Selasa, 04 Desember 2012

Berbisnis Property Tanah Abang


Siapa yang tak pernah ke Tanah Abang? Sejak dulu, Tanah Abang memang dikenal sebagai pusat grosir terlengkap di Jakarta dengan harga murah. Tanah Abang yang kita kenal dulu, padat, kumuh, sumpek, serta rawan tindak kriminalitas.

Namun, kini siapa yang tak senang berbelanja di Tanah Abang? Pusat grosir itu kini sudah berubah image menjadi modern dan lebih lengkap, ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Ternyata, hal itu berkat sentuhan tangan seorang Raditya Priamanaya Djan. Pria kelahiran Jakarta, 17 April 1977. Pengusaha muda satu ini, sukses mengubah Tanah Abang sejak 2003 di mana kala itu Tanah Abang mengalami kebakaran hebat.

Namun, pengusaha yang akrab disapa Pria ini memberanikan diri membangun Tanah Abang menjadi lebih modern. Dari sebelumnya tiga lantai, kini menjadi 18 lantai. Sarana pun dilengkapi dengan lift, eskalator, lahan parkir, hingga lebih dari 13 ribu tenant.

"Kami, pengusaha properti mencoba bangun Tanah Abang pada 2003, tak mudah untuk bersosialisasi ke pedagang. Karena mereka umumnya ingin Tanah Abang tetap dibangun yang sama persis dengan yang dulu di 1970, namun kami tetap bergerak menjadikan Tanah Abang menjadi modern, terbukti dari semula hanya 3.000 kios yang dikelola turun menurun, kini sudah lebih dari 13 ribu tenant di Blok A dan Blok B,” kata alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FEUI) itu belum lama ini.

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua Kompartemen Pemberdayaan Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengklaim hampir 70 ribu pengunjung datang ke Tanah Abang per hari. Bahkan lulusan sarjana dari Australia dan Amerika Serikat banyak yang akhirnya berdagang di Tanah Abang.

“Karena puas dan modern sekarang, pulang dari luar negeri tinggal jualan, punya kios, meja, kursi, sama laptop, omzetnya sudah luar biasa. Desainer ternama Itang Yunas saja punya 30 kios di Tanah Abang,” jelas warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini.

Di usianya yang masih muda ini, Pria sukses menjalani karir dan usahanya. Terbukti dari riwayat karirnya dan menjabat sebagai direktur utama di enam perusahaan, yakni PT Priamanaya Energi, PT Austrodwipa Energi, PT Priamanaya Telekomunikasi, PT Langgeng Prosperity Dinamika, PT BPR Rasyid, PT Priamanaya Djan International.

Pria mengaku sudah memiliki bakat berbisnis sejak ia masih kecil lantaran ditularkan oleh ayah dan keluarganya yang pedagang. Saat ia kuliah pun, ia hobi berbisnis jual beli mobil antik hingga menjadi makelar tanah.

“Waktu mahasiswa saya mulai dagang, waktu kecil sekali saya ikut ayah saya kalau sedang bernegosiasi, keluarga saya adalah keluarga pedagang, saya beli mobil antik yang harganya Rp15 jutaan lalu dirapikan dan dimodifikasi, kemudian dijual lagi hasilnya untung. Saya juga pernah menjual gunting yang dibawa ayah saya waktu saya SMP, gunting berkardus-kardus enggak laku disimpan digudang, lalu saya jual di sekolah dan itu laku,” tutur siswa SMAN 3 Jakarta angkatan 1992-1995 ini.

Hingga kini, setelah ia sukses dalam mencapai setiap titian karirnya, Pria pun masih berkeinginan untuk menduduki jabatan Ketua Umum Hipmi periode 2011-2014. Ia mengklaim dari seluruh calon hanya ia yang memiliki kompetensi dan langsung terjun di dunia Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Saya adalah pengusaha sejak kecil menggeluti UMKM. Ke depan Hipmi harus terus seiring sejalan dengan pelaku UMKM, Hipmi harus mampu ciptakan pengusaha baru yang menengah, itu target saya,” tandas Pria.


Sumber : economy.okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar