Tergelitik peluang pasar jus premium berkat tren gaya hidup sehat
yang semakin merakyat, Hendrik Setiawan memutuskan terjun pada usaha jus
premium. Persaingan ketat pun memaksanya memutar otak supaya
penjualannya terus meningkat. Kini, Hendrik pun bisa menjual 70.000
botol jus segar setiap hari.
Modal semangat dan ketekunan mengantarkan Hendrik Setiawan menjadi
pengusaha jus buah segar yang sukses. Hendrik yang sebelumnya telah
mapan sebagai konsultan IT profesional, rela melepas kariernya demi
mengembangkan usaha keluarga, yakni agen distributor kertas.
Setelah menjadi pengusaha, insting bisnis Hendrik pun makin tajam.
Melihat tren gaya hidup sehat berkembang di masyarakat, tebersit ide
untuk menggeluti usaha pembuatan jus segar. Apalagi, Hendrik juga
mencintai gaya hidup sehat.
Hingga akhirnya, Hendrik pun menyerahkan pengelolaan usaha
distributor kertas kepada anggota keluarga lainnya. Lantas, pria
kelahiran 1969 ini memulai bisnisnya sendiri, tanpa campur tangan orang
lain. “Saya melihat pasar jus segar makin luas karena banyak orang yang
menerapkan gaya hidup sehat,” ujarnya.
Karena kepeduliannya akan dampak buruk bahan pengawet, Hendrik pun memproduksi jus bebas pengawet. Dengan modal Rp 200 juta, uang tabungannya sendiri, Hendrik mendirikan PT Adelphi TransAsia, sebagai produsen jus buah Mama Roz pada 2005.
Sayang, persaingan pada industri minuman jus ini juga sudah ketat. Ia pun memutar otak supaya produknya diterima pasar.
Alhasil, ia pun membuat jus buah segar murni. Tak seperti jus buah
yang banyak beredar, yang menurut Hendrik tak lebih merupakan jus buah
konsentrat.
Ia pun membidik pasar kalangan menengah atas dengan banderol harga
jus berkisar Rp 13.000 hingga Rp 25.000. Karena tanpa bahan pengawet dan
konsentrat, jus Mama Roz hanya bertahan selama tiga hari.
Untuk merebut perhatian pasar, Hendrik pun lantas menerapkan strategi
layanan pesan-antar jus ke seluruh wilayah Jakarta, tanpa memungut
biaya tambahan. Menurutnya, sebagai pendatang baru di dunia bisnis
minuman, ia harus pandai menjemput bola dan menangkap peluang.
Tak disangka, layanan pesan-antar jus buah segar ini menjadikan Mama
Roz sebagai satu-satunya jus buah segar yang diantar hingga ke rumah
pelanggan. “Pesanan satu botol jus pun akan kami antar,” jelas Hendrik.
Menjadi berbeda, baik dari sisi produk maupun layanan, memang tujuan
Hendrik sejak awal. Dengan perbedaan inilah, masyarakat akan lebih
mengenal produk jus buah segar buatannya. Selain itu, dengan memberikan
layanan istimewa berupa pesan-antar ini, Hendrik dapat menggenggam pasar
yang lebih bergengsi.
Di samping layanan, Hendrik pun memberi penawaran istimewa kepada
para pelanggan Mama Roz. Yakni, pelanggan boleh menentukan sendiri buah
yang akan dibuat jus. Pilihan ini pun bisa berganti-ganti, sesuai
permintaan.
Menurut Hendrik, dengan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk
memilih sendiri rasa jus buah akan memberikan pengalaman tersendiri bagi
pelanggan. “Mereka seperti membuat jus sendiri, sesuai dengan selera,”
ujarnya.
Dari pengalaman ini pula, Hendrik bisa terus berinovasi menciptakan
rasa-rasa baru jus Mama Roz. Ia pun tak segan menampung usulan pelanggan
yang menginginkan rasa jus berbeda.
Hendrik menambahkan, masukan maupun saran dari pelanggan merupakan
hal yang tidak ternilai harganya. “Dengan menerima masukan ini, kami
juga mendapatkan pelanggan yang setia,” tuturnya.
Karena kedekatan dengan pelanggan ini pula, Hendrik tak takut
bersaing dengan produsen minuman buah lainnya. Ia yakin, produk
buatannya yang benar-benar berkualitas diterima lidah masyarakat
Indonesia. Pasalnya, racikan jus buah segar bikinannya pas dengan lidah
masyarakat Indonesia.
Tak heran, bisnis Hendrik pun terus berkembang. Bahkan, pada tahun
ini, ia menuai kenaikan permintaan cukup besar. Pada 2011 ini,
permintaan naik 40% dibanding tahun lalu.
Setelah enam tahun menjalankan usaha, Hendrik pun terus menambah
karyawan. Jika dulu, ia hanya dibantu 10 karyawan, kini dia telah
memperkerjakan 160 karyawan yang mengoperasikan mesin-mesin jus di
pabriknya, untuk memenuhi pesanan hingga 70.000 botol jus buah segar
tiap hari.
Setelah meninggalkan profesi konsultan IT, Hendrik Setiawan fokus
membangun bisnis jus buah segar Mama Roz. Menurutnya, membangun bisnis
seperti berperang, perlu persiapan detail. Karena itu, segala aspek
bisnis harus dipikirkan mulai dari produk, kemasan, maupun infrastruktur
logistik.
Bermodalkan uang Rp 200 juta, Hendrik Setiawan mulai menggarap usaha
jus buah segar Mama Roz. Dibantu 10 orang karyawan, Hendrik yakin bisnis
barunya ini akan sukses. Optimisme inilah yang mendorongnya serius
berbisnis jus meski dengan modal terbatas.
Dengan modal itu dia mendatangkan mesin pengolah jus dari Amerika
Serikat dan Eropa. Keinginannya hanya satu, yaitu menciptakan jus yang
memiliki kualitas prima.
Selain alat pengolah jus, dia juga mempersiapkan segala kebutuhan
bisnis lainnya, mulai desain botol kemasan, ukuran kemasan, label botol,
ukuran botol, sistem teknologi informasi (TI) serta call center Mama
Roz. “Membangun dan mengembangkan bisnis sama seperti tentara yang
hendak berperang,” seloroh alumnus jurusan keuangan Southern California
University ini.
Dia juga membantu desain ukuran kemasan. Seperti saat penciptaan
ukuran botol jus Mama Roz 600 mililiter (ml). Ia mengatakan, keputusan
untuk membuat kemasan 600 ml sudah melalui pemikiran mendalam. Dengan
ukuran botol yang tak terlalu besar, harapan Hendrik, konsumen dapat
menikmati jus Mama Roz sambil berolah raga. “Ukuran botol mudah
digenggam,” katanya.
Selain mudah digenggam, ukuran 600 ml juga muat dalam cup holder
mobil. Dengan ukuran ini, konsumen dapat menyediakan jus di kabin
kendaraan dan sesekali bisa menenggaknya bila jalanan macet atau pas
traffic light menyala merah.
Setelah aspek bisnis selesai dibuat, aspek pemasaran juga tak kalah
penting untuk dipikirkan. Untuk mendekatkan merek Mama Roz ke
masyarakat, Hendrik mencantumkan cerita tentang asal-muasal buah segar
yang terkandung dalam jus Mama Roz.
Hendrik terinspirasi dengan label produk sejenis yang mencantumkan
cerita seorang ibu di Tuscani, Italia, yang setiap pagi memetik buah
segar untuk disajikan sebagai jus anak-anak dengan cara tradisional.
“Supaya pelanggan Mama Roz merasakan kedekatan emosional,” katanya.
Dia sengaja membuat cerita dalam Bahasa Inggris sebagai salah satu strategi pemasaran dan membangun brand image
Mama Roz. Sebab, sampai saat ini masyarakat Indonesia masih lebih
percaya dengan produk makanan dan minuman impor asal Eropa. Selain itu,
untuk menarik pembeli, dia juga memperkaya tampilan label Mama Roz
dengan gambar dan grafik lebih beragam.
Itulah sebabnya, Hendrik yakin, akan sulit mencuri perhatian pasar,
jika kemasan minuman buah segar ini tidak dikemas dengan tampilan mewah
dan mahal. “Bukan saya tidak cinta Indonesia, tapi ini merupakan
strategi pengenalan brand,” kata Hendrik.
Ia mengakui, kentalnya sentuhan barat ini, membuat produknya sering dikira merupakan waralaba luar negeri atau produk impor.
Menurutnya penguatan brand image melalui label dan kemasan
sangat penting. Sebab, sebagai produk yang memiliki banyak pesaing, Mama
Roz hanya memiliki satu kali kesempatan untuk memberi kesan baik bagi
konsumen. “Kita hanya memiliki satu kali kesempatan untuk memenangkan
hati konsumen ketika melihat banyak produk jus berjajar di etalase.
Karena itu, kita harus menyajikan kemasan yang menarik,” imbuhnya.
Selain kualitas produk dan kemasan, sistem TI dan call center yang
mumpuni juga sangat penting. Bagi Hendrik, infrastruktur yang baik untuk
layanan pesan-antar menjadi kebutuhan yang tak bisa dipandang sebelah
mata.
Dia mengaku membutuhkan waktu enam bulan untuk men-set up seluruh infrastruktur pesan-antar dan call center
sebelum benar-benar menjalankan bisnis jus ini. Dengan infrastruktur
yang kuat, Hendrik yakin, pelanggan Mama Roz yang dulunya hanya puluhan
orang bisa terus meningkat menjadi ratusan dan bahkan ribuan pelanggan.
Setelah layanan pesan-antar menuai sukses, dalam jangka waktu tiga
bulan, Mama Roz juga telah menembus pasar swalayan kelas premium.
Kini, senyum Hendrik bisa lebih lebar lagi. Lihat saja, meski baru
berjalan enam tahun, penjualan jus Mama Roz telah mencapai rata-rata
50.000 botol per bulan. “Saya ingin bisnis perdana saya ini sukses,”
ujar Hendrik.
Hendrik Setiawan memang mengambil jalur jualan jus di segmen yang
berbeda. Namun perbedaan inilah yang mengantarkan Hendrik meraih sukses
dalam mengembangkan bisnis. Berkat langkah bisnis yang berbeda itu pula,
kini jus bermerek Mama Roz ini mulai menjajal pasar ekspor ke negeri
jiran.
Untuk meraih kesuksesan dalam berbisnis memang butuh keberanian.
Keberanian untuk membawa ide yang berbeda dan keberanian mengambil
risiko dari perbedaan yang ditawarkan tersebut.
Keberanian itu pula yang ditempuh Hendrik Setiawan untuk meraih
sukses membangun bisnis jus buah segar Mama Roz. Langkah berani itu
ditunjukkan Hendrik dengan memproduksi jus segar tanpa pengawet dan
hanya mampu bertahan selama tiga hari saja.
Namun dengan merendah Hendrik mengatakan, dia berani berbisnis jus di
luar cara konvensional itu karena memang tak punya pengalaman di
industri jus. “Ibaratnya seperti blessing in disguise. Karena tidak tahu
justru jadi berani,” kata Hendrik.
Hendrik sempat berpikir, seandainya dia tahu seluk-beluk berbisnis
jus, mungkin dia tidak akan membuat jus yang hanya mampu bertahan selama
tiga hari. Dari sisi hitungan bisnis, langkah ini sangat berani. Sekali
barang tidak laku, melayanglah modal usaha.
Bagi orang lain, sambung Hendrik, membuat jus yang hanya mampu
bertahan selama tiga hari saja, mungkin hanya pemikiran pebisnis edan
saja. Namun bagi Hendrik, seedan apa pun ide itu, tetap harus
diperjuangkan untuk mengetahui secara pasti hasilnya.
Ide memberikan layanan pesan-antar juga ide berbeda dalam berbisnis
jus. Namun bagi Hendrik, pesan antar ini menunjukkan kepedulian dia
terhadap pelanggan. Selain itu, dengan pesan antar ini merek Mama Roz
menjadi semakin dikenal. “Aset terbesar dan terpenting dari sebuah
perusahaan adalah brand. Dan bagi kami, brand itu tercipta dari tiga hal penting yaitu kenyamanan, kemudahan, dan layanan Mama Roz jus,” imbuhnya.
Dengan brand yang sudah kuat inilah, Mama Roz pun mulai mengembangkan pemasaran dengan cara menjajaki kerja sama atau co-branding
dengan vendor-vendor yang memiliki pelanggan luas. Kerja sama tersebut
dapat berupa pemberian gratis satu botol jus buah segar Mama Roz dalam
transaksi tertentu. Hal ini ditempuh Hendrik agar dapat meraih pelanggan
yang lebih luas lagi.
Untuk mendukung pengembangan pasar itu, ia pun tengah membangun
pabrik jus buah segar Mama Roz di kawasan Cikupa, Tangerang. Hendrik
perlu membangun pabrik karena permintaan jus Mama Roz ini terus
meningkat dari hari ke hari.
Rencananya, pabrik jus tersebut akan mulai beroperasi pada
pertengahan 2012 mendatang. Pabrik ini nanti akan dilengkapi dengan
mesin pembuat jus yang modern dan higienis dengan kapasitas produksi
tinggi.
Faktor lain agar brand Mama Roz tetap melekat di hati penikmat jus
buah segar karena Hendrik rajin mengeluarkan produk jus buah rasa baru.
Hendrik menyatakan, penyegaran pasar melalui produk baru ini dapat
mendongkrak omzet hingga 50% sampai 100%. “Karena bersaing di industri
minuman, kami harus kreatif dan rutin memperkenalkan rasa baru secara
berkala,” tandas Hendrik.
Pengembangan dan perluasan pasar jus buah segar Mama Roz juga akan dilakukan dengan memperkenalkan brand kedua atau second brand
dari produk jus selain Mama Roz. Ekspansi peluncuran produk baru ini
dilakukan agar jus buah segar dapat dinikmati oleh seluruh kalangan dan
tidak terbatas pada kalangan kelas menengah atas saja, Lihat saja,
produk jus baru ini harganya lebih murah 30% dari harga jual jus Mama
Roz.
Meski harga lebih murah, tak berarti menurunkan standar mutu dan
kualitas. Hendrik menegaskan, jus buah ini tetap terbuat dari buah segar
tanpa menggunakan konsentrat dan pengawet. “Kami ingin menjangkau pasar
anak muda yang lebih luas dan tetap berusaha mengampanyekan hidup
sehat,” jelas Hendrik.
Hendrik juga mulai melirik pasar ekspor ke Malaysia. Hendrik mengaku
kini tengah mematangkan konsep ekspor tersebut agar lebih efisien. Dia
punya dua pilihan, apakah dengan membangun pabrik di Malaysia atau
langsung mengirim jus dari Tanah Air.
Sumber : wirasmada.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar