Minggu, 09 Desember 2012

Ipung Tasifun Pengusaha & Motivator


Sukses itu bisa membuat orang lain tersenyum. Sukses itu bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain. Sukses itu bisa membagi serta menularkan keberhasilan pada orang lain. Sukses itu tak hanya untuk kita, tapi juga untuk orang lain,” begitulah definisi sukses bagi Ipung Tasifun, seorang guru, pebisnis dan sekaligus motivator yang tinggal di Bandung, Jawa Barat. 

Ipung telah membangun dua perusahaan yang beromzet miliaran rupiah per tahun. Dalam mengembangkan usahanya, sifatnya sebagai guru tidak luntur. Dia rajin berbagi ilmu dan memotivasi orang lain untuk giat berusaha dan berbagi dengan orang lain. 

Pada 1994, Ipung yang berprofesi sebagai guru SLTA di Bandung dan mempunyai banyak waktu luang untuk mengaktualisasikan dirinya. Rute Yogyakarta-Bandung yang kerap ditempuhnya untuk menemui pujaan hati pun dimanfaatkannya berbisnis kecil-kecilan. Dari Yogyakarta, Ipung selalu membawa hasil kerajinan tangan, misalnya kain tenun dan batik yang kemudian dijual secara kredit ke relasi di Bandung. Usaha ini membuahkan hasil yang lumayan. 

Ipung dan rekan-rekan seprofesinya kemudian berinisiatif untuk berbisnis untuk mengisi waktu luang, diawali dengan produk seragam sekolah. Namun karena seragam sekolah hanya ramai mejelang penerimaan murid baru, mereka kemudian menambah ragam produk, seperti sepatu, jepit rambut dan lainnya. 

Sayangnya, banyak rekannya yang mengundurkan diri karena merasa bisnis ini kurang menguntungkan dan terlalu menghabiskan waktu. Yang tersisa hanya Ipung dan seorang rekan. Mereka tidak putus ada dan terus berbisnis. 

Titik terang datang pada tahun 1996 ketika seorang pembeli memesan pakaian haji dalam jumlah besar. Namun lantaran kurang pengalaman, proyek itu tak berjalan mulus. Hajinya sudah berangkat, namum produk belum selesai semua. 

Untungnya Ipung perusahaan baju muslim yang baru merintis usaha dan menitipkan pakaiannya. Ternyata busana buatan Ipung laris manis, ditambah adanya artis yang memakainya pada saat mengisi acara televisi. 

Sadar keahlian berbisnisnya masih sangat minim, Ipung mengikuti pelatihan berbisnis yang diberikan oleh Departemen Koperasi. Dari sini, ia bertemu dengan PT. Sarana Jabar Ventura dan belajar lebih mendalam lagi. 

“Kita diajarkan bagaimana cara berbisnis, diajarkan bagaimana administrasi, dan sebagainya. Kita pun diajak ikut pameran” kata Ipung.

Usai digembleng di PT. Sarana Jabar Ventura, Ipung kemudian mejadi mitra binaan PT. SUCOFINDO. Disini, ia kembali mendapatkan pendidikan bisnis, misalnya bagaimana mengurus administrasi, cara pemasaran dan bagaimana cara menginvestasikan diri. 

”Bisnis dan diri saya menjadi lebih tertata dan itulah salah satu yang terbaik diberikan PT. SUCOFINDO, yang tidak ternilai. Karena saya jadi mengerti bagaimana menjalankan usaha yang baik,” imbuhnya.

Selama menjadi mitra binaan PT. SUCOFINDO, Ipung juga sering dibawa ke berbagai pameran, skala nasional dan internasional. Selain bisa mempromosikan dan memasarkan produknya, Ipung pun mendapat wawasan berbisnis yang lebih luas.

Dua perusahaan yang dikelola Ipung, PT. Medani Insan Cemerlang dan PT Wira Sukma, juga pernah mendapatkan pinjaman berupa dana talangan dari PT. SUCOFINDO.

Ini merupakan dana yang dibutuhkan anggota binaan yang membutuhkan dana cepat dan bisa mengembalikan dengan cepat pula. Waktu pengembaliannya selama 6 bulan hingga satu tahun.

”Waktu itu PT. Wira Sukma kami dikasih Rp 30 juta, yang kedua Rp 50 juta. Sedangkan PT Medani yang pertama Rp 20 juta, yang kedua dana talangannya Rp 50 juta,” kata Ipung.

Kegigihan Ipung untuk terus belajar dan menangkap peluang telah berhasil membuat perusahaannya meraup omset yang cukup besar. Pada tahun 2007, omset kedua perusahaan itu mencapai Rp 10 miliar. 

Dalam berbisnis, keseriusan Ipung juga didorong niat mulia untuk memberikan lapangan pekerjaan bagi siswa-siswanya. Dia pernah melakukan survey di tempatnya mengajar. Ternyata hanya 20-30 persen siswanya yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangnya sisanya langsung terjun ke masyarakat. Ipung menciptakan lapangan pekerjaan, sekaligus memotivasi mereka untuk berwirausaha. 

Saat ini Ipung telah berhasil menampung sekitar 40 karyawan lepas dan ratusan vendor sulam dan lainnya. Dari total karyawan, sekitar 40 persennya adalah mantan siswanya yang setelah lulus langsung bergabung. Yang bersemangat wirausaha, ada juga yang menjadi rekanan perusahaan Ipung. 

“Jadi di sekolah fungsi saya ganda, mengajar dan memotivator mereka untuk menjadi enterpreneur dan menciptakan lapangan kerja,” imbuhnya.

Sumber : sucofindo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar