Kamis, 06 Desember 2012

Sukses Lawrence Ellison


Lawrence (Larry) Ellison adalah pendiri Oracle, perusahaan pembuat software terbesar kedua dunia saat ini. Seperti pengusaha di bidang teknologi informasi lainnya yang kebanyakan drop-out perguruan tinggi, Larry pun demikian.
Ia keluar dari University of Illinois pada tahun kedua kuliah. Setelah itu ia membangun kariernya sebagai ahli data system. Ia tertarik mendirikan Oracle pada tahun 1977 setelah terinspirasi dari paper karya Edgar F. Codd mengenai database system berjudul “Relational Model of Data for Large Shared Data Banks.”
Ketika pertama kali mengetahui bahwa kedua orang tuanya bukanlah orang tua kandungnya, Larry merasa hidup terlalu kejam padanya. Layaknya bocah 12 tahun lainnya, ia menanggapinya dengan perasaan kecewa yang mendalam. Kehidupannya, yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, membuat jiwa pemberontak tumbuh di dalam dirinya. Larry tidak sadar, bahwa kerasnya kehidupan yang ia rasakan kelak akan menempanya menjadi salah satu orang paling sukses didunia.
Dibesarkan Orangtua Angkat
Berdarah Yahudi, Lawrence Joseph Ellison lahir pada 17 Agustus 1944 di Bronx, New York. Ibunya, Florence Spellman, saat itu baru berusia 19 tahun dan belum menikah. Siapa ayahnya hingga kini masih menjadi misteri. Pada usia 9 bulan, Larry terkena penyakit pneumonia. Ia lalu diserahkan pada bibinya di Chigago untuk diadopsi.
Maka sejak saat itu, Larry dibesarkan oleh Lilian Spellman Ellison dan suaminya, Louis Ellison. Dari kedua orang tua angkatnya inilah Larry memperoleh nama Ellison. Mereka tinggal disebuah apartemen sederhana di South Shore, Chigago, di mana banyak keturunan Yahudi kelas menengah ke bawah tinggal.
Larry kecil, meskipun menyimpan jiwa pemberontak didalam dirinya, dia adalah anak yang cerdas. Ia terutama sekali menyukai pelajaran matematika dan ilmu pasti. Ketika berumur 12 tahun, ia baru mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung keluarga Ellison. Hal ini cukup membuatnya menyerah, tapi ia tidak menyerah.
Drop Out Kuliah Karena Kurang Biaya
Setelah lulus SMA, Larry melanjutkan kuliah di fakultas Fisika Universita Illinois, Urbana, Champaign. Larry mengingat ibu angkatnya sebagai sosok yang hangat dan penuh cinta. Sebaliknya, ayah angkatnya memiliki sifat yang keras, kurang mendukung dan tidak ramah. Peruntungan Larry berubah ketika ibu angkatnya meninggal. Selama ini, ibu angkatnya inilah yang menjadi sandaran ekonomi keluarga mereka. Akibatnya, Larry terpaksa berhenti kuliah pada akhir tahun kedua masa studinya. Meski begitu ia sempat menyabet penghargaan sebagai Science Student of The Year.
Larry Ellison lalu memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk kehidupan dia dan ayahnya. Segala macam pekerjaan dilakoninya. Sisa dari penghasilan, sedikit demi sedikit ditabungnya. Ia memiliki impian, suatu waktu nanti dapat melanjutkan kuliahnya dengan biaya sendiri.
Setelah tabungannya terkumpul agak banyak, Larry mendaftar pada Univeritas Chigago. Hanya satu semester ia kuliah. Rupanya dana yang dimiliki Larry tidak cukup untuk membiayai semua kebutuhan pendidikannya. Ia pun lalu keluar dari tempat itu, lagi-lagi karena terkendala masalah dana.
Menerjuni Dunia Komputer
Ayahnya yang memang dikenal sebagai sosok yang kurang mendukung, meyakinkan Larry bahwa ia tidak dapat berbuat apapun untuk hidupnya. Larry tidak putus asa. Kata-kata ayahnya ini justru dijadikannya cambuk untuk memilih nasibnya sendiri. Larry ingin memberikan bukti pada ayahnya bahwa ia bukanlah seperti yang ayahnya kira.
Sebagai pengganti kuliahnya, Larry memilih mengambil kursus komputer dengan biaya relative murah. Ia bekerja di departemen store untuk membiayai hidupnya dan juga kursusnya. Di tempat kursus inilah ia mulai menumbuhkan kecintaannya terhadap dunia komputer.
Membangun Oracle
Setelah selesai kursus, Larry memutuskan pindah ke Berkeley California. Dengan membawa sedikit uang, hanya cukup untuk membeli fast food, ia bertekad memperoleh penghidupan yang lebih layak, Bermodalkan ijasah kursusnya, selama delapan tahun berikutnya Larry terus berpindah-pindah kerja. Awalnya, ia bekerja sebagai teknisi computer di Fireman’s Fund. lalu bekerja di Bank Wells Fargo, juga sebagai teknisi komputer.
Karier Larry baru benar benar berkembang setelah ia bekerja di Ampex sebagai programmer. Ketika bekerja ditempat ini, Larry menciptakan sebuah system database canggih yang dinamakan Oracle. Oracle diciptakan setelah Larry membaca makalah yang ditulis oleh Edgar F Codd berjudul “A Relational Model of data for Large Shared Data Bank”. Atasan Codd di IBM mungkin gagal melihat nilai komersil dari pemikirannya, namun tidak dengan Larry. Jiwa bisnis larry berkata bahwa konsep Structured Query Language (SQL) hasil pemikiran Codd jika dikembangkan dengan tepat akan mendatangkan banyak uang.
Maka pada tahun 1977, bersama dengan CEO Ampex, Robet Miner dan rekannya Ed Oates, Larry mendirikan perusahaan miliknya sendiri dengan nama Software Development Labs. Modal yang digunakan hanya sebesar $2000 USD. Tahun 1979, nama perusahaan ini berganti menjadi Relational Software Incorporation sebelum berubah lagi menjadi Oracle Corporation di tahun 1983.
Perusahaan ini berhasil memenangkan kontrak membangun system manajemen database relational milik Central Intelligent Agency (CIA). Sukses dengan pekerjaan pertamanya, Oracle kebanjiran pesanan. Perusahaan-perusahaan besar macam Wright Patterson Air Force Base dan IBM telah menanti untuk digarap. Nama Oracle pun menanti untuk berkibar.
Pelajaran dari larry Ellison : Totalitas Bisa Berarti Segalanya!
Dengan serangkaian strategy akuisisinya, Larry Ellison berhasil menambah market sharenya dari Oracle. Larry juga pernah menjabat sebagai direktur di Apple Computer Inc, berjasa membawa Oracle menjadi perusahaan software terbesar kedua didunia setelah Microsoft. Ia dikabarkan getol mengobarkan perang menjadi yang pertama. Persaingan keduanya ramai dibicarakan di Silicon Valley.
Larry menolak jika ia selalu dikait-kaitkan dengan ambisi untuk menjatuhkan Microsoft dari puncak. “Percaya atau tidak, saya menghabiskan sebagian besar waktuku untuk memikirkan rangkaian e-bussiness kami”, server aplikasi kami, server database kami…” ucap larry meluruskan. Maksudnya, ia tetap tidak terganggu dengan keberadaan pesaingnya itu. Semua hal yang dilakukannya semata untuk kepentingan Oracle. Justru totalitas yang matang ditempa kerasnya kehidupan semacam inilah yang menjadikan Larry Ellison sebagai musuh yang paling diamati oleh Bill Gates.
Sumber : enterprenur.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar