Arief Yahya menjabat sebagai Dirut Telkom sejak perombakan yang
dilakukan oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Dirut Telkom yang baru ini
resmi dilantik pada rapat umum pememegang saham (RUPS), Jumat, 11 Mei
2012 yang lalu. Selepas dilantik, ia melanjutkan PR yang ditinggalkan
kepemimpinan terdahulu, termasuk melakukan reorganisasi Telkomsel.
Langkah ini diperlukan mengingat Telkomsel merupakan anak emas Telkom
yang menopang 60% omzet Telkom.
Arief Yahya telah ditunjuk untuk menggantikan Rinaldi Firmansyah
untuk menjadi Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).
Padahal, masa jabatan Rinaldi belum berakhir. Dahlan Iskan mengungkapkan
alasan bahwa pergantian Dirut ini untuk menjadikan Telkom lebih baik.
Arief bukan orang baru di Telkom. Ia telah bergabung dengan Telkom
sejak 1986 dengan karier yang terus menanjak sebelum mencapai posisi
puncak sebagai direktur utama. Sebelum menjabat sebagai dirut, ia pernah
menjabat beberapa posisi penting dalam jajaran Telkom, seperti Kepala
Divisi Regional V (Jawa Timur), Kepala Divisi Regional VI (Kalimantan),
Chief of Telkom’s Transformation Team, dan Telkom Director of Enterprise
& Wholesale.
Dirut Telkom, Arief Yahya dan Masa Depan Telkom
Gelar Sarjana diperoleh dari Institut Teknologi Bandung bidang
Elektro dan gelar Master bidang Telecommunications Engineering dari
University of Surrey, Inggris. “Pertumbuhan Telkom harus di atas
rata-rata pertumbuhan industri nasional. Kalau nasional 6,1 (persen),
kita 6,4 persen,” janjinya saat diangkat jadi Direktur Utama PT Telkom,
Jumat (11/5).
Direktur Utama Telkom yang baru saja diangkat, Arief Yahya akan
memfokuskan pertumbuhan bisnis Telkom menjadi 6,4 persen tahun ini.
“Pertumbuhan Telkom harus di atas rata-rata pertumbuhan industri
nasional. Kalau nasional 6,1 (persen), kita 6,4 (persen),” ungap dia
kepada wartawan di Jakarta, Jumat (11/5).
Selain itu, Arief juga akan menambah broadband yang lebih bagus untuk
salah satu produk internetnya yaitu Speedy. Tak hanya itu, dia juga
akan mengembangkan produk layanan dan bisnis dan protofolio konsumen.
Saat ini, bisnis Telkom difokuskan pada Telecommunication,
Information, Media dan Entertainment (TIME). “Itu akan kita akselerasi,”
kata dia. Lebih lanjut Arief mengatakan bahwa untuk IME akan lebih
banyak ke aliansi dan akuisisi. “Berdasarkan customer protofolio kita
akan pertajam terus,” kata dia. Selain itu untuk beberapa divisi lain
yaitu untuk consumer, bisnis layanan, business enterprise service, dan
wholesale akan terus dipertajam.
Sementara itu untuk pendapatan perseroan, Arief menargetkan untuk
tumbuh sebesar 8 persen tahun ini. Tahun lalu, laba Telkom diketahui
turun 4,95 persen menjadi Rp 10,96 triliun dibandingkan dengan laba
tahun 2010. Sementara untuk kuartal pertama tahun ini, laba Telkom
tumbuh 17,5 persen menjadi Rp 3,32 triliun dibandingkan periode yang
sama tahun lalu.
Di bawah kepemimpinannya, Telkom juga aktif melakukan kegiatan
kepedulian lingkungan, seperti melakukan efisiensi energi di gedung
perkantoran, menghemat penggunaan kertas sebanyak 9.766 rim kertas, dan
mengembangkan penggunaan energi terbarukan berupa base transceiver
station (BTS) yang menggunakan energi sinar matahari. Saat ini Telkom
telah memiliki 170 BTS yang menggunakan energi sinar matahari dengan
investasi Rp150 miliar. Selain itu, Telkom juga melakukan pengelolaan
limbah perusahaan, pemberdayaan masyarakat, serta mengadakan penyuluhan
dan pelestarian lingkungan bersama masyarakat sekitar.
Sebagai salah satu perusahaan pelat merah, Telkom tidak lantas
menjadi besar kepala dan selalu berorientasi pada keuntungan semata.
Dibawah kepemimpinan Dirut Telkom yang baru, nyatanya Telkom juga
agresif dalam memelihara kelestarian lingkungan. Aksi sosial terhadap
lingkungan terus digalakkan secara berkelanjutan dari kepemimpinan
terdahulu, ini diungkapkan Direktur Utama Telkom Arief Yahya disela
penganugerahan gelar “Green CEO 2012” kepada 20 CEO Perusahaan Indonesia
dari berbagai sector usaha yang diprakarsai Majalah Warta Ekonomi di
Jakarta.
Sumber : internet.lintas.me/go/donigunn.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar