Rahmat Sutiono memang “keras kepala”.
Walaupun pundi-pundi uang telah berhasil dia kumpulkan dari perusahaan
distribusi oli miliknya, tak lantas menghapuskan obsesinya menjalankan
bisnis taman bermain. Bahkan, sebagian keuntungan sebagai pengusaha
penyalur minyak pelumas itu, ia benamkan untuk membangun areal taman
hiburan. “Saya memang terobsesi membangun taman bermain,” akunya.
Entah apa yang menjadi latar belakang
hasratnya menekuni bisnis taman bermain. Yang jelas, kini taman
bermainnya tak kalah derasnya mengalirkan uang dibanding usahanya
sebagai distributor oli yang telah lebih dulu dijalaninya. Namun,
semuanya tak digapai dengan mudah. Rahmat merasakan betul jatuh bangun
membangun taman bermain.
Awalnya, memang langsung menjanjikan.
Bisnis taman bermain yang ia dirikan pada awal tahun 1980-an dibangun di
Supermarket King’s, Jakarta, di bawah bendera PT Eselsindo. “Modalnya
cukup besar,” ujarnya. Walupun enggan menyebutkan angka pastinya,
belasan juta rupiah harus ia keluarkan untuk mendatangkan peralatan
impor yang semuanya dijalankan oleh mesin. Ibarat mimpi, taman hiburan
milik Rahmat yang praktis hanya memiliki pesaing taman hiburan kelas
pasar malam ini, langsung melesat pertumbuhannya. Hanya dalam tempo
kurang dari lima tahun saja, ia berhasil membangun 20 cabang taman
bermain di beberapa mal. “Saya yang pertama kali mempopulerkan mainan
dengan sistem koin,” akunya dengan bangga.
Ia memang membangun areal hiburan dengan peralatan bermain yang dijalankan dengan sistem koin. Usaha bisnis taman bermainnya tambah menggurita, tak lepas dari kerjasamanya dengan toko swalayan Golden Truly. Di toko swalayan milik Sudwikatmono itulah, taman bermain miliknya laris dikunjungi keluarga. Walaupun telah laris, segmen masyarakat bawah pun ia garap. Saban minggu ia mendapatkan order untuk “manggung” di pasar malam. “Untuk tambahan menutup modal,” jelasnya. Karena pesaingnya hanya mainan yang digerakkan dengan tangan, maka mesin bermainnya selalu diperebutkan pengunjung.
Rahmat mengira semuanya akan berjalan
mulus. Sampai datanglah waktu yang naas buat dirinya. Grup Jaya
membangun pusat taman bermain terbesar yakni Dunia Fantasi (Dufan).
Pengunjung dari kelas menengah atas tersedot mengunjungi taman bermain
milik Ciputra ini. “Saya bangkrut,” tuturnya. Obsesinya untuk membangun
pusat taman bermain terbesar, lanjutnya, malah telah didahului dengan
kehadiran Dufan. Namun, sifat “keras kepala” Rahmat jugalah yang membuat
ia tetap kukuh menjalankan bisnis taman bermain, dan memulainya sekitar
tahun 1996. Lagi-lagi Ia kembali jatuh, ketika huru-hara melanda
Jakarta pada tahun 1998. Peralatan sarana bermain miliknya ikut hancur
dijarah massa. Ia pun harus rela kehilangan mitra kerja yang menarik diri dari bisnis taman bermain.
Tak kapok, ia pun mencoba lagi. Pada
tahun 1999, dengan modal dari bisnis oli dan pembayaran klaim asuransi,
Rahmat kembali membangun usahanya dari awal. Dengan bendera Funworld
Prima, ia menjadi pemilik satu-satunya sarana bermain yang tetap mengandalkan mesin bermain dari koin.
“Kami
mendapat kesempatan buka di Mal Metropolitan, Bekasi,” ujar Rahmat.
Areal bermain yang menghabiskan dana satu miliar rupiah lebih itu
merupakan sebuah arena bermain seluas 4.000 m2. Kali ini ia menuai
sukses. Arena bermain ini setiap bulan dikunjungi tak kurang dari 15.000
orang dan meraih pemasukan ratusan juta rupiah setiap bulannya.
Sukses di Mal Metropolitan, order membuat
arena bermain pun berdatangan. Kini, Funworld menguasai hampir semua
arena bermain di mal-mal besar di Jakarta dan Bandung. Sebut saja Mal
Pondok Indah, Plaza Atrium, Cempaka Mas, King Shopping Centre, Mal Taman
Anggrek, sampai Bandung Supermal yang disebut-sebut sebagai pusat
belanja termewah di Asia. Arena bermain yang didirikan Rahmat tak pernah
sepi dari pengunjung. ”Pengunjung lumayan ramai. Apalagi kalau hari
libur, bisa naik sampai 150%,” katanya.
Tak hanya di mal-mal, Rahmat juga
menjalin kerja sama dengan sejumlah pengembang besar seperti Duta
Pertiwi serta Pujiadi Prestige untuk membuka arena bermain di
perumahan-perumahan mewah yang mereka bangun. Di antaranya Kota Wisata
dan Kota Bunga. Bahkan, tahun lalu Funworld mengembangkan sayapnya ke
kota Balikpapan. ”Dengan Sinar Mas, kami menggarap amusement park
outdoor seluas dua hektare,” ujar Rahmat. Dengan memperkerjakan lebih
dari 200 orang, arena bermain yang digeluti Rahmat boleh dibilang
sukses. Ia layak dinobatkan sebagai Raja Taman Bermain.
Sumber : pojokniaga.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar