Desakan masyarakat dinilai ampuh untuk memengaruhi atau bahkan mengubah kebijakan pemerintah. Dengan bantuan media sosial semacam Facebook atau Twitter, masyarakat kini dapat menyuarakan aspirasinya secara langsung sehingga dapat segera diketahui para pengambil kebijakan.
Change.org, media sosial untuk perubahan sosial, mencatat sedikitnya ada 6 peristiwa sosial/ kebijakan publik di Tanah Air sepanjang 2012 yang berubah karena dipengaruhi desakan masyarakat melalui media sosial. Peristiwa sosial/kebijakan publik itu, antara lain, Satuan Tugas Tenaga Kerja Indonesia yang meminta maaf atas pernyataan ketuanya yang dinilai menyinggung TKI, Wali Kota Tangerang Selatan akhirnya memperbaiki sebuah jalan yang sudah bertahun-tahun rusak, dan Bandar Udara Soekarno-Hatta yang melarang sebuah toko menjual sirip hiu.
Platform petisi terbesar di dunia yang telah membuka kantor perwakilan di Indonesia itu juga mencatat peristiwa lain, yakni Gubernur Aceh yang mencabut izin perkebunan kelapa sawit yang merusak hutan, dan perusahaan Hero, Giant, Lottemart, dan Coca-Cola yang telah berhenti mendukung sirkus lumba-lumba keliling yang kejam.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang memutuskan penyerahan kasus korupsi simulator SIM ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah desakan media sosial, dan DPR yang akhirnya menyetujui dana gedung KPK, pun dicatat sebagai kebijakan yang dipengaruhi desakan masyarakat.
Khusus pada kasus korupsi simulator SIM, Anita Wahid, putri mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid, membuat petisi berjudul "Serahkan Kasus Korupsi Polri ke KPK! Hentikan Pelemahan KPK!". Petisi untuk Presiden yang didukung sejumlah tokoh nasional dan aktivis antikorupsi itu pun didengar Kepala Negara.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lalu menyatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa kasus korupsi simulator SIM harus diserahkan ke KPK.
Perubahan-perubahan sosial/kebijakan publik itu, menurut Usman Hamid, Direktur Kampanye Change.org, merupakan hasil perjuangan bersama semua unsur masyarakat, baik perorangan, organisasi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain.
"Inilah hasil perjuangan banyak kalangan masyarakat; pegiat Migrant Care, Divemag, JAAN, Walhi, End of the Icons, CICAK; jurnalis; pegiat media sosial; dan unsur pemerintah. Petisi dan petisioner Change.org jadi bagian penting keberhasilan-keberhasilan itu," ucap Usman, yang juga Ketua Dewan Pengurus Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).
Meski begitu, Usman mengingatkan bahwa perubahan-perubahan sosial/kebijakan publik yang terjadi sekarang tidaklah cukup. Masyarakat harus terus peduli dan tidak berhenti mengawasi kebijakan-kebijakan pemerintah.
"Masih banyak perkebunan kelapa sawit perusak hutan, pemberantasan korupsi harus dikawal, dan banyak lagi yang perlu perhatian Anda," kata Usman.
Sumber : teknologi.news.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar