelakan mobil dan aset lainnya untuk dijual demi menebus hutang-hutangnya kepada rekanannya. Inilah kondisi yang paling sulit, saking sulitnya, untuk sekedar membeli bensin pun ia tidak memiliki uang. Sehingga pernah suatu ketika ,ia pernah mengalami suatu kejadian yang sulit terlupakan, karena Andreas harus berbohong dan pura-pura tidak membawa dompet, agar bisa diisikan 1 (satu) liter bensin di sebuah warung bensin.


Dalam kondisi seperti itu, Andreas masih tetap optimis dan berfikir positif, bahwa apa yang menimpa nya hanya sebuah ujian untuk menempa diri dan menaikkan derajatnya. Kuncinya, kita bisa menyikapi segala ujian dengan lapang dada dan terus melakukan yang terbaik. Gayung pun bersambut, di tahun 2007, ia ditawari untuk buka servis AC, sebuah usaha jasa yang benar-benar baru bagi Andreas.


Andreas pun memberanikan diri dan mencoba peluang tersebut, sekalipun ia sudah tidak memiliki sisa uang untuk modal. Dengan dibantu temannya, ia kemudian memanfaatkan waktu untuk kursus dan belajar dengan gigih seputar servis AC . Setelah ilmu dapat, ia langsung memberanikan diri merekrut satu pegawai (mekanik) untuk membantu usaha servis AC-nya. Andreas pun, harus berkeliling menyebarkan brosur dari satu kampung ke kampung yang lain untuk memper-penalkan dan menawarkan jasa servis AC.


Perlahan mulai ada geliat permin-taan dari kon sumen, pelayanan pun dimanfaatkan dengan maksimal oleh Andreas. Sebuah pelayanan yang professional, tepat waktu dan disiplin, mengantarkan jasa servis AC yang ia geluti terus semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat Mojokerto.


Jasa pelayanan Servis AC yang kemudian di kenal dengan AYUB AC, kini telah menjadi leader di jasa pelayanan dan Rental AC tidak hanya di kawasan Mojokerto saja, tapi juga ke JOmbang, Krian dan Mojosari. Terlebih, ketika AYUB AC bermitra dengan Iklan Kota, dengan memanfaatkan Iklan Kota sebagai media promo kepada khalayak.


Terhitung sejak bulan Oktober 2011 ketika AYUB AC konsisten menggunakan jasa iklan di Iklan Kota, permintaan yang semula sudah tinggi dari banyak konsumen, kini semakin deras dan terbukti, 80 % permintaan datang dari hasil referensi dari media Iklan Kota. Hal ini yang disyukuri benar oleh Andreas, dan semoga terus konsisten mampu meningkatkan produktifitas permintaan dari konsumen.


Andreas menambahkan, dirinya punya tangan paling panjang cuma 1.5 meter, dan kaki pun terbatas kalau harus melangkah, kemudian kalaupun berteriak , paling jauh hanya bisa didengar dengan jarak 20 meter. Dengan kondisi seperti itu, bagaimana bisa menyampaikan ke banyak orang tentang usaha yang saya tawarkan.” Oleh karena itu, dengan memanfaatkan Iklan, bisa tersampaikan ke ribuan bahkan jutaan orang, dengan jarak ratusan hingga ribuan kilometer”, terangnya.


Bagi Andreas, Memancing ikan yang hebat, tidak hanya memancing dengan sebatang tongkat, segulung senar, dan sepucuk kail, tapi juga memerlukan umpan, Disinilah Iklan sebagai Umpan dari usaha kita.


Kini, dari usaha hasil kerja kerasnya. Ia tidak hanya berhasil mensejaterakan keluarganya, tapi juga berhasil mensejahterakan dan memberdayakan puluhan karyawan-nya. Bagi Andreas, Karyawan bukan diposisikan sebagai pegawai, namun ia lebih diposisikan sebagai mitra, yang turut berperan besar dalam menunjang keberhasilan dalam sebuah usaha. Bahkan, karyawan juga diposisikan sebagai sahabat, yang juga diberi kesempatan selebar-lebarnya untuk bisa member masukan dan segala hal yang bisa memberikan kontribusi positif buat perusahaan.


AYUB AC, saat ini sudah menjadi leader dalam jasa servis dan penyewaan AC. Bahkan, nama AYUB AC seolah sudah menjadi satu kesatuan terhadap kebutuhan masyarakat terkait AC. Sehingga, ketika masyarakat Mojokerto khususnya, berbicara seputar AC, pasti yang muncul dalam benak mereka pertama kali, adalah AYUB AC.


Sumber : iklankotaonline.com

1 komentar: